Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Jangan Asal Ngomong, Ini 7 Etika dalam Review Makanan!

Potret menu buka puasa Serumpun Melayu di Oakwood Hotel and Residence Surabaya (IDN Times/Fasrinisyah Suryaningtyas)

Membuat ulasan atau review makanan kini menjadi salah satu aktivitas yang populer di kalangan masyarakat. Tak hanya food vlogger atau food influencer, setiap orang bisa melakukannya. Tujuan utama mereka melakukan hal tersebut untuk memberikan rekomendasi makanan kepada orang lain.

Saat memberikan ulasan, tentu mereka memiliki banyak pendapat sesuai selera masing-masing. Mulai dari cita rasanya, tampilan makanan, hingga pengalaman saat menikmati makanan di restoran atau mencicipi menu tertentu. Dari ulasan tersebut, orang yang melihatnya akan menimbang, antara tertarik untuk mencicipinya atau sebaliknya.

Namun, ada beberapa hal yang harus diperhatikan saat memberikan ulasan terhadap makanan. Salah satunya memahami etika yang bertujuan menghargai para pelaku usaha kuliner. Mengingat dalam beberapa waktu terakhir tak sedikit tempat makan yang gulung tikar akibat "ulah" para food vlogger.

Kira-kira apa saja etika yang perlu diperhatikan dalam mengulas atau review makanan? Simak informasi lengkapnya berikut ini, yuk!

1. Datang dengan sopan

Ilustrasi tamu datang ke restoran (unsplash.com/kaylahotto)

Saat datang ke sebuah restoran atau tempat makan dengan tujuan membuat ulasan atau review makanan, kamu harus menunjukkan sikap yang sopan, termasuk dalam hal berpakaian. Apalagi kalau tempatnya fine dining, aturan berpakaian harus bisa menyesuaikan.

Jika kebetulan pihak restoran mengundangmu, maka kamu juga harus tetap bersikap sopan. Jangan mentang-mentang diundang, kamu bertindak seenaknya sendiri saat datang dan meminta layanan yang istimewa. Bahkanm beberapa influencer yang diundang lebih suka datang layaknya tamu biasa, agar pengalaman yang didapat bisa senatural mungkin.

Begitu pula saat memesan makanan, sampaikan dengan sopan kepada pramusaji makanan apa saja yang ingin kamu santap. Jika baru pertama kali ke sana, kamu juga bisa bertanya tentang menu yang best seller. 

Pramusaji biasanya akan memberikan beberapa rekomendasi makanannya. Jangan lupa mengucapkan terima kasih kepadanya, ya!

2. Mencicipi makanan secara menyeluruh

Ilustrasi orang makan salad (unsplash.com/pablomerchanm)

Sebelum memberikan ulasan, pastikan kamu sudah mencicipi semua komponan makanan secara menyeluruh. Komponen yang dimaksud di sini mulai dari tekstur, aroma, rasa, atau bahkan aftertaste-nya. Hindari menilai makanan dari satu gigitan atau bagian tertentu saja. 

Jika dalam satu menu terdapat beberapa jenis saus cocolan, kamu bisa memadupadankan lauk dengan setiap saus untuk mendapatkan gambaran rasa yang lebih lengkap dan variatif.

Hal tersebut akan bantu memberikan penilaian yang adil. Ulasan yang detail juga lebih bermanfaat bagi pembaca yang ingin mencoba makanan tersebut.

3. Beri ulasan yang objektif

Ilustrasi orang makan (unsplash.com/alexhaney)

Ulasan yang objektif dan apa adanya sangat diperlukan, baik orang yang akan membaca atau menonton ulasanmu, serta pihak restoran nantinya.

Kamu bisa memulainya dari tampilan makanan. Misalnya pada steik, jelaskan bagaimana penampilannya saat disajikan di meja, warnanya atau tampilan luarnya, serta pelengkapnya aja saja.

Ceritakan juga pengalamanmu saat mengiris steik tersebut, apakah benar-benar empuk atau sebaliknya. Kemudian, bagaimana warna bagian dalam daging jika kamu memesan tingkat kematangan yang medium, sensasi gigitan pertama, tekstur daging, hingga buat perbandingan saat menyantap steik dengan atau tanpa saus.

Ingat, apa adanya bukan berarti bisa berkata seenaknya, ya! Apa adanya berarti tidak melebih-lebihkan maupun mengurangi sesuatu yang disampaikan. Hindari kata "enak" atau "tidak enak." Sebaiknya gambarkan secara obyektif rasa dan tekstur makanan tersebut.

Misalnya, "Makanan ini didominasi rasa manis dengan sentuhan sedikit rasa asam. Bagi pencinta manis, pasti akan menyukainya. Namun, bagi yang gak suka manis, mungkin akan merasa kurang nyaman, atau gak bisa makan banyak." Jadi, pembaca atau penonton dapat menangkap secara utuh gambaran rasa dan tekstur makanan tersebut secara obyektif.

