10 Jajanan Tradisional Indonesia yang Diolah Melalui Proses Fermentasi
Indonesia memiliki beragam kuliner yang luar biasa lezat. Di antaranya banyak pula jajanan tradisional yang masih eksis sampai saat ini.
Beberapa jajanan khas Indonesia ternyata dibuat dengan proses fermentasi, lho. Penasaran ada apa aja? Inilah beberapa jajanan tradisional Indonesia yang diolah dengan cara fermentasi. Kamu sudah mencicipi semuanya, belum?
1. Gatot adalah jajanan khas Gunungkidul, Yogyakarta, dari hasil fermentasi ketela. Warnanya sedikit hitam dengan taburan kelapa di atasnya
2. Brem adalah ketan hitam yang diambil sarinya, lalu difermentasi semalaman penuh. Rasanya sangat khas dan terasa meleleh di dalam mulut
3. Tape ketan biasanya hadir saat hari raya Lebaran yang disajikan bersama aneka hidangan lain. Jajanan ini dibungkus daun pisang atau jambu
4. Peuyeum juga dikenal sebagai tapai singkong yang bisa ditemukan di berbagai daerah. Perpaduan rasa manis dan asamnya jadi favorit banyak orang
5. Kue pukis menggunakan bahan biang, berupa ragi instan untuk fermentasi. Sebelum dicampur bahan lainnya, biasanya didiamkan 4-10 jam dulu
6. Mandai terbuat dari kulit cempedak yang difermentasikan dengan air garam selama tiga hari. Setelah itu, biasanya cukup digoreng untuk camilan
7. Sekilas mirip yoghurt, dadiah bisa dijumpai di Minangkabau. Ternyata, memang terbuat dari susu kerbau yang difermentasi
8. Sebelum dikukus, adonan kue mangkok didiamkan selama dua jam supaya proses fermentasinya maksimal
9. Bika ambon juga diolah melalui proses fermentasi. Biasanya, adonannya difermentasi semalaman penuh sebelum dipanggang
10. Apem juga difermentasi, tetapi hanya 1-2 jam. Setelah diuleni sampai lembut supaya menghasilkan tekstur yang bersarang
Itulah sepuluh jajanan tradisional Indonesia yang ternyata hasil fermentasi. Di antara makanan-makanan fermentasi di atas, mana yang paling kamu sukai?
