11 Efek Metamfetamin pada Tubuh, Sangat Merugikan!

- Metamfetamin adalah obat terlarang yang sangat adiktif dan berbahaya, dengan efek jangka pendek dan panjang yang merusak tubuh serta otak.
- Penyalahgunaan metamfetamin dapat menyebabkan kerusakan pada jantung, gigi, sistem kekebalan tubuh, paru-paru, dan otot.
- Efek penyalahgunaan metamfetamin juga mencakup penurunan fungsi kognitif, masalah emosional, dan risiko penyakit serius seperti stroke dan Parkinson.
Metamfetamin atau sabu-sabu adalah obat terlarang yang dapat memberikan rasa berenergi palsu. Ini adalah stimulan yang sangat adiktif, yang memengaruhi sistem saraf.
Efek yang didapat dari metamfetamin bisa sangat kuat dan menyenangkan, tetapi juga sangat berbahaya. Jenis narkoba ini dapat menyebabkan kerusakan jangka panjang pada tubuh dan otak, belum lagi akan dengan menyebabkan kecanduan.
Beberapa efek berbahayanya antara lain kehilangan berat badan dengan cepat, membuat kamu tampak kurus dan tidak sehat. Kamu juga akan mengalami masalah gigi, luka kulit, dan deretan masalah kesehatan lainnya. Tak cuma itu, metamfetamin juga dapat merusak otak parah, yang menyebabkan hilangnya ingatan, paranoia, dan bahkan psikosis.
Berikut ini efek bahaya metamfetamin pada tubuh.
1. Efek jangka pendek dan jangka panjang
Efek jangka pendek
- Lebih berenergi.
- Suhu tubuh meningkat.
- Tekanan darah meningkat.
- Detak jantung cepat atau tidak teratur.
- Pernapasan lebih cepat.
- Tidak merasa lapar.
- Pola tidur terganggu.
- Mual.
- Perilaku tidak menentu, agresif, mudah tersinggung, atau kasar.
Efek jangka panjang
- Kecemasan, kebingungan, dan insomnia.
- Gatal hebat, menyebabkan luka kulit akibat garukan.
- Penurunan berat badan ekstrem.
- Masalah gigi yang parah.
- Kerusakan permanen pada jantung dan otak.
- Tekanan darah tinggi yang menyebabkan serangan jantung, stroke, dan kematian.
- Kerusakan hati, ginjal, dan paru-paru.
- Paranoia, halusinasi, gangguan suasana hati, delusi, atau perilaku kekerasan (gejala psikotis terkadang dapat berlangsung selama berbulan-bulan atau bertahun-tahun setelah penggunaan metamfetamin).
- Osteoporosis dini.
2. Efek pada otak

Dampak metamfetamin terhadap otak sangat luas dan parah.
- Salah satu risiko paling bahaya dari metamfetamin adalah naiknya risiko stroke, kondisi ketika aliran darah terputus ke suatu area otak, yang mengakibatkan kematian jaringan dan kerusakan otak permanen. Stroke dapat menyebabkan hilangnya ingatan, kelumpuhan sebagian atau total, kehilangan kemampuan bicara, gangguan kognitif, dan bahkan kematian.
- Metamfetamin memiliki efek kuat pada neurotransmiter di otak, seperti dopamin dan serotonin. Perasaan "high" akibat metamfetamin dihasilkan oleh pelepasan zat kimia ini secara berlebihan, yang dengan cepat menghabiskan suplainya pada otak.
- Dalam jangka panjang, stimulasi berlebihan pada sel-sel otak yang melepaskan dopamin dan serotonin dapat menyebabkan kerusakan, disertai penurunan kadar dopamin dan kesulitan yang lebih besar dalam merasakan kesenangan (yang dapat menyebabkan depresi). Ini adalah bentuk kerusakan otak lain akibat metamfetamin.
- Selain hilangnya neuron-neuron utama otak, penggunaan metamfetamin terus-menerus juga dapat menyebabkan kelainan pada area substantia nigra di otak tengah. Ini dapat meningkatkan risiko penyakit Parkinson hingga tiga kali lipat, dan bagi perempuan, risiko ini mungkin hampir lima kali lebih besar. Kondisi ini membahayakan kemampuan tubuh untuk mengendalikan gerakan ototnya.
