Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Sejarah Panjang Tteokbokki, Street Food Korea yang Mendunia

Tteokbokki
Tteokbokki (pixabay.com/jyleen21)
Intinya sih...
  • Awalnya tteokbokki muncul sebagai hidangan istana dengan bumbu berbasis kecap, lalu berubah menjadi versi sederhana yang cocok dikonsumsi di jalan.
  • Tteokbokki pedas bermula dari percobaan sederhana seorang wanita di Seoul, menciptakan rasa pedas sebagai alat pemersatu saat masa sulit pasca perang.
  • Komposisi tteokbokki terus berkembang dengan penambahan bahan seperti mie ramyeon dan daging iga
Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Tteokbokki adalah salah satu streetfood Korea yang paling mudah dikenali dari warna merah dan tekstur yang kenyal. Hidangan ini mulai dari bentuknya yang sederhana lalu mengalami banyak perubahan sampai menjadi simbol budaya makanan Korea yang tak hanya populer di Seoul tetapi juga di banyak kota dunia. Melalui perpaduan rasa pedas, gurih, dan manis, tteokbokki berhasil menarik hati berbagai generasi.

Jejak tteokbokki sebenarnya berakar jauh ke dalam sejarah kuliner Korea, berbeda jauh dari citra jajanan kaki lima. Bentuk awalnya termasuk hidangan istana yang memakai saus kecap dan bahan mewah, lalu perlahan berubah menjadi versi pedas yang akrab di masyarakat umum setelah Perang Korea. Untuk asal muasal versi pedas yang sekarang populer, ada cerita populer tentang seorang penjual yang memperkenalkan gochujang pada tahun 1950an sehingga tteokbokki menjadi seperti yang kita kenal hari ini.

1. Dari meja raja ke gerobak pinggir jalan

Tteokbokki
Tteokbokki (pixabay.com/cursive1122)

Awalnya tteokbokki muncul sebagai hidangan istana yang disajikan dengan daging, sayuran, dan bumbu berbasis kecap, dikenal sebagai gungjung tteokbokki. Versi ini lebih halus dan menunjukkan kelas sosial tinggi sekaligus teknik kuliner rumit pada masa Dinasti Joseon.

Perubahan besar datang saat masyarakat tumbuh dan bahan makanan menjadi lebih mudah diakses. Garaetteok atau tteok berbentuk silinder yang murah dan tahan lama mulai dipakai di warung makan kecil. Dari situ muncullah tteokbokki versi rakyat yang sederhana, cepat saji, dan cocok dikonsumsi di jalan. Perubahan ini menjembatani jarak antara masakan istana dan makanan populer, sehingga tteokbokki menjadi simbol mobilitas kuliner Korea.

2. Kelahiran tteokbokki pedas yang tidak sengaja

Tteokbokki
Tteokbokki (pixabay.com/gilwe1314)

Kisah kelahiran tteokbokki pedas ternyata bermula dari sebuah ketidaksengajaan yang dilakukan oleh Ma Bok Rim, seorang wanita yang tinggal di kawasan Sindang-dong, Seoul. Dikisahkan bahwa suatu hari ia menjatuhkan garaetteok atau kue beras polos tanpa bumbu ke dalam semangkuk jajangmyeon, mi saus kedelai hitam yang populer saat itu. Dari percobaan sederhana itu, ia mulai mengolah tteok dengan saus gochujang yang pedas dan gurih

Cerita tersebut bukan hanya mitos manis saja karena ia berkaitan dengan konteks sosial pasca perang di Korea. Masyarakat mencari makanan yang hangat, murah, dan memuaskan. Rasa pedas bekerja sebagai alat pemersatu rasa yang kuat dan memberi kenyamanan saat masa sulit, sehingga tteokbokki menjadi cara mudah untuk menghadirkan kehangatan dan kenangan akan kebersamaan.

3. Variasi bahan yang membuat ttokbokki terus berevolusi

Tteokbokki
Tteokbokki (pixabay.com/jelly)

Banyak orang hanya mengenal tteok, eomuk, dan telur rebus, tapi kenyataannya komposisi tteokbokki terus berkembang. Penambahan bahan seperti mie ramyeon menjadi rabokki, daging iga menjadi galbi tteokbokki, dan seafood jadi haemul tteokbokki menunjukkan kemampuan hidangan ini beradaptasi dengan selera lokal dan kelas bahan yang tersedia. Perkembangan ini membuat tteokbokki tidak pernah benar-benar sama di dua tempat yang berbeda.

Tambahan lain yang kurang diketahui adalah pemilihan jenis tteok sendiri memberi efek tekstur yang nyata pada hidangan. Garaetteok yang bertekstur kenyal menjadi favorit untuk versi rebus, sedangkan tteok yang lebih lembut kadang dipotong tipis untuk tumisan. Perbedaan ini bukan sekadar gaya, melainkan hasil penyesuaian teknik memasak dan preferensi tekstur yang dipelajari melalui praktik restoran.

4. Sindang dan munculnya kota ttokbokki yang mempengaruhi budaya

Tteokbokki
Tteokbokki (pixabay.com/709K)

Sindang-dong di Seoul terkenal sebagai pusat tteokbokki dan menjadi destinasi wajib bagi pecinta jajanan. Konsentrasi penjual dan restoran yang menyajikan versi berbeda membuat area ini menjadi laboratorium rasa yang mempromosikan inovasi. Keberadaan semacam kawasan tteokbokki membantu menyebarkan versi ikonik secara massal dan memberi identitas ruang publik yang kuat.

Dari titik ini pula tteokbokki masuk ke media populer, buku memoir, dan bahkan stadion olahraga internasional, sehingga citra jajanan kaki lima melintasi batas negara. Kehadiran dalam media dan ruang publik massal memperlihatkan bagaimana makanan lokal dapat menjadi duta budaya yang membawa cerita sosial, ekonomi, dan nostalgia ke penonton global.

5. Sisi ilmiah yang jarang dibahas tentang tteok dan keamanan pangan

Tteokbokki
Tteokbokki (pexels.com/Chan Walrus)

Di balik kenyalnya tteok terdapat ilmu pangan yang intensif. Peneliti mempelajari bagaimana fermentasi air beras, perlakuan pengukusan, dan proses penyimpanan memengaruhi tekstur dan umur simpan garaetteok. Inovasi ini memungkinkan produsen menyediakan tteok dengan tekstur yang lebih konsisten dan aman untuk distribusi massal.

Selain itu, studi mikrobiologi menunjukkan perlunya kontrol suhu dan sanitasi untuk mencegah pertumbuhan bakteri pada produk berbasis beras. Hal ini penting ketika tteok dijual dalam skala besar dan diekspor. Kesadaran ilmiah ini seringkali tersembunyi di balik citra romantis tteokbokki tapi amat menentukan masa depan hidangan ini dalam rantai pasok global.

Perjalanan tteokbokki dari meja raja ke gerobak pinggir jalan lalu melanglang buana ke berbagai negara, menampilkan kombinasi antara tradisi, kecelakaan kreatif, adaptasi bahan, dan ilmu pangan modern. Hidangan ini bukan saja soal rasa pedas yang menggigit, melainkan cerita panjang yang menghubungkan sejarah sosial Korea Selatan, inovasi kuliner, dan riset ilmiah yang membuatnya tetap relevan.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Hella Pristiwa
EditorHella Pristiwa
Follow Us

Latest in Food

See More

Sejarah Panjang Tteokbokki, Street Food Korea yang Mendunia

15 Nov 2025, 08:01 WIBFood