Kenapa Kafe Sering Sajikan Kopi dengan Pastry, Bukan Jajanan Lokal?

- Pastry lebih universal dan sesuai dengan konsep modern
- Memiliki rasa yang lebih konsisten dan terjaga
- Lebih cocok dipadukan dengan secangkir kopi
Jika kamu pecinta kopi dan hampir setiap hari nongkrong di kafe atau coffee shop, pasti sering melihat etalase yang terisi penuh dengan berbagai jenis pastry. Namun, pernah nggak kamu bertanya-tanya, kenapa hampir semua kafe selalu menyajikan pastry sebagai menu pendamping untuk teman ngopi?
Mulai dari croissant, scones, sampai cinnamon roll seolah menjadi menu wajib yang nggak pernah ketinggalan disajikan kepada pelanggan. Sementara itu, jajanan tradisional yang juga lezat dan variatif, malah jarang sekali terlihat di etalase kafe. Fenomena ini sebenarnya bukan kebetulan, lho.
Ada banyak faktor yang membuat pastry lebih dipilih dibandingkan jajanan tradisional daerah setempat. Nah, buat kamu yang penasaran kenapa pastry sangat mendominasi di kafe, kamu bisa menyimak penjelasannya dalam artikel berikut, ya!
1. Lebih universal dan sesuai dengan konsep modern

Pastry memiliki cita rasa yang lebih universal, sehingga akan dengan mudah diterima oleh berbagai kalangan. Selain itu, coffee shop atau kafe itu sendiri sangat lekat dengan nuansa kekinian dan gaya hidup modern. Kehadiran beberapa jenis pastry seperti croissant, scones, atau cinnamon roll akan membuat suasana ngopi terasa lebih kekinian dan sejalan dengan citra yang mereka bangun.
Berbeda dengan jajanan tradisional yang biasanya lebih terikat pada konteks budaya atau daerah tertentu, pastry justru membawa kesan lebih netral dan fleksibel. Hal ini membuatnya dapat menyatu dengan konsep interior, menu, hingga branding kafe itu sendiri. Jadi, tidak heran jika pastry menjadi menu pendamping untuk menikmati secangkir kopi di kafe.
2. Memiliki rasa yang lebih konsisten dan terjaga

Pastry memiliki cita rasa yang lebih konsisten dan terjaga karena dibuat dengan resep yang baku dan standar yang jelas. Banyak kafe yang mendapat suplai pastry langsung dari bakery, sehingga kualitasnya akan seragam di setiap outlet.
Hal ini memberi kepastian bagi pelanggan, karena rasa pastry yang akan mereka nikmati hari itu akan sama enaknya dengan yang mereka coba di minggu depan. Berbeda halnya dengan jajanan tradisional yang sering bergantung pada keterampilan tiap individu, perbedaan bahan, hingga cara pengolahannya. Akibatnya, rasa dan teksturnya bisa berubah-ubah meskipun namanya hidangannya sama.
3. Lebih cocok dipadukan dengan secangkir kopi

Selain tampilannya yang modern dan konsisten, pastry dinilai lebih cocok dipadukan dengan secangkir kopi karena rasa dan teksturnya yang ringan. Umumnya pastry memiliki cita rasa manis, buttery, lengkap dengan tekstur flaky yang bisa menyeimbangkan karakter kopi tanpa saling mendominasi.
Saat menyeruput kopi, tiap gigitan dari pastry yang kamu pesan juga bisa menjadi pelengkap yang harmonis. Sementara itu, banyak jajanan tradisional yang sering menggunakan bahan lokal seperti santan, gula merah, atau bumbu yang rasanya dominan, berminyak, dan pekat. Cita rasa dari bahan-bahan ini juga terkadang bertabrakan dengan profil kopi yang kompleks.
4. Memiliki ketahanan yang lebih panjang atau awet

Jika dibandingkan dengan jajanan tradisional, pastry memiliki ketahanan yang lebih panjang atau lama. Hal ini membuatnya jauh lebih praktis jika disajikan sebagai menu pendamping di kafe. Proses baking pada pembuatan pastry membuat kadar airnya berkurang dan menjadikannya lebih awet meski disimpan hingga 1–2 hari.
Hal tersebut sangat membantu operasional kafe yang biasanya memajang makanan sepanjang hari agar selalu terlihat segar. Sebaliknya, jajanan tradisional umumnya menggunakan bahan campuran basah seperti santan, kelapa parut, atau isian seperti ayam suwir dan rogut. Kadar air yang tinggi pada jajanan tersebut membuatnya lebih cepat basi dan hanya tahan beberapa jam saja.
Dengan beberapa alasan di atas, kini lebih mudah dipahami kenapa banyak kafe lebih memilih menyajikan pastry daripada jajanan tradisional sebagai menu pendamping. Kehadirannya bukan sekadar teman ngopi, tetapi juga bagian dari citra modern yang ingin dibangun.