Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
ilustrasi obat (pexels.com/JESHOOTS.com)

Intinya sih...

  • Obat kedaluwarsa dapat kehilangan efektivitas dan berpotensi menyebabkan gangguan kesehatan serius.
  • Obat cair lebih rentan terkontaminasi bakteri setelah kedaluwarsa, meningkatkan risiko infeksi dan keracunan.
  • Beberapa obat mengalami perubahan struktur kimia menjadi beracun setelah kedaluwarsa, bahkan obat darurat bisa kehilangan efektivitasnya.

Banyak orang menganggap obat kedaluwarsa hanya kehilangan efektivitasnya, tanpa menyadari risiko kesehatan yang bisa ditimbulkannya. Padahal, mengonsumsi obat yang sudah melewati batas waktu pakainya bisa berdampak serius, mulai dari gangguan ringan hingga kondisi yang mengancam nyawa. Nah, ini dia 5 bahaya yang harus diwaspadai sebelum meminum obat yang sudah kedaluwarsa. Yuk simak! 

1. Efektivitas berkurang, pengobatan bisa gagal

ilustrasi sakit (unsplash.com/Olga Kononenko)

Seiring waktu, kandungan aktif dalam obat dapat mengalami degradasi, sehingga efektivitasnya berkurang atau bahkan hilang sepenuhnya. Ini bisa sangat berbahaya bagi penderita penyakit kronis seperti diabetes atau tekanan darah tinggi.

Misalnya, insulin yang sudah kedaluwarsa mungkin tidak mampu mengontrol kadar gula darah dengan baik, yang berisiko menyebabkan komplikasi serius seperti ketoasidosis diabetik. Dalam beberapa kasus, obat yang kehilangan potensi ini juga dapat menyebabkan penyakit yang seharusnya bisa dicegah menjadi lebih parah.

2. Risiko pertumbuhan bakteri dalam obat cair

ilustrasi obat kumur (pexels.com/Towfiqu barbhuiya)

Obat dalam bentuk cairan lebih rentan mengalami kontaminasi bakteri setelah kedaluwarsa, terutama antibiotik sirup atau obat tetes mata. Jika dikonsumsi, bakteri yang berkembang dalam obat ini bisa menyebabkan infeksi, gangguan pencernaan, hingga keracunan.

Misalnya, antibiotik yang sudah basi mungkin tidak hanya gagal membunuh bakteri penyebab penyakit, tetapi juga memperburuk infeksi dengan memicu resistensi bakteri. Efek sampingnya bisa berupa diare parah, muntah, atau bahkan infeksi sekunder yang lebih sulit diobati.

3. Perubahan senyawa kimia yang berbahaya

ilustrasi obat (pixabay.com/Myriams-Fotos)

Beberapa obat bisa mengalami perubahan struktur kimia seiring berjalannya waktu, yang justru membuatnya beracun. Salah satu contohnya adalah antibiotik tetrasiklin, yang dapat berubah menjadi senyawa beracun setelah melewati masa kedaluwarsa.

Konsumsi obat ini dalam kondisi tersebut berisiko menyebabkan gangguan ginjal serius yang disebut sindrom fanconi, yang bisa berakibat fatal jika tidak segera ditangani. Hal ini menunjukkan bahwa bukan hanya efektivitas obat yang perlu diperhatikan, tetapi juga potensi efek samping berbahaya akibat perubahan komposisi kimianya.

4. Gagal bekerja di situasi darurat

ilustrasi serangan jantung (pexels.com/freestocks.org)

Beberapa obat sangat penting dalam keadaan darurat, seperti EpiPen untuk reaksi alergi parah atau nitrogliserin untuk serangan jantung. Jika obat-obatan ini sudah kedaluwarsa, efektivitasnya bisa sangat berkurang sehingga tidak memberikan respons yang diperlukan untuk menyelamatkan nyawa.

Bayangkan seseorang yang mengalami syok anafilaksis tetapi menggunakan EpiPen kedaluwarsa, reaksinya mungkin tidak cukup cepat atau kuat untuk mengatasi kondisi tersebut, yang bisa berujung pada kondisi fatal. Oleh karena itu, selalu pastikan obat-obatan darurat dalam kondisi baik dan belum melewati batas waktu penggunaannya.

5. Kerusakan fisik obat bisa menyebabkan masalah kesehatan

ilustrasi gangguan pencernaan (unsplash.com/Alicia Petresc)

Obat yang sudah kedaluwarsa sering mengalami perubahan bentuk fisik, seperti kapsul yang melebur, tablet yang retak, atau sirup yang mengental dan berubah warna. Jika tetap dikonsumsi, ini bisa menyebabkan iritasi pada saluran pencernaan, yang dalam kasus tertentu bisa berujung pada tukak lambung atau pendarahan internal.

Selain itu, beberapa obat yang sudah rusak juga bisa terasa lebih pahit atau memiliki bau yang tidak sedap, yang menandakan adanya perubahan senyawa di dalamnya. Kondisi ini bisa meningkatkan risiko keracunan ringan hingga berat. 

Mengonsumsi obat kedaluwarsa bukan sekadar soal efektivitas yang berkurang, tetapi juga bisa membahayakan kesehatan. Risiko infeksi, kerusakan organ, hingga kegagalan pengobatan membuat konsumsi obat yang sudah melewati tanggal kedaluwarsa menjadi keputusan yang tidak bijak. Pastikan untuk selalu mengecek tanggal kedaluwarsa sebelum menggunakan obat dan segera buang obat yang sudah tidak layak konsumsi. Jika ragu, lebih baik berkonsultasi dengan tenaga medis untuk mendapatkan saran yang lebih aman.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team