3 Fakta Lempah Kuning, Lezatnya Olahan Ikan Pulau Bangka

- Lempah merupakan makanan berkuah yang menjadi lauk pauk sehari-hari di Bangka, salah satunya adalah lempah kuning.
- Lempah kuning terbuat dari ikan dengan bumbu kuning, masuk dalam Warisan Budaya Tak Benda, dan disantap bersama nasi untuk kehangatan keluarga.
- Ikan laut dan air tawar digunakan untuk membuat lempah kuning dengan bumbu kuning yang memberi rasa gurih, asam, pedas. Makan bersama untuk mempererat solidaritas dan kebersamaan.
Lempah merupakan istilah yang digunakan oleh orang Melayu Bangka untuk istilah 'sayur' atau makanan yang berkuah. Jadi, lempah tidak mesti berisi sayuran. Lempah sudah menjadi makanan sehari-hari untuk warga Bangka, makanan ini pun mudah ditemukan di warung atau restoran.
Salah satu lempah yang populer di bangka adalah lempah kuning yang terbuat dari ikan dengan bumbu kuning yang lezat. Makanan ini juga masuk ke dalam Warisan Budaya Tak Benda, lho. Buat kalian yang mencari tahu informasi tentang lempah kuning, simak artikel berikut, yuk!
1. Hidangan olahan ikan khas Bangka

Lempah merujuk pada makanan berkuah yang menjadi lauk pauk. Lempah diduga diambil dari istilah melayu yaitu 'lem' dan 'rempah'. 'Lem' artinya 'merekatkan' atau menyatukan sedangkan 'pah' berarti 'rempah-rempah'.
Salah satu jenis lempah kebanggaan orang Bangka adalah lempah kuning. Bahan baku lempah ini adalah ikan, hal ini merujuk pada kondisi geografis Pulau Bangka yang dikelilingi oleh perairan yang kaya ikan. Sementara itu, istilah kuning mengacu pada bumbu kuning yang digunakan sehingga memberikan warna kuning-oranye pada lempah ini. Pada tahun 2015, lempah kuning masuk dalam Warisan Budaya Tak Benda lategori Kemahiran dan Kerajianan Tradisional.
2. Bisa menggunakan ikan air tawar atau ikan laut

Ikan yang digunakan untuk membuat lempah kuning bisa dari ikan laut maupun ikan air tawar. Ikan laut yang digunakana adalah ikan tenggiri, ikan pari, ikan kembung, kakap, atau tuna. Sementara itu, ikan air tawar yang biasa digunakan untuk membuat lempah kuning adalah gabus, lele, sepat, batok, atau lainnya.
Ikan tersebut diolah dengan bumbu kuning yang berupa kunyit, lengkuas, terasi, bawang merah, asam jawa, dan juga garam. Paduan bumbu dan ikan inilah yang memberi rasa gurih, asam, pedas yang memanjakan lidah penikmatnya. Disantap bersama nasi sambil makan bersama keluarga, tentunya akan menghangatkan suasana.
3. Simbol kehangatan dan kekeluargaan
Konon, lempah kuning ini sudah ada sejak zaman nenek moyang dan dilestarikan turun temurun ke anak cucunya. Oleh karena itu, lempah kuning sering menjadi hidangan sehari-hari dan juga hidangan saat hari besar.
Seperti kata lem dalam lempah yang artinya merekatkan, lempah kuning ini menjadi simbol kehangatan dan keakraban. Lempah kuning biasa disantap bersama dengan keluarga, teman, atau rekan untuk mengeratkan solidaritas dan menjalin kebersamaan.
Di Bangka, aturan makan paling tinggi adalah makan bersama tanpa menggunakan kursi meja atau lesehan. Hal ini punya nilai budaya yang disebut cicik togem, yang bermakna dengan makan bersama maka akan dihilangkan rasa kebencian dan perkelahian.
Tak hanya jadi masakan andalan sehari-hari, lempah kuning juga dihidangkan di berbagai momen penting di kalangan masyarakat Bangka. Kalian pernah mencoba olah ikan ini?