Seperti Apa Batuk Tanda Pneumonia?

- Pneumonia cenderung menyebabkan batuk yang keras, volume meningkat, dan suara berderak di paru-paru.
- Selain batuk, pneumonia juga dapat menyebabkan gejala lainnya seperti sesak napas, nyeri saat bernapas dan batuk, serta kelelahan parah.
- Batuk hanyalah salah satu gejala. Jika kamu menduga mengalami pneumonia, temui dokter untuk menentukan penyebabnya dan menerima perawatan yang tepat.
Batuk yang disebabkan oleh pneumonia, julukannya "batuk pneumonia", sebetulnya tidak jauh berbeda dengan batuk akibat pilek atau flu biasa. Perbedaannya, pneumonia dapat menimbulkan komplikasi dan menimbulkan beberapa risiko kesehatan yang serius.
Jadi, meskipun pneumonia terdengar seperti pilek, tetapi sebenarnya sama sekali tidak begitu. Penting untuk memperhatikan gejala-gejala yang menyertai batuk untuk menentukan apakah itu pneumonia atau bukan.
1. Seperti apa suara batuk pneumonia?
Pneumonia menyebabkan batuk yang dalam atau keras. Namun, dokter tidak mendiagnosis pneumonia berdasarkan itu saja. Dokter akan mempertimbangkan suara batuk saat menentukan penyebab gejala, tetapi itu bukan satu-satunya gejala yang diperiksa.
Satu studi tahun 2021 menggunakan kecerdasan buatan dan suara batuk untuk mengidentifikasi batuk pneumonia. Dilaporkan bahwa batuk yang terkait dengan pneumonia menjadi lebih keras menjelang akhir batuk.
Faktor-faktor yang berkontribusi terhadap tingkat keparahan batuk termasuk jumlah lendir, mengi (suara siulan bernada tinggi saat bernapas), dan dispnea (sesak napas).
Ciri-ciri umum batuk pneumonia meliputi:
- Suara berderak di paru-paru, yang umum terjadi pada pneumonia akibat bakteri.
- Batuk yang keras dan dalam.
- Volume batuk meningkat
- Peningkatan kenyaringan atau intensitas batuk. Ini dapat mengindikasikan:
- Batuk yang lebih kuat karena iritasi, infeksi, atau kondisi paru-paru.
- Aliran udara yang lebih besar saat batuk, mungkin karena upaya pernapasan yang lebih kuat.
- Vokalisasi atau resonansi yang lebih tinggi dalam suara batuk, membuatnya lebih kentara.
- Batuk batuk kering, berulang, dan terus-menerus yang sering kali terasa mengganggu atau menggelitik di tenggorokan. Ini biasanya tidak mengeluarkan dahak dan dapat terdengar kasar atau serak. Gejala ini mungkin terlihat pada walking pneumonia atau pneumonia atipikal (kasus pneumonia ringan).
- Nyeri dada atau ketidaknyamanan saat batuk.
Suara berderak adalah suara napas yang dapat didengar oleh dokter dengan stetoskop. Ini menunjukkan ruang di paru-paru yang biasanya terisi udara terisi dengan cairan atau material lain.
2. Batuk pneumonia cenderung kering atau berdahak?

Batuk kering atau berdahak, itu akan tergantung pada jenis pneumonia yang diidap dan stadiumnya. Batuk mungkin kering jika mengalami pneumonia virus tahap awal. Batuk kemungkinan akan lebih mengeluarkan lendir jika pneumonia virus telah berkembang, atau seseorang mengalami pneumonia bakteri.
Batuk pneumonia dapat mengeluarkan lendir berdarah. Batuk parah karena alasan apa pun dapat menyebabkan pembuluh darah pecah dan lendir menjadi berwana darah.
Batuk berdahak tidak selalu disebabkan oleh pneumonia. Ini juga dapat mengindikasikan kondisi kesehatan lain, seperti: asma, bronkiektasis, COVID-19, fibrosis kistik, flu, hingga diskinesia siliar primer.
3. Seperti apa dahak pada batuk pneumonia?
Batuk berdahak, atau juga disebut batuk produktif, berarti batuk mengeluarkan lendir. Lendir yang tidak terkait dengan infeksi atau penyakit biasanya terlihat bening, licin, dan seperti gel. Selaput lendir menghasilkan lendir untuk menjebak kuman dan zat berbahaya lainnya sehingga sistem kekebalan tubuh dapat bereaksi terhadap kemungkinan ancaman ini.
Lendir dapat menjadi kental dan lengket. Pada orang yang mengalami infeksi, lendir mungkin juga berwarna putih, kuning, atau hijau.
Batuk pneumonia dapat menghasilkan lendir berwarna hijau, kuning, atau berdarah. Pneumonia bakteri dapat menghasilkan lendir berdarah atau lendir dengan nanah. Pneumonia virus dapat menyebabkan lendir encer yang disertai nanah.
4. Jenis dan stadium pneumonia dapat memengaruhi batuk

