Tak Butuh Inovasi, 6 Faktor Inilah yang Bikin Nasi Padang Selalu Eksis

Inovasi merupakan hal yang harus dilakukan agar sesuatu dapat bertahan dan relevan dengan zaman. Khususnya dalam bidang kuliner. Untuk terus bisa diterima oleh pelanggan pengusaha kuliner harus terus berinovasi.
Namun, pendekatan seperti itu rupanya sedikit berbeda dengan nasi Padang. Makanan yang sempat menimbulkan perdebatan soal cara makannya menggunakan tangan atau sendok ini tetap eksis dari waktu ke waktu. Terbukti, tanpa perlu banyak melakukan inovasi seperti berbagai jenis kuliner dan rumah makan yang lain, nasi Padang tetap diminati oleh berbagai kalangan.
Apa sajakah faktor-faktor yang memengaruhi nasi Padang tetap diterima semua kalangan hingga saat ini? Berikut adalah 7 faktor yang membuat nasi Padang tetap eksis tanpa perlu adanya inovasi.
1. Dijamin halal

Mayoritas masyarakat Minang adalah pemeluk agama Islam dengan prinsip yang mereka pegang teguh yaitu, adaik basandi syarak. Prinsip itu mengatur bahwa seluruh adat yang digunakan oleh masyarakat Minangkabau harus bersendikan kepada syariat Islam. Jadi, dijamin semua masakan yang dimasak oleh muslim di Minang pasti halal.
2. Lauk pauk yang tersedia bersifat autentik

Makanan yang dihidangkan pada menu nasi Padang bersifat sangat autentik. Di rumah makan Padang manapun, rata-rata lauk-pauk seperti, rendang, ayam bakar, perkedel, gulai tunjang, dan ayam gulai pasti ada tersedia.
Sajiannya pun sangat khas dengan tambahan sambal ijo, kuah gulai, lalapan seperti ketimun dan daun singkong selalu hadir melengkapi sajian untuk dinikmati. Untuk rasa sendiri, sudah pasti nasi Padang selalu kaya akan bumbu dan rempah.
3. Ciri khas yang unik

Jika tidak melakukan inovasi sekarang, sejatinya rumah-rumah makan Padang sudah melakukan inovasi sejak dulu kala. Salah satu inovasi yang unik tersebut adalah cara penyajian dari para pegawai rumah makan Padang.
Kita dapat melihat pelayan membawa lauk-pauk kepada tamu yang datang dengan cara manatiang. Istilah ini dalam bahasa Minang diberikan kepada pelayan atau pramusaji yang membawa berbagai jenis lauk-pauk dengan cara menata piring-piring kecil di tangan tanpa menggunakan nampan.
4. Cepat saji

Seorang antropolog yang bergelut dalam kuliner khas Minang, Nursyiwan Effendi, mengatakan bahwa rumah makan Padang pada dasarnya merupakan restoran cepat saji khas Indonesia.
Makanan yang ada bisa langsung disajikan tanpa perlu menunggu lama. Hal itu juga merupakan poin plus dimana nasi Padang selalu menjadi pilihan untuk memanjakan lidah dan perut saat lapar melanda.
5. Porsi dibungkus lebih banyak

Poin plus yang membuat masyarakat Indonesia tetap memilih nasi Padang sebagai solusi dari rasa lapar yang melanda adalah karena porsinya. Mayoritas rumah makan Padang menyajikan menu dengan porsi yang sangat banyak.
Konon, tersebar mitos mengapa nasi Padang yang dibungkus porsinya jauh menjadi lebih banyak lagi dibandingkan jika kita menyantapnya langsung di rumah makan. Ternyata, hal itu memang merupakan bentuk rasa "terima kasih" dari penjual kepada pembeli karena mereka tidak perlu repot-repot lagi mencuci piring kotor bekas makan pelanggan. Sebagai imbalan, para penjual akhirnya memberikan porsi yang lebih banyak ketika pelanggan memesan nasi Padang dengan cara dibungkus.
6. Dimasak menggunakan tungku

Memasak menggunakan tungku akan menghasilkan cita rasa dan aroma yang khas pada masakan. Idealnya, rumah makan Padang memasak menggunakan tungku, bukan kompor.
Secara filosofi memasak menggunakan tungku membutuhkan dedikasi lebih karena cara ini membutuhkan waktu yang cukup lama seraya melatih kesabaran. Hal itulah yang membuat setiap masakan di rumah makan Padang terasa spesial.
Itulah 6 alasan yang membuat nasi Padang selalu ada di hati para penggemarnya. Menurut kamu, faktor apa lagi yang membuat nasi Padang tetap eksis hingga kini?