Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

6 Kuliner Jepang Berbahan Daikon, Pernah Coba Acar Lobak?

ilustrasi takuan (pexels.com/makafood)

Daikon merujuk pada varietas lobak putih yang juga dijuluki lobak musim dingin. Daikon umum diolah dalam kuliner Asia Timur, seperti Korea, China, dan Jepang.

Umumnya, daikon disajikan sebagai makanan pendamping untuk hidangan utama. Misalnya, pada hidangan Jepang, daikon kerap disantap bersama misoshiru dan nasi. Lebih spesifik lagi, daikon diolah menjadi masakan apa saja sih dalam makanan Jepang?

1. Daikon-oroshi

ilustrasi daikon-oroshi (commons.wikimedia.org/日本水棲半翅類研究所)

Daikon-oroshi terbilang sangat umum dijumpai dalam sajian tradisional Jepang. Parutan daikon ini memang digunakan untuk beragam makanan mulai dari tamagoyaki (Japanese rolled omelette) hingga nabe (Japanese hot pot).

Usut punya usut, daikon tersebut diparut menggunakan alat khusus yang disebut oroshigane. Alat ini pun umum tersedia di rumah. Daikon-oroshi menyuguhkan cita rasa manis dan pedas, namun menyegarkan. 

2. Daikon no nimono

ilustrasi daikon no nimono (cookpad.com/ユミタロウ)

Daikon no nimono (Japanese braised daikon) umum disajikan sebagai hidangan pembuka. Daikon dibersihkan, dikupas, lalu dipotong menjadi berukuran kecil. Selanjutnya, potongan daikon tersebut direbus perlahan dalam kaldu dashi.

Ada pula variasi lain dari daikon rebus yakni daikon fukumeni. Olahan daikon yang satu ini direbus dalam kaldu ringan yang berbahan dasar berupa kedelai. Kedua jenis hidangan daikon rebus ini terbilang relatif mudah dimasak.

3. Kiriboshi-daikon

ilustrasi kiriboshi-daikon (commons.wikimedia.org/Lombroso)

Kiriboshi-daikon (maupun kanboshi-daikon) memiliki ciri khas pada penggunaan daikon kering. Pasalnya, kata boshi memang bermakna kering. Daikon kering untuk kiriboshi-daikon itu lantas disuwir lalu direbus perlahan dalam kaldu. 

Selain suwiran daikon, kiriboshi-daikon juga umum dipadukan dengan irisan wortel bahkan aburaage (lembaran tahu yang digoreng). Paduan bahan-bahan tersebut membuat cita rasa kiriboshi-daikon pun jadi kaya walau utamanya adalah manis.

4. Takuan

ilustrasi takuan (commons.wikimedia.org/mdid)

Takuan (Japanese yellow pickled radish) dikenal pula sebagai acar lobak kuning. Hidangan ini merupakan acar tradisional dalam kuliner Jepang. Takuan khas dengan warna kuning cerah yang berasal dari proses pengasinan dalam waktu lama. 

Takuan umum dihidangkan sebagai makanan pendamping. Umumnya, takuan dilahap di akhir makan sebab ditengarai membantu memperlancar pencernaan. Acar lobak kuning bertekstur cerah ini serupa dengan danmuji dalam kuliner Korea.

5. Tsukemono

ilustrasi tsukemono (pickledplum.com/Caroline Phelps)

Daikon juga lazim dimakan mentah seperti dalam tsukemono (Japanese pickles). Secara literal, tsukemono memiliki arti "semua hal yang diacar." Acar sayur ala Jepang ini kerap dilahap sebagai makanan pendamping untuk nasi hingga sake.

Tsukemono tak hanya terdiri dari potongan daikon. Ada pula ragam sayuran lainnya, seperti wortel dan zukini. Bahan-bahan tersebut lantas dibumbui dengan larutan garam hingga bekatul beras untuk menambah cita rasa alaminya.

6. Buri-daikon

ilustrasi buri-daikon (commons.wikimedia.org/Ocdp)

Sesuai namanya, buri-daikon (Japanese simmered yellowtail and daikon) menggunakan paduan bahan berupa ikan ekor kuning dan daikon. Bahan hewani dan nabati tersebut dipotong kecil, lalu direbus dalam kaldu berbumbu.

Buri-daikon termasuk kategori masakan klasik yang umum dijumpai saat musim dingin di Jepang. Usut punya usut, musim dingin memang musimnya bagi kedua bahan tersebut. Buri-daikon sedap dilahap bersama nasi.

Wah, ternyata daikon terbilang lekat dalam keseharian masyarakat Jepang. Ragam masakan pun dikreasikan dengan daikon. Apakah daikon juga umum dimasak dalam kuliner nusantara?

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Topics
Editorial Team
Naufal Al Rahman
EditorNaufal Al Rahman
Follow Us