Persiapan bumbu untuk memasak kadang-kadang bisa sangat memakan waktu. Dari mengupas, mencuci, mengiris, mencincang sampai mengulek bisa menjadi sangat melelahkan. Apalagi saat sibuk. Pengennya yang praktis-praktis aja, tapi tetap sehat. Kalau mau beli bumbu halus yang ada di pasar, juga ragu-ragu. Entah ragu kualitas bahannya, campurannya, kebersihannya, dan lain-lain.
Nah, biar memasak jadi lebih prakis, bikin bumbu halus sendiri bisa jadi solusi. Gampang banget bikinnya!
Bahan-bahan yang segar akan menghasilkan bumbu yang nikmat dan awet. Aroma bumbu dari bahan yang segar akan tetap terjaga walaupun sudah dihaluskan. Untuk kuantitas bahan yang digunakan, dapat sesuaikan dengan kebutuhan. Misalnya untuk seminggu ke depan. Jangan terlalu banyak, karena menyimpan bumbu halus terlalu banyak akan membuat bumbu cepat rusak.
Sisa proses panen yang menempel pada bahan seperti tanah, kotoran atau pestisida harus dibersihkan dan dicuci lebih dulu. Setelah dicuci bersih, tiriskan atau lap hingga kering. Pastikan tidak ada sisa air pada bahan, karena dapat mempengaruhi keawetannya.
Garam dan minyak adalah bahan alami yang bisa digunakan untuk mengawetkan bumbu basah. Tambahkan 1 sdm minyak dan 1 sdm garam untuk setiap 200 gram bahan. Minyak yang digunakan bisa minyak kelapa, minyak zaitun atau minyak sayur.
Setelah ditambahkan garam dan minyak, bahan kemudian dihaluskan menggunakan blender. Tingkat kehalusan dapat disesuaikan selera dan peuntukan bumbu. Jadi gak harus pakai blender, mau diiris atau digeprek juga boleh banget.
Bumbu yang sudah halus, dapat disimpan di dalam wadah yang bersih, kering dan tertutup rapat. Bumbu harus disimpan di dalam kulkas, sehingga dapat bertahan lebih lama. Waktu ideal untuk menyimpan bumbu adalah 1 mingguan, tapi bisa juga lebih dari itu. Sering dicek saja, untuk memastikan bumbu belum rusak.
Nah, gampang banget kan? Selain bebas pengawet, dengan membuat bumbu halus kita bisa irit tenaga untuk persiapan memasak.