4. Gunakan kalimat yang sopan dan jujur

Potret interaksi pembeli dan barista di kafe (unsplash.com/kylry)

Berbicara tentang "kalimat yang sopan dan jujur" ini pasti mengingatkanmu pada tokoh kuliner legendaris, almarhum Bondan Winarno. Beliau selalu menggunakan bahasa yang sangat sopan dan jujur setiap kali mengulas makanan.

Jargon andalannya adalah "Maknyus!" yang menunjukkan makanan tersebut approved dan enak di lidahnya . Sekiranya ada makanan yang kurang enak, beliau tetap menggunakan kalimat yang sopan dan sama sekali tidak menjatuhkan para pelaku usaha kuliner. Kamu bisa mencontoh cara Pak Bondan mengulas makanan ini dengan menonton video-video lamanya.

5. Sertakan foto atau video yang relevan

Ilustrasi steik daging (unsplash.com/covertnine)

Jika kamu memberikan ulasan makanan secara tertulis, sertakan gambar yang relevan dan diambil dari berbagai sudut dengan pencahayaan yang bagus. Foto paling awal tentu saja tampilan makanan saat baru disajikan. Kemudian, tampilan makanan yang sudah dipotong atau dicampur dengan kondimen lainnya.

Sementara itu, kalau kamu memberikan ulasan berupa video, ambil rekaman yang relevan dan jelas. Tunjukan makanan saat baru disajikan dan saat disantap. Jika memungkinkan atau restoran memiliki konsep open kitchen, kamu bisa merekam proses pembuatannya. 

Foto, video, dan ulasan yang "jujur" akan membantu pembaca mendapatkan gambaran visual yang nyata tentang makanan tersebut. Ulasanmu juga akan lebih menarik dan informatif. Selain itu, hindari penggunaan filter dan editan berlebihan yang akan membuat makanan terlihat berbeda dari aslinya.

6. Sampaikan kritik secara langsung

Ilustrasi interaksi pembeli dan barista di kafe (unsplash.com/jcrod)

Kamu pasti pernah melihat kasus food vlogger yang mengkritik makanan melalui video atau gambar dan mengunggahnya di akun mereka, kan? Meski berdalih agar pelaku usaha kuliner bisa berbenah dan belajar dari kesalahan, tetapi seharusnya hindari hal tersebut. Kita sebagai penonton juga tidak tahu apa motif sebenarnya di balik kritik yang disampaikan di ranah publik tersebut.

Food influencer Farchan Noor Rachman melalui video yang diunggah di akun TikTok-nya, @efenerr, menyampaikan bahwa influencer sebaiknya tidak perlu menjatuhkan pengusaha, meski ada hal yang kurang berkenan, baik dalam segi rasa, pelayanan, atau lainnya.

"Kritik dan saran bisa disampaikan langsung kepada pengusaha, sehingga mereka bisa langsung memperbaiki hal tersebut. Dengan begitu, tak ada pihak yang merasa dirugikan," ujarnya dalam sebuah video yang diunggah pada 1 Oktober 2024.

Farchan meklanjutkan bahwa bisnis F&B adalah bisnis yang fragile dengan variabel yang amat sangat banyak. Mulai dari modal, bahan baku, tempat, hingga sumber daya manusia. Semuanya tentu saling berkesinambungan untuk menciptakan usaha yang maju atau sebaliknya. "Kalau tidak puas, beri tahu kami. Kalau puas, beri tahu kawan," tuturnya.

7. Mengapresiasi pelaku usaha kuliner

Ilustrasi pelaku usaha kuliner (unsplash.com/sevcovic23)

Dalam setiap ulasan, jangan lupa memberikan apresiasi kepada para pelaku usaha kuliner, terutama jika mereka menunjukkan pelayanan yang baik kepada tamu yang datang. Kamu bisa menyebutkan hal-hal positif yang dijumpai. Misalnya keramahan staf, kebersihan tempat, cara penyajian yang unik, atau konsep unik restoran tersebut.

Apresiasi ini akan memberikan dorongan positif bagi para pelaku usaha kuliner. Pastikan kamu menyampaikannya secara apa adanya dan jujur. Jika ada yang kurang berkenan dari pelayanan, sampaikan secara langsung kepada pihak yang terkait dan tidak perlu disebarkan.

Demikian beberapa etika dasar memberikan ulasan atau review makanan. Dengan memahami etika tersebut, kamu bisa membantu pembaca atau penonton membuat keputusan, sekaligus mendukung bisnis kuliner secara positif. 

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Fasrinisyah Suryaningtyas
Dewi Suci Rahayu
Fasrinisyah Suryaningtyas
EditorFasrinisyah Suryaningtyas
Follow Us