Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Tusuk Sate Pedas Tanpa Isi di China, Tren Nyeleneh yang Banyak Peminat

Tangkapan layar tusuk sate pedas (tiktok.com/@aksjddssa)

Kalau kamu pikir semua camilan harus bisa disantap, kamu perlu tahu soal tren unik satu ini dari China. Belakangan, media sosial diramaikan dengan kehadiran spicy bamboo skewers atau tusuk bambu pedas, sebuah camilan nyeleneh yang viral, karena tusukannya saja yang dijadikan makanan.

Yap, kamu gak salah baca, tusuk sate dari bambu ini disiram bumbu pedas menggoda, dibakar sampai harum, tetapi bukan untuk dikunyah apalagi ditelan. Konsepnya memang antimainstream dengan tujuan memberikan sensasi makan pedas tanpa menambah asupan kalori sama sekali.

Yuk, kita kupas tuntas sate tanpa isi sebagai tren kuliner "nyeleneh" dari Negeri Tirai Bambu ini!

1. Camilan nol kalori yang cocok untuk diet

Tangkapan layar tusuk sate pedas (tiktok.com/@aksjddssa)

Dilansir dari Oddity Central (1/4/2025), seorang pemilik restoran di Shaoyang, Hunan, ini meluncurkan menu unik bernama spicy bamboo skewers atau yang dikenal sebagai tusuk bambu pedas. Sesuai namanya, camilan ini bukan berisi daging atau sayuran seperti sate pada umumnya, melainkan hanya tusuk bambu kosong yang dilapisi bumbu pedas.

Campuran bumbu yang digunakan terdiri dari berbagai rempah bubuk, bubuk cabai, dan potongan daun bawang. Setelah dibumbui, tusuk-tusuk bambu ini kemudian dibakar di atas bara arang untuk menghasilkan aroma smokey yang menggugah selera.

Ide ini lahir dari keresahan banyak orang soal makan larut malam, tapi takut gemuk. Tak butuh daging atau sayuran, cukup tusuk sate yang beraroma menggoda untuk memuaskan keinginan ngemil.

Dengan menghadirkan tusuk sate berbumbu pedas sebagai alternatif, pelanggan dapat merasakan kenikmatan rasa dan aroma tanpa perlu khawatir tentang penambahan kalori. Camilan ini dijual seharga 10 Yuan atau sekitar Rp22 ribu untuk 50 tusuk.

2. Menggunakan tusuk sate baru

Ilustrasi tusuk sate (pixabay.com/Hans)

Pembuat camilan ini, Ma, menjelaskan, tusuk sate pedas ini dibuat untuk orang-orang yang ingin menikmati rasanya, bukan untuk memakan tusuk satenya. Dikutip dari South China Morning Post, Ma membuat menu ini untuk perempuan yang ingin ngemil malam hari tanpa memikirkan kalori. 

Sejak diluncurkan pertama kali beberapa bulan lalu, menu tusuk sate pedas ini laris manis. Bahkan, Ma bisa menjual 100 porsi per harinya.  Sempat ada kekhawatiran dari warganet di China bahwa Ma menggunakan tusuk sate berkali-kali. Namun, Ma memastikan ia hanya menggunakan tusuk sate sekali pakai.

Camilan yang hanya diisap rasanya bukan hal baru di China. Beberapa tahun lalu, ramai camilan berbahan dasar batu-batu kecil yang dimasak dan diberi bumbu di Negeri Tirai Bambu.

Menu tersebut dikenal sebagai suodiu alias "isap dan buang." Cara makannya pun sama, yakni mengisap bumbu yang sudah melapisi batu-batu kecil tersebut, lalu membuangnya.

3. Bukan camilan "nyeleneh" pertama dari China

Tangkapan layar tusuk sate pedas (tiktok.com/@aksjddssa)

Meskipun terdengar unik, camilan ini menuai beragam reaksi. Beberapa orang mengapresiasi inovasi tersebut sebagai solusi bagi mereka yang ingin menikmati rasa tanpa kalori, sementara yang lain mempertanyakan esensi dari "makan" tanpa benar-benar mengonsumsi makanan.

Terlepas dari pro dan kontra, tren ini mencerminkan kreativitas tanpa batas dalam dunia kuliner China.​ Camilan tusuk sate pedas bukan satu-satunya sajian unik yang bikin geger di China.

Sebelumnya, publik sempat dihebohkan kemunculan es batu bakar yang dijual di gerai kaki lima Kota Nanchang, Provinsi Jiangxi. Sesuai namanya, potongan es batu besar dimasak di atas bara api, diberi siraman aneka saus dan rempah, kemudian disajikan di piring. Uniknya, menu ini dibagikan secara gratis!

Tak hanya itu, ada juga menu tumis batu kolam yang sempat viral di Hubei. Camilan ini menggunakan batu-batu bulat menyerupai batu taman, yang kemudian ditumis bersama bawang putih, daun bawang, jahe, cabai, dan minyak cabai. 

Apakah kamu penasaran untuk mencobanya?

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Dewi Suci Rahayu
Fina Wahibatun Nisa
Dewi Suci Rahayu
EditorDewi Suci Rahayu
Follow Us