- Pengguna metamfetamin juga bisa mengalami psikosis, dengan gejala seperti halusinasi dan paranoia yang sangat mirip dengan skizofrenia. Meskipun gejala-gejala ini dapat hilang dalam waktu 1–6 bulan setelah berhenti, tetapi beberapa pengguna metamfetamin menemukan bahwa gejala tersebut bertahan dalam jangka panjang, dan kambuhnya gejala psikosis dapat terjadi bahkan setelah periode berhenti yang lama.
3. Efek pada gigi
Efek metamfetamin diketahui sangat merugikan bagi kesehatan gigi dan mulut, yang dikenal dengan istilah “meth mouth”.
- Metamfetamin dapat menyebabkan mulut kering, dan kurangnya air liur dapat mengurangi kemampuan tubuh untuk melawan bakteri penyebab gigi berlubang. Ini juga bisa menyebabkan gigi gemeretak secara kompulsif, yang dapat mengikisnya seiring waktu.
- Dikombinasikan dengan mengabaikan nutrisi dan kebersihan mulut secara teratur akibat high, tidak jarang pengguna metamfetamin mengalami kerusakan gigi yang parah, gigi retak, dan bahkan kehilangan gigi. Gusi juga dapat mengalami erosi dan resesi (turun) yang parah.
4. Efek pada jantung

Setelah kecelakaan dan overdosis, penyakit jantung merupakan penyebab utama kematian pada pengguna metamfetamin. Stimulan ini memengaruhi sistem kardiovaskular dalam beberapa cara.
American Heart Association melaporkan pengguna metamfetamin berisiko mengalami kondisi berikut:
- Pembuluh darah menyempit, yang dapat menyebabkan lonjakan tekanan darah yang berbahaya.
- Penyakit jantung parah (dan pada usia yang lebih muda).
- Denyut jantung abnormal dan meningkat.
- Perubahan struktur pada otot jantung (kardiomiopati).
- Bentuk unik gagal jantung parah pada pengguna metamfetamin yang masih muda.
- Serangan jantung, bahkan bertahun-tahun setelah berhenti menggunakan metamfetamin.
5. Efek pada otot
Efek penyalahgunaan metamfetamin bisa memengaruhi otot, menyebabkan masalah seperti:
- Gerakan yang tidak disengaja.
- Otot berkedut.
- Gerakan yang berulang-ulang.
- Atrofi otot (penyusutan otot).
Sejumlah kecil penelitian menunjukkan adanya hubungan antara penyalahgunaan metamfetamin dan penyakit Parkinson atau timbulnya penyakit ini lebih awal, yang menyerang sistem muskuloskeletal.
6. Efek pada sistem imun

Penyalahgunaan metamfetamin secara terus-menerus dapat memengaruhi sistem kekebalan tubuh secara signifikan.
- Metamfetamin dapat mengubah sel-sel kekebalan tubuh dan mengganggu jalur sinyalnya. Metamfetamin dapat menekan sel darah putih yang melawan bakteri dan virus. Hal ini dapat menyebabkan fungsi sistem kekebalan tubuh yang lebih buruk dan peningkatan risiko infeksi.
- Penyalahgunaan metamfetamin dapat menyebabkan lecet di mulut dan selaput lendir mengering, sehingga mengurangi penghalang alami terhadap infeksi.
- Orang yang menyalahgunakan metamfetamin berisiko lebih tinggi terkena penyakit seperti hepatitis B dan C, serta HIV. Jika kamu menyuntikkan metamfetamin dan berbagi jarum suntik, itu meningkatkan kerentanan terhadap penyakit-penyakit ini.
- Metamfetamin sangat mengaburkan penilaian dan membuat kamu kurang terkendali, yang dapat menyebabkan perilaku berisiko seperti berhubungan seks tanpa kondom. Selama pandemi COVID-19, penelitian menemukan bahwa pengguna metamfetamin berisiko lebih tinggi terkena infeksi dan kematian akibat penyakit tersebut karena sistem kekebalan tubuh mereka yang terganggu.
7. Efek pada hati dan sistem gastrointestinal
Penyalahguna metamfetamin terkadang menggunakan jarum suntik, dan mereka mungkin juga berbagi jarum suntik dengan pengguna lain.
Berbagi jarum suntik bisa dengan mudah menyebarkan penyakit yang ditularkan melalui darah, dan hepatitis B dan C adalah dua kondisi yang umum ditularkan.
Hepatitis dapat menyebabkan kerusakan progresif dari waktu ke waktu dan dapat menyebabkan penyakit kuning, sirosis, pendarahan, dan kerusakan sistem saraf.
