Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Sejarah dan Makna Filosofis Dibalik Kelezatan Rendang

instagram.com/emmadailycooks
instagram.com/emmadailycooks

Pada tahun 2011 rendang dinobatkan sebagai The World's 50 Most Delicious Foods List (50 World's Best Cuisine) yang diselenggarakan oleh CNN internasional. Namun sebelum menjadi populer seperti sekarang rendang memiliki sejarah yang panjang. Berikut adalah beberapa fakta historis tentang rendang.

1. Asal mula nama rendang

rendangdenlapeh.id
rendangdenlapeh.id

Kata rendang berasal dari kata merandang atau randang. Merandang berarti memasak secara perlahan dengan mengaduk bumbu gulai sampai menjadi kehitaman. Sehingga pada dasarnya rendang merupakan sebuah teknik memasak.

Rendang Minang dimasak selama 6-8 jam pada temperatur 80-95 derajat dengan aneka bumbu tradisional seperti bawang putih, cabai merah, jahe, merica, dan aneka rempah lainnya.

Rendang menggunakan daging sapi karena sejarahnya di Minangkabau banyak terdapat hewan ini. Akhirnya mereka mengolahnya menjadi masakan bernama rendang.

Karakteristik rendang Minang ini bertekstur kering dan memiliki aroma yang kuat karena proses memasak yang lama. Hal ini menghasilkan warna rendang yang cokelat gelap.

 

2. Pengaruh India

tripsavvy.com
tripsavvy.com

Arsip Belanda menjelaskan tentang orang Minangkabau yang sudah melakukan interaksi rutin dengan orang India pada abad ke 15. Mereka datang ke Minangkabau untuk berdagang dan membawa kebudayaan khasnya.

Seperti dilansir dari sciencedirect.com, kombinasi antara daging dan bumbu di India Utara yang dikenal dengan kari, dipercaya menjadi pendahulu dari masakan rendang. Bisa dikatakan rendang mendapat pengaruh dari kebudayaan kuliner India.

Menyebarnya rendang ke banyak daerah berasal dari tiga daerah utama di Sumatera Barat yang dikenal dengan istilah Luhak nan Tigo. Tiga wilayah ini yakni Luhak Agam, Luhak Payakumbuh dan Luhak Tanah Data.

Dari tiga daerah tersebut rendang menyebar ke daerah lain dengan beragam penyesuaian bumbu yang bergantung pada lingkungan alam tiap wilayahnya. Misalnya rendang lokan yang berarti rendang kerang laut di Pariaman, ada juga rendang belut di Batusangkar, juga rendang itik di Bukittinggi.

 

3. Filosofi rendang

wikiwand.com
wikiwand.com

Orang Minang percaya bahwa rendang memiliki tiga makna filosofis yakni kesabaran, kebijaksanaan, dan kegigihan. Memasak rendang memerlukan kesabaran, kegigihan dalam mengaduk, dan kebijaksanaan dalam mengatur api. Kebijaksanaan dibutuhkan untuk memilih bahan yang tepat agar menghasilkan rasa yang nikmat.

Rendang sebetulnya merupakan makanan spesial yang biasa disajikan pada acara-acara khusus. Rendang secara simbolis merupakan makanan yang merefleksikan sebuah kebanggaan dan kehormatan. Maka dari itu rendang biasa dimasak untuk acara seperti penobatan gelar datuk, pernikahan, dan acara penting lainnya.

Bahan baku pembuat rendang juga menyimbolkan sesuatu yang luhur. Misalnya daging yang merupakan menu utama rendang menyimbolkan ibu kandung yang akan memberikan kemakmuran pada anaknya. Kelapa sebagai bahan dasar santan pun menyimbolkan intelektual dan kebersamaan.

4. Perbedaan rendang Indonesia dan Malaysia

pegipegi.com
pegipegi.com

Menurut pakar kuliner William Wongso, seperti yang dilansir dari kompas.com, rupa rendang Malaysia berwarna lebih terang. Orang Malaysia memasak rendang hanya selama 6 jam berbeda dengan rendang Indonesia yang dimasak selama 8 jam. Dengan dimasak hanya 6 jam, maka akan muncul kuah yang kental dan santan yang mengeluarkan minyak. Hidangan ini biasanya dikenal di Indonesia dengan nama Kalio.

Karakter rendang Malaysia juga cenderung basah dan warnanya tidak gelap seperti rendang Indionesia. Selain itu pengaruh bumbu kari India lebih dominan pada rendang Malaysia.

Perbedaan lainnya adalah rendang Malaysia menggunakan gula merah sebagai peningkat rasa, berbeda dengan rendang Indonesia yang mendapatkan rasa manis dan gurih alami dari karamelisasi santan buah dari memasak yang lama.

Jadi, itulah sejarah dan makna filosofi yang terkandung dalam rendang. Bikin kamu makin bangga memiliki kekayaan kuliner ini kan?

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
zaki
Editorzaki
Follow Us