Kalau makan sop buntut, gak ada sensasi lebih puas dari melihat daging empuk berlemak yang lepas dari tulang di tengahnya dengan mudah. Apalagi kalau dagingnya langsung lumer pas menyentuh ujung lidah, dibarengi sama nyruput kuah panasnya. Wah, surga dunia banget deh!
Gak heran kalau sop buntut jadi salah satu makanan tradisional Nusantara paling populer. Tapi selain Indonesia, ternyata sop buntut juga menjadi kuiner khas di 7 negara di bawah ini, lho.
Filipina punya olahan sop berbahan buntut atau ekor sapi yang disebut kare-kare. Bedanya, makanan tersebut terdiri dari kuah kacang yang dimasak dalam waktu lama hingga mengental. Rasanya gurih, meski rempah yang digunakan tak terlalu banyak, seperti makanan Filipina lainnya yang punya rasa nendang.
Biasanya kare-kare dimasak bersama sayur-sayuran, seperti kubis China, terong, okra, asparagus, dan sebagainya. Selain bagian ekor sapi, tak jarang orang menggantinya dengan daging babi hingga olahan laut, seperti udang dan kerang.
Dari warna dan lapisan lemaknya saja sudah bikin ngiler, ya kan? Sekilas terlihat mirip rendang, tapi bumbu yang digunakan sama sekali berbeda.
Daging buntut yang sudah dipotong-potong direbus dalam api kecil atau shimmered dengan 1,5 kilogram seledri untuk satu kilogram daging, wortel, tomat, dan rempah-rempah, seperti bawang putih, pala, lada hitam, dan sebagainya. Anggur merah tak ketinggalan ditambahkan sebagai pelengkap rasanya.
Vietnam terkenal dengan olahan pho alias mie berbahan tepung beras yang disajikan bersama kaldu daging sapi. Salah satu variannya adalah phở đuôi bò yang menggunakan ekor sapi.
Hampir mirip dengan kuah pho pada umumnya, makanan ini terdiri dari kuah kaldu dan daun bawang. Sedangkan, potongan ekor sapi dimasak perlahan selama 5-7 jam hingga teksturnya empuk.
Buntut sapi termasuk bahan yang biasa dikonsumsi masyarakat Jamaika. Olahannya pun beragam, tapi yang paling banyak penggemarnya adalah oxtail stew dan oxtail curry.
Sebelum diolah, daging terlebih dahulu direbus dalam waktu 3-5 jam tergantung jumlahnya, hingga empuk dan mudah dilepas dari tulang. Sop buntut khas Jamaika biasanya dimasak bersama kacang-kacangan hingga labu kuning, tergantung selera.
Sop buntut asal Indonesia dan Tiongkok punya banyak persamaan, baik dari segi penampilan maupun isian sayurnya. Niu wei tāng terdiri dari potongan buntut sapi, wortel, kentang, kubis, tomat, dan jamur. Sop ini paling banyak dicari saat kondisi badan sedang drop atau terserang flu.
Kkori gomtang adalah sop asal Korea Selatan yang punya kuah bening. Kaldu sapi adalah bahan utama dalam pembuatannya dan dimasak dengan bahan sederhana. Seperti bawang putih, lada hitam, bawang daun, dan lobak.
Dengan cara tradisional, daging dimasak dalam cawan tanah liat selama beberapa jam hingga daging empuk. Sop disajikan dengan banchan alias makanan pendamping beraneka macam.
Rabo Encendido sering disebut juga "tail on fire", padahal rasanya sama sekali tidak pedas. Warna merah kuahnya yang melambangkan api jadi alasan kenapa disebut begitu.
Kuah masakan khas Kuba ini terbuat dari campuran paprika, saus tomat sekaligus potongan tomat, dan berbagai rempah. Yang bikin rasanya unik dan khas adalah sazon, yakni sejenis garam yang sudah dibumbui. Garam ini biasa digunakan dalam makanan Meksiko dan Spanyol.
Nah, kamu tertarik buat cobain semuanya atau masih setia sama sop buntut Indonesia, nih? Mana saja yang sudah kamu coba?