Jago Makan Pedas? Coba Dulu 7 Cabai Terpedas di Dunia Ini

Puluhan kali lebih pedas dari cabai rawit, ada Ghost Pepper yang memiliki tingkat kepedasan hingga lebih dari 1 juta SHU. Ghost Pepper atau Bhut Jolokia ini dibudidayakan di bagian timur laut India dan merupakan cabai hasil persilangan antara bonnet pepper (Capsicum chinense) dan cabai kathur (Capsicum frutescens).

Ghost Pepper yang sudah matang biasanya memiliki panjang 60-85 mm dan berwarna merah, kuning, oranye, ataupun coklat. Cabai yang 400 kali lebih pedas dari tabasco ini sering digunakan untuk membumbui kari, chutney, dan acar. 

Tidak tumbuh dengan alami, cabai Naga Viper ini sebenarnya 'diciptakan' oleh seorang petani asal Inggris bernama Gerald Fowler. Cabai dengan tingkat kepedasan nyaris 1.4 juta SHU ini terbentuk dari persilangan 3 cabai terpedas, yaitu ghost pepper, naga morich, dan trinidad scorpion.

Pada tahun 2011, Naga Viper mendapat rekor cabai terpedas di dunia oleh Guiness World Records, namun penghargaan ini tidak bertahan lama karena ditemukan cabai lain yang jauh lebih pedas dibanding Naga Viper. 

Cabai dengan nama lain Chocolate 7 Pod ini memiliki warna coklat tua sampai ungu tua dengan permukaan yang tidak rata. Cabai yang membutuhkan waktu 90 hari untuk matang ini akan mengeluarkan cairan berupa minyak capsaicin ketika dibelah. Cairan inilah yang menyebabkan 7 pot douglah memiliki rasa yang teramat pedas.

Untuk mereka yang benar-benar ahli dalam menahan rasa pedas, cabai ini dianggap memiliki rasa yang nikmat saat dimakan utuh-utuh ataupun dalam bentuk bubuk. Kalian berani gak tuh?

Cabai selanjutnya berasal dari Trinidad dan Tobago, tepatnya di Moruga. Dari kejauhan, cabai ini tampak seperti stroberi karena bentuknya yang membulat dan warna merahnya yang menarik. Tapi, siapa sangka, ternyata cabai ini memiliki tingkat kepedasan hingga  lebih dari 2 juta SHU. 

Tidak seperti cabai lainnya, cabai yang satu ini ternyata memiliki rasa sedikit manis selayaknya buah. Ketika pertamakali dimakan, rasa pedasnya masih terasa biasa saja, namun lama-kelamaan, kepedasannya semakin bertambah sampai akhirnya tidak tertahankan. 

Menembus 2.2 juta SHU, ada cabai Carolina Reaper yang memiliki bentuk unik, yaitu 'ekor' yang meruncing. Cabai super pedas ini berasal dari Rock Hill, Karolina Selatan, AS dan pertamakali dibudidayakan oleh Ed Currie dengan cara menyilangkan cabai Naga Pepper dengan cabai La Soufriere. 

Cabai ini juga memiliki ukuran yang cukup besar, dimana dua cabai Carolina Reaper yang sudah matang dapat berukuran sebesar telapak tangan. Dan saking pedasnya, seorang pria sampai dilarikan ke rumah sakit pada bulan April 2018 karena sakit kepala yang parah akibat memakan cabai ini. 

Meskipun memiliki ukuran yang sangat kecil, namun ternyata cabai Dragon's Breath ini memiliki tingkat kepedasan yang hampir mencapai 2.5 juta SHU dan 'dinobatkan' sebagai cabai kedua terpedas di dunia.

Cabai yang ditumbuhkan di Inggris ini ternyata memiliki kemampuan untuk membuat kulit mati rasa, sehingga dapat digunakan sebagai obat anestesi. Namun ngerinya, mengonsumsi cabai ini dapat menyebabkan kematian akibat tersedak. 

Dengan tingkat kepedasan lebih dari 3 juta SHU, sudah tak perlu diragukan lagi bahwa Pepper X adalah cabai terpedas di dunia dan sepanjang masa. Pepper X ini ternyata dihasilkann lewat persilangan antara berbagai cabai terpedas oleh 'pencipta' cabai Carolina Reaper, yaitu Ed Currie. 

Faktanya, cabai Pepper X ini telah diproduksi dalam bentuk saus loh gengs. Kalian berani mencicipinya gak?

Nah, itulah ketujuh cabai terpedas di dunia, guys. Jadi, kalian masih ngaku jago makan pedas nih?