Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Kenapa Ketinggian Tanah Berpengaruh pada Rasa Kopi?

ilustrasi kopi
ilustrasi kopi (unsplash.com/Julia Florczak)
Intinya sih...
  • Ketinggian tanah memengaruhi suhu, tekanan, dan kecepatan pematangan buah kopi. Ini kemudian yang menentukan kadar gula, asam, kepadatan biji, dan kompleksitas rasa yang terbentuk secara alami.
  • Kopi dataran tinggi cenderung memiliki rasa lebih kompleks dengan keasaman cerah dan aroma floral atau fruity. Sementara, kopi dataran sedang hingga rendah lebih seimbang atau earthy dengan body lebih berat.
  • Perbedaan ketinggian juga memengaruhi proses roasting dan brewing. Itu sebabnya, tiap jenis kopi memerlukan penanganan berbeda agar karakter rasa terbaik masing-masing bisa muncul maksimal, konsisten, dan seimbang pada setiap sajian.
Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Sebagai pencinta kopi sejati, kamu tentu sadar kalau rasa kopi dari satu daerah bisa beda jauh dari daerah lainnya. Ada yang lebih fruity, lebih bold, punya keasaman nyentrik, atau beraroma lembut banget. Perbedaan ini bukan hanya soal jenis biji atau cara roasting, tapi juga dari ketinggian tempat kopi itu ditanam. Ya, elevasi atau ketinggian tanah punya peran besar dalam membentuk karakter rasa kopi sejak masih berupa buah di pohon.

Ketinggian bisa memengaruhi suhu, proses pematangan buah, hingga kandungan gula dan asam dalam biji kopi. Itulah kenapa kopi dari pegunungan dan kopi dataran rendah punya vibe rasa yang sangat berbeda. Dengan memahami bagaimana ketinggian memengaruhi rasa kopi, kamu bisa lebih paham alasan kenapa specialty coffee sering berasal dari dataran tinggi dan kenapa rasa kopi bisa begitu unik antara satu tempat dengan tempat lain.

1. Bagaimana ketinggian memengaruhi pertumbuhan kopi

ilustrasi buah kopi
ilustrasi buah kopi (pexels.com/Michael Burrows)

Tanaman kopi, khususnya Coffea arabica dan Coffea canephora (robusta), tumbuh optimal di daerah tropis hingga subtropis pada kisaran 600–2.200 meter di atas permukaan laut. Ketinggian memengaruhi suhu, tekanan udara, paparan sinar Matahari, dan kondisi tanah. Semua faktor ini memainkan peran besar dalam proses fisiologis tanaman kopi dan perkembangan bijinya.

Di daerah yang lebih tinggi, suhu cenderung lebih dingin dan perbedaan suhu antara siang serta malam lebih signifikan. Kondisi ini membuat buah kopi (ceri kopi) matang lebih lambat. Proses pematangan yang lebih panjang memungkinkan pembentukan gula dan asam yang lebih kompleks di dalam biji sehingga memengaruhi rasa secara langsung.

Sebaliknya, kopi di dataran rendah tumbuh lebih cepat karena iklimnya lebih hangat. Hasilnya, kopi yang ditanam di daratan rendah produksinya bisa lebih banyak. Akan tetapi, buah kopi yang cepat matang biasanya menghasilkan biji dengan kompleksitas rasa lebih rendah.

2. Profil rasa berdasarkan ketinggian

ilustrasi kopi
ilustrasi kopi (pexels.com/Dominika Roseclay)

Kopi yang ditanam di ketinggian berbeda memiliki ciri rasa yang khas. Secara umum, karakter kopi berdasarkan ketinggian dapat dibagi menjadi tiga kategori.