Selain itu, konstriksi pembuluh darah yang disebabkan oleh penggunaan metamfetamin dapat memutus aliran darah ke usus, yang berpotensi menyebabkan kematian jaringan usus. Ini bisa mengakibatkan perforasi dinding usus dan peritonitis, infeksi rongga perut yang berpotensi fatal yang dapat berkembang menjadi syok septik.
8. Efek pada sistem pernapasan

Penyalahgunaan metamfetamin membawa banyak dampak buruk pada paru-paru dan sistem pernapasan.
- Efek stimulan metamfetamin menyebabkan pernapasan cepat, yang berpotensi menyebabkan pusing dan pingsan.
- Mengisap metamfetamin dapat menyebabkan batuk berdarah karena pendarahan di alveoli, bagian paru-paru yang bertanggung jawab untuk pertukaran gas dengan suplai darah. Penggunaan metamfetamin juga dikaitkan dengan hipertensi paru karena kerusakan pembuluh darah paru kecil, dan edema paru.
- Menghirup metamfetamin dapat menyebabkan batuk hebat dan trauma pernapasan, seperti paru-paru kolaps (pneumotoraks) dan pelepasan udara ke dalam tubuh di luar paru-paru (pneumomediastinum).
- Ketika metamfetamin dihirup, kotorannya dapat mengendap di paru-paru, membentuk granuloma dan menyebabkan penyakit paru interstisial.
9. Efek pada berat badan
Sebagai stimulan yang kuat, metamfetamin merupakan penekan nafsu makan sehingga kerap digunakan sebagai "obat diet".
- Pengguna metamfetamin mengalami kehilangan nafsu makan yang parah dan sering kali mengabaikan makan, bisa sampai tidak makan berhari-hari.
- Metamfetamin mempercepat metabolisme tubuh, yang mana dapat menyebabkan penurunan berat badan yang cepat dan parah sehingga pengguna metamfetamin tampak kurus kering.
10. Efek pada kulit

Ada istilah “meth mites”, yang digambarkan sebagai perasaan ada serangga yang merayapi tubuh. Halusinasi ini dapat menyebabkan kamu terus-menerus menggaruk kulit yang menyebabkan luka yang sering terinfeksi.
Penyalahgunaan metamfetamin kronis sering kali menyebabkan jerawat. Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor:
- Beberapa racun metamfetamin dikeluarkan melalui pori-pori.
- Metamfetamin membatasi aliran darah ke kulit.
- Pengguna metamfetamin sering kali memiliki kebersihan pribadi yang buruk, salah satunya tidak membersihkan wajah secara teratur.
Pengguna metamfetamin mungkin terlihat lebih tua dari usia aslinya. Kulit akan tampak keriput dan kendur akibat aliran darah yang terbatas yang menyebabkan kulit kehilangan sebagian elastisitasnya.
Pengguna metamfetamin isap dapat mengalami luka bakar atau luka di wajah atau tangan.
11. Efek pada kognitif, perilaku, dan psikologis
Area kognitif berikut terpengaruh secara signifikan akibat penggunaan metamfetamin kronis:
- Perhatian: Berbagai aspek perhatian dan konsentrasi terpengaruh oleh penggunaan metamfetamin kronis sebagai akibat dari kerusakan yang terjadi pada neuron di korteks frontal dan prefrontal otak. Masalah kronis dengan kemampuan untuk fokus, mengalihkan fokus, dan berkonsentrasi untuk jangka waktu yang lama sering kali tetap ada bahkan setelah lama berhenti menggunakan.
- Penilaian dan pemecahan masalah: Kerusakan akibat penggunaan metamfetamin memengaruhi kemampuan untuk menekan impuls, menyebabkan penilaian dan pemecahan masalah yang buruk. Keparahannya akan bervariasi dari individu ke individu. Beberapa orang mungkin menjadi agak impulsif dan butuh sedikit bantuan pada awalnya untuk mengendalikan perilaku mereka, sedangkan yang lain mungkin memiliki defisit yang lebih halus.
- Memori: Penelitian telah menunjukkan bahwa kemampuan untuk mengodekan dan mengingat informasi menurun secara signifikan pada hewan dan manusia setelah penggunaan metamfetamin kronis.
- Masalah pergerakan: Kerusakan pada sejumlah neuron di jalur materi putih di otak juga dikaitkan dengan perubahan fungsi motorik, termasuk waktu reaksi, koordinasi dalam keterampilan yang sangat halus dan kompleks, dan fungsi mendasar, seperti berjalan.