Kebanyakan batuk pneumonia berlangsung sekitar dua minggu. Namun, beberapa orang mungkin mengalami batuk yang lebih parah yang berlangsung selama tiga minggu atau lebih. Batuk pneumonia jarang terjadi lebih dari sebulan.
Jika batuk telah berlangsung selama delapan minggu atau lebih, itu dianggap sebagai batuk kronis. Temui dokter untuk mengidentifikasi penyebabnya.
Tingkat keparahan batuk pneumonia dan apakah itu batuk kering ataupun berdahak akan tergantung pada stadium penyakitnya.
Misalnya, pneumonia stadium awal tidak menyebabkan batuk mengeluarkan apa pun. Saat pneumonia berkembang, batuk dapat memburuk dan dapat menyebabkan batuk berdahak. Batuk pneumonia yang parah juga dapat menyebabkan nyeri.
Pada pneumonia akibat virus, batuk dapat muncul beberapa hari setelah demam, pilek, nyeri otot, dan gejala awal lainnya. Sementara pada pneumonia akibat bakteri, batuk dapat muncul dalam satu atau dua hari setelah gejala awal.
5. Tahapan pneumonia
Pneumonia lobaris (ditandai dengan lobus paru-paru yang terinfeksi dan meradang) dapat mengikuti empat tahap berbeda, yang dapat membantu memandu pengobatan dan menilai tingkat keparahan infeksi. Namun, tidak semua jenis pneumonia mengikuti tahap-tahap ini.
- Tahap 1 (kongesti): Ini adalah tahap pertama saat infeksi telah masuk ke lobus paru-paru. Ini berlangsung sekitar 24 jam dan menyebabkan paru-paru meradang, yang menyebabkan batuk, perasaan berat di dada, napas cepat, dan kelelahan.
- Tahap 2 (hepatisasi merah): Tahap kedua ini berlangsung selama beberapa hari dan menyebabkan pembengkakan lebih lanjut pada paru-paru saat paru-paru mencoba melawan infeksi. Pada tahap ini, alveoli (kantung udara kecil yang terletak di ujung bronkiolus, tabung seperti cabang di paru-paru) berjuang untuk memindahkan oksigen dan gas ke dalam aliran darah. Selama tahap ini, batuk akan memburuk, dan seseorang mungkin mengalami gejala tambahan seperti sesak napas, nyeri otot, kelelahan parah, demam, dan sakit kepala.
- Tahap 3 (hepatisasi abu-abu): Ini muncul dua atau tiga hari setelah tahap 2 dan dapat berlangsung hingga delapan hari. Sel imun akan terus bekerja untuk melindungi paru-paru dan tubuh, tetapi seseorang masih akan mengalami gejala.
- Tahap 4 (resolusi): Ini adalah tahap terakhir, dan tahap ini adalah saat seseorang akhirnya mulai merasa lebih baik. Ini terjadi hingga 10 hari setelah tahap kongesti atau setelah beberapa minggu. Sebagian besar gejala akan hilang, meskipun batuk berdahak akan tetap ada untuk membantu membersihkan lendir dari paru-paru.
6. Gejala pneumonia lainnya selain batuk

Gejala pneumonia berkisar dari ringan hingga berat, tergantung pada penyebabnya. Gejala pneumonia dapat meliputi:
- Kebingungan (pada orang dewasa yang lebih tua).
- Batuk dengan lendir berwarna hijau, kuning, atau berdarah.
- Napas atau detak jantung cepat.
- Demam, berkeringat, dan menggigil.
- Kelelahan parah.
- Nyeri dada yang tajam atau menusuk yang dirasakan saat batuk atau menarik napas dalam.
- Sesak napas.
Gejala pneumonia dapat bervariasi dan muncul dengan tingkat keparahan yang berbeda berdasarkan jenis pneumonia.
- Pneumonia bakteri: Jika pneumonia disebabkan oleh bakteri, gejala dapat muncul perlahan atau cepat. Ini merupakan jenis pneumonia yang paling parah—dapat menyebabkan demam tinggi, sesak napas, dan denyut nadi yang lebih cepat. Pneumonia ini juga dapat menyebabkan kebingungan pada lansia.
- Pneumonia virus: Pada pneumonia akibat virus, mungkin perlu beberapa hari untuk melihat gejalanya. Gejala awal, seperti demam, batuk kering, dan sakit kepala, akan muncul, mirip dengan gejala pilek atau flu biasa. Sesak napas, nyeri otot, dan batuk berdahak akan terjadi beberapa hari kemudian.
- Pneumonia atipikal: Disebabkan oleh bakteri Mycoplasma pneumoniae, gejalanya ringan dan biasanya tidak memerlukan bed rest. Namun, gejalanya dapat bervariasi, dan dalam beberapa kasus komplikasi dapat terjadi.
7. Cara mengetahui batuk yang disebabkan oleh pneumonia
Dokter tidak dapat mendiagnosis pneumonia dengan hanya melihat gejala batuk. Orang yang sakit pneumonia akan mengalami beberapa gejala, termasuk sesak napas, nyeri saat bernapas dan batuk, serta kelelahan parah.
Jika curiga mengalami pneumonia, segera cari perawatan medis. Pneumonia dapat berakibat fatal jika tidak diobati. Pneumonia juga dapat menyebabkan infeksi parah yang mengancam jiwa.
Infeksi parah lebih umum terjadi pada individu berisiko tinggi, yang termasuk:
- Orang dewasa berusia 65 tahun ke atas.
- Bayi dan anak kecil.
- Perokok.
- Orang yang mengonsumsi obat yang menekan sistem kekebalan tubuh.
- Orang dengan kondisi medis tertentu.
Dokter akan menggunakan beberapa tes diagnostik untuk memastikan pneumonia. Ini mungkin termasuk:
- Evaluasi gejala.
- Tes darah untuk mengidentifikasi apakah pneumonia disebabkan oleh bakteri, jamur, atau virus.
- X-ray dada untuk melihat bagaimana infeksi memengaruhi paru-paru.
- Oksimetri nadi untuk mengukur kadar oksigen dalam darah.
- Tes dahak untuk memeriksa lendir dan mengidentifikasi sumbernya (bakteri atau jamur).
Setelah diagnosis pneumonia dibuat, dokter akan membuat rencana pengobatan terbaik.
8. Cara mengobati batuk pneumonia

