ilustrasi anak menjalani terapi wicara (freepik.com/freepik)
Menurut National Institute on Deafness and Other Communication Disorders, waktu paling aktif untuk belajar bicara dan bahasa adalah 3 tahun pertama kehidupan, ketika otak berkembang dan menjadi dewasa. Proses pembelajaran bahasa dimulai saat bayi mengomunikasikan rasa laparnya dengan menangis.
Pada usia 6 bulan, sebagian besar bayi bisa mengenali bunyi bahasa dasar. Sementara pada usia 12 hingga 15 bulan, bayi seharusnya sudah mampu mengucapkan dua atau tiga kata sederhana, meski tidak jelas. Sebagian besar balita bisa mengucapkan beberapa kata ketika berusia 18 bulan. Saat berusia 3 tahun, kebanyakan anak bisa berbicara kalimat singkat.
Namun, jika anak belum bisa mencapai kemampuan-kemampuan sesuai dengan usianya, bisa jadi ia mengalami keterlambatan perkembangan bahasa atau bicara. Ini merupakan jenis keterlambatan perkembangan yang paling umum. Namun, keterlambatan bahasa dan bicara tidak sama.
Dilansir Healthline, keterlambatan bicara terjadi saat anak-anak tidak mengucapkan kata-kata sebanyak yang diharapkan untuk usia mereka. Sementara itu, keterlambatan bahasa terjadi saat anak kesulitan untuk memahami apa yang dikatakan orang lain atau tidak bisa mengungkapkan pikirannya. Bahasa termasuk bicara, memberi isyarat, menandatangani, dan menulis.
Masalah bicara dan bahasa berbeda, tetapi sering kali tumpang tindih, sehingga awal cukup sulit untuk membedakannya. Namun, ada perbedaan penting antara keduanya, yaitu:
- Berbicara merupakan tindakan fisik untuk menghasilkan suara dan mengucapkan kata-kata. Seorang anak dengan keterlambatan bicara sering kali sulit dimengerti. Meskipun mereka mungkin menggunakan kata-kata dan frasa untuk mengekspresikan ide-ide mereka, tetapi mereka sering kesulitan untuk membentuk bunyi yang benar.
- Sebaliknya, anak dengan keterlambatan bahasa bisa membuat suara yang benar dan mengucapkan beberapa kata, tetapi tidak bisa membentuk frasa atau kalimat yang masuk akal.
Sementara beberapa anak mengalami keterlambatan bahasa atau keterlambatan bicara, beberapa anak lainnya memiliki keduanya. Membedakan keduanya penting karena bisa memberi petunjuk tentang pengobatan yang benar.
Berikut ini beberapa kemungkinan penyebab anak mengalami keterlambatan bahasa dan bicara atau speech delay:
- Paparan lebih dari satu bahasa, yang bisa mengakibatkan keterlambatan ringan pada balita, tetapi tidak terlambat ketika mereka mencapai usia sekolah.
- Ketidakmampuan belajar.
- Pelecehan atau penelantaran anak.
- Masalah dengan otot yang mengendalikan bicara, kelainan yang disebut disartria.
- Pendengaran yang buruk bisa menyebabkan keterlambatan bicara dan bahasa, sehingga dokter biasanya akan melakukan tes pendengaran untuk diagnosis.
- Kehilangan pendengaran yang bisa terjadi pada anak-anak yang mengalami infeksi telinga tengah yang parah atau terjadi karena obat-obatan tertentu, trauma, atau kelainan genetik.
- Gangguan spektrum autisme (ASD). Ini merupakan sekelompok gangguan neurologis yang kemungkinan melibatkan gangguan komunikasi serta gangguan interaksi sosial dan keterampilan kognitif. Gejalanya kadang terlihat jelas sejak dini, tetapi mungkin tidak disadari hingga anak mencapai usia 2 atau 3 tahun. Tanda dan gejala ASD bervariasi, tetapi biasanya meliputi keterlambatan bicara dan keterampilan bahasa, serta kesulitam berkomunikasi dan berinteraksi dengan orang lain. Tidak ada obat untuk ASD, tetapi terapi dan pengobatan lain bisa membantu memberi anak alat tambahan untuk berkomunikasi, menghilangkan stres, dan dalam beberapa kasus mengelola tugas sehari-hari.
- Penggunaan gadget secara berlebihan. Salah satu dampak penggunaan gadget secara berