Jarang Terdengar, 5 Kuliner Unik Khas Pinrang Sulawesi Selatan

Kue yang memiliki tampilan cantik ini terbuat dari tepung beras, telur, santan, gula, agar-agar, daun pandan, dan daun suji. Dahulu, kue sikaporo hanya boleh dinikmati oleh kaum bangsawan saja, lho.

Cita rasanya manis legit dengan tekstur padat nan lembut. Kue sikaporo termasuk hidangan penutup yang biasanya ada di acara pernikahan atau penyambutan tamu khusus.

Nasu palleko berbahan dasar daging bebek yang sebelumnya telah dipotong kecil-kecil menyerupai daging cincang. Selain daging bebek, saat ini warga mengkreasikan nasu palleko dengan daging ayam.

Hidangan yang rasanya akan semakin lezat saat disajikan dengan nasi hangat ini merupakan favorit masyarakat Pinrang. Nasu palekko paling banyak ditemui saat lebaran tiba dengan cita rasa gurih serta pedas berkat campuran cabai hijaunya yang melimpah. 

Kue katirisala atau talam ketan hitam gula merah terdiri dari dua lapisan. Lapisan atasnya terbuat dari campuran telur, santan, dan gula merah. Sedangkan lapisan bawah terbentuk dari beras ketan hitam.

Untuk membuat kue ini, mula-mula ketan direndam terlebih dahulu selama kurang lebih dua jam agar teksturnya lembut. Kemudian ketan hitam dihaluskan dan dicampur santan, lalu dicetak di dalam loyang. Langkah terakhir yaitu kukus adonan selama kurang lebih dua puluh menit.

Cita rasa kue katirisala manis legit dengan tekstur lembut yang menggugah selera. Biasanya masyarakat setempat menyajikan kue ini saat ada acara tertentu, seperti khitan atau pernikahan.

Kue burongko merupakan kudapan yang terbuat dari pisang. Buah tersebut sebelumnya dilembutkan lalu dicampur dengan telur, santan, dan gula pasir. Setelah tercampur rata, bahan-bahan tersebut kemudian dibungkus dengan daun pisang dan dikukus. 

Teksturnya lembut dan manis, paling nikmat disantap saat masih dingin. Kue ini sering ditemui pada acara pernikahan dan akikah.

Cucure tekne dikenal juga dengan nama beppa cella. Untuk membuat hidangan ini, mula-mula gula merah dicairkan terlebih dahulu dengan air di atas api sedang. Kemudian, gula merah yang sudah mencair seluruhnya disaring agar kotoran dari sisa pencairan gula merah tersebut tidak turut serta. Lalu tambahkan tepung terigu, tepung beras, dan air matang.

Kemudian, adonan dibentuk memanjang menggunakan sendok. Jangan lupa untuk memberikan taburan wijen. Goreng adonan menggunakan minyak panas serta api kecil. Cita rasa kue ini akan semakin nikmat jika disantap saat masih hangat.

Jika kamu berada di Sulawesi Selatan, jangan lupa untuk mengunjungi Pinrang, ya. Sebab, tak hanya wisata alam saja yang bisa kamu nikmati, tapi kulinernya siap menggoyang lidah dan memberikanmu kenangan manis!