- Kontrol emosional: Terkait dengan masalah kontrol impuls adalah kemampuan untuk mengatur diri sendiri dan mengendalikan keadaan emosional dan/atau pengalaman emosi yang sebenarnya. Orang yang telah menggunakan metamfetamin secara kronis menunjukkan sejumlah masalah emosional yang dapat berupa perubahan suasana hati, depresi kronis, apatis kronis, hilangnya motivasi, masalah dengan agresi, permusuhan, mudah tersinggung, dan bahkan perilaku melukai diri sendiri dan/atau bunuh diri. Hal ini mencerminkan penipisan neurotransmiter dan kerusakan struktural yang terjadi sebagai akibat dari penggunaan metamfetamin kronis.
- Masalah psikologis: Orang yang menggunakan metamfetamin secara kronis lebih rentan terhadap perkembangan gangguan kejiwaan yang parah, termasuk masalah dengan perilaku seperti psikotik, seperti delusi, halusinasi, gangguan pengujian realitas, dan lain-lain.
Orang yang memiliki kondisi kesehatan mental yang sudah ada sebelumnya dan telah menggunakan metamfetamin dalam jangka waktu yang lama, yang mengakibatkan pesta minuman keras yang berkepanjangan dan kurangnya perhatian terhadap perawatan diri, jelas akan mengalami lebih banyak kerusakan pada otak dan sistem saraf pusat dibandingkan dengan orang yang menggunakan obat tersebut dalam jangka waktu yang lebih pendek atau kurang intens, atau mereka yang memiliki lebih sedikit masalah kejiwaan.
Menurut penelitian, metamfetamin berpotensi menghasilkan efek yang bertahan lama pada siapa pun yang menggunakannya.
Metamfetamin adalah stimulan yang sangat adiktif yang berasal dari amfetamin. Obat ini dapat diisap, disuntikkan, dihirup, atau ditelan.
Penyalahgunaan metamfetamin dapat mengakibatkan efek samping yang parah. Potensi efek jangka panjang dari penyalahgunaan dapat mencakup masalah jantung dan stroke, penurunan fungsi kognitif, dan kerusakan gigi total.
Orang yang kecanduan metamfetamin harus berbicara dengan profesional kesehatan. Perawatan kecanduan harus selalu dilakukan di bawah pengawasan profesional medis yang dapat memantau kemajuan dan tantangan serta mengelola program perawatan.
Referensi
National Institute on Drug Abuse. Diakses pada Juni 2024. Mind Matters: The Body's Response to Methamphetamine.
Drugabuse.com. Diakses pada Juni 2024. The Effects of Meth on Your Body.
Substance Abuse and Mental Health Services Administration. Diakses pada Juni 2024. Know the Risks of Meth.
Lappin, Julia M., Shane Darke, dan Michael Farrell. “Methamphetamine use and future risk for Parkinson’s disease: Evidence and clinical implications.” Drug and Alcohol Dependence 187 (1 Juni 2018): 134–40.
Kevil, Christopher G., Nicholas E. Goeders, dkk. “Methamphetamine Use and Cardiovascular Disease.” Arteriosclerosis, Thrombosis, and Vascular Biology 39, no. 9 (1 September 2019): 1739–46.
American Heart Association. Diakses pada Juni 2024. Meth and heart disease: A deadly crisis we don't fully fathom, report says.
Footprints to Recovery. Diakses pada Juni 2024. What Does Meth Do to Your Body?
Potula, Raghava, Bijayesh Haldar, dkk. “Methamphetamine alters T cell cycle entry and progression: role in immune dysfunction.” Cell Death Discovery 4, no. 1 (19 Maret 2018).
Papageorgiou, Marco, Ali Raza, dkk. “Methamphetamine and its immune-modulating effects.” Maturitas 121 (1 Maret 2019): 13–21.
National Institute on Drug Abuse. “Are people who misuse methamphetamine at risk for contracting HIV/AIDS and hepatitis B and C?” 13 April 2021.
Hossain, Md Kamal, Majid Hassanzadeganroudsari, dkk. “Why METH users are at high risk of fatality due to COVID-19 infection?” Expert Review of Vaccines 19, no. 12 (1 Desember 2020): 1101–3.
American Addiction Centers. Diakses pada Juni 2024. Effects of Crystal Meth on the Brain and Central Nervous System.
Medical News Today. Diakses pada Juni 2024. Methamphetamine: What you should know.