  • Kopi dataran tinggi (di atas 1200–1500 meter)
    Kopi dari daerah pegunungan terkenal dengan keasaman yang cerah, rasa kompleks, dan body yang ringan. Biasanya, kopi tersebut memiliki aroma floral, fruity, atau citrus. Pertumbuhan yang lambat membuat biji lebih padat dan kandungan gulanya lebih tinggi sehingga menghasilkan rasa yang bersih serta hidup.
  • Kopi dataran sedang (sekitar 900–1200 meter)
    Kopi pada ketinggian ini menghadirkan rasa yang seimbang dengan tingkat keasaman dan kemanisan yang moderat. Notes rasa yang muncul sering berupa kacang (nutty), karamel, atau cokelat. Karakternya ramah di lidah dan cocok untuk kamu yang suka minum kopi sehari-hari.
  • Kopi dataran rendah (di bawah 900 meter)
    Kopi dari dataran rendah cenderung memiliki body yang lebih berat, rasa lebih earthy atau spicy, dan keasaman yang lebih rendah. Karena suhu yang hangat mempercepat pematangan, rasa kopi bisa lebih pahit atau kurang kompleks. Namun, beberapa wilayah dataran rendah dengan tanah dan mikroklimat unik tetap menghasilkan kopi berkualitas.

3. Mengapa kopi dari dataran tinggi lebih disukai

ilustrasi kopi
ilustrasi kopi (unsplash.com/Nathan Dumlao)

Banyak produsen specialty coffee memilih menanam kopi arabika di ketinggian tinggi karena suhu dingin membuat tanaman tumbuh lebih lambat. Proses ini memperkaya biji dengan karbohidrat, asam, dan senyawa aromatik yang membuat rasa kopi lebih kompleks. Selain itu, daerah dataran tinggi biasanya memiliki risiko hama dan penyakit yang lebih rendah sehingga kopi bisa tumbuh lebih alami serta kadang lebih ramah lingkungan.

4. Interaksi tanah dan iklim

ilustrasi biji kopi
ilustrasi biji kopi (pexels.com/Engin Akyurt)

Ketinggian bukan satu-satunya faktor. Rasa kopi juga dipengaruhi oleh kombinasi tanah, iklim, dan lingkungan mikro (microclimate). Banyak dataran tinggi memiliki tanah vulkanik atau kaya mineral yang mendukung perkembangan biji kopi berkualitas tinggi. Pola hujan, kabut, sinar Matahari, dan kondisi tanah yang berbeda-beda akan menghasilkan rasa yang unik.

Kopi yang tumbuh di ketinggian 1.800 meter dengan tanah vulkanik dan suhu malam yang dingin akan membentuk rasa yang lebih kompleks. Sebaliknya, kopi dari 800 meter dengan tanah liat dan suhu yang lebih panas akan menghasilkan karakter yang berbeda. Perbedaan lingkungan ini disebut terroir, yaitu kombinasi unik antara lanskap, tanah, dan iklim, yang membentuk ciri khas rasa kopi.

5. Pengaruh ketinggian terhadap proses roasting dan brewing

ilustrasi memanggang biji kopi
ilustrasi memanggang biji kopi (unsplash.com/Gregory Hayes)

Ketinggian gak hanya memengaruhi rasa biji mentah, tetapi juga cara biji tersebut dipanggang dan diseduh. Kopi dataran tinggi yang lebih padat dan lebih asam cocok dipanggang ringan agar aroma floral serta fruity-nya gak hilang. Di sisi lain, kopi dataran rendah biasanya lebih cocok dengan medium hingga dark roast karena rasa earthy-nya semakin menonjol. Ini membuat kopi terasa lebih bold dan intens.

Metode seduh pun bisa berbeda. Kopi dataran tinggi cocok untuk pour-over. Sementara, kopi dataran rendah sering lebih nikmat untuk espreso atau seduhan tradisional yang pekat.

Ketinggian tanah memiliki pengaruh besar terhadap cita rasa kopi karena memengaruhi bagaimana buah kopi matang dan membentuk senyawa kimia di dalam biji. Kopi dataran tinggi menghasilkan biji yang lebih padat, kompleks, dan harum. Sementara, kopi dataran sedang dan rendah memiliki cita rasa yang cenderung lebih earthy. Memahami hubungan antara ketinggian, iklim, dan rasa kopi membantu petani, roaster, hingga penikmat kopi menentukan pilihan yang tepat untuk menghasilkan pengalaman ngopi maksimal. Jadi, kamu mau ngopi apa hari ini?

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Yudha ‎
EditorYudha ‎
Follow Us

Latest in Food

See More

8 Bahan untuk Menu Grill ala Rumahan, Puas dan Nikmat!

03 Des 2025, 21:45 WIBFood