Dalam kasus ringan, pneumonia biasanya dapat diobati di rumah. Banyak-banyaklah beristirahat dan merawat diri selama masa pemulihan.
Langkah-langkah untuk membantu pemulihan meliputi:
- Beristirahatlah dan tidurlah yang cukup.
- Minumlah air putih dan tetap terhidrasi.
- Berhenti merokok dan hindari asap rokok. Merokok dapat memperburuk gejala pneumonia, terutama batuk. Merokok juga dapat memperpanjang masa pemulihan dan meningkatkan risiko komplikasi.
- Makan makanan sehat bergizi seimbang.
- Duduk tegak untuk membantu mengatasi batuk.
- Menghirup uap dari pelembap udara dapat membantu mengencerkan lendir, sehingga batuk lebih mudah. Uap juga dapat membersihkan saluran pernapasan, sehingga membantu bernapas lebih baik.
Dalam kasus yang parah, seseorang mungkin perlu dirawat di rumah sakit. Rumah sakit dapat menyediakan perawatan antibiotik intensif, terapi oksigen, dan ventilator. Pasien mungkin memerlukan terapi oksigen untuk membantu meningkatkan kadar oksigen dalam darah dan ventilator untuk membantu bernapas.
Pneumonia adalah infeksi paru-paru yang dapat menyebabkan batuk, demam, nyeri dada, dan sesak napas. Batuk pneumonia biasanya dalam, keras, dan berdahak, menghasilkan lendir yang mungkin berwarna hijau, kuning, berdarah, atau mengandung nanah. Sementara pneumonia bakteri sering menyebabkan produksi lendir, pneumonia virus mungkin tidak.
Batuk hanyalah salah satu gejala. Jika kamu menduga mengalami pneumonia, temui dokter untuk menentukan penyebabnya dan menerima perawatan yang tepat. Cari perawatan darurat untuk gejala parah seperti kesulitan bernapas, nyeri dada, atau demam tinggi, terutama jika memiliki faktor risiko.
Referensi
"What Does Pneumonia Sound Like? Cough, Breath, And Other Symptoms." HealthMatch. Diakses Februari 2025.
"What Does a Pneumonia Cough Sound Like and How Is It Different From Others?" Verywell Health. Diakses Februari 2025.
"Pneumonia Cough: How It Might Sound Different From Other Coughs." Health. Diakses Februari 2025.
"Learn About Pneumonia." American Lung Association. Diakses Februari 2025.
Youngbeen Chung et al., “Diagnosis of Pneumonia by Cough Sounds Analyzed With Statistical Features and AI,” Sensors 21, no. 21 (October 23, 2021): 7036, https://doi.org/10.3390/s21217036.
Fouzas, Sotirios, Michael B. Anthracopoulos, and Abraham Bohadana. "Clinical Usefulness of Breath Sounds." In Breath Sounds, edited by Abraham Bohadana, Michael Kraman, and Gabriel Rossi, 33–52. Cham: Springer, 2018. https://doi.org/10.1007/978-3-319-71824-8_3.
Shee B, Anjum F, Sharma S, et al. Pulmonary Hemorrhage. [Updated 2024 Aug 11]. In: StatPearls [Internet]. Treasure Island (FL): StatPearls Publishing; 2025 Jan-. Available from: https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK538278/
Vsevolod A. Zinserling et al., “Lobar (Croupous) Pneumonia: Old and New Data,” Infection 50, no. 1 (September 1, 2021): 235–42, https://doi.org/10.1007/s15010-021-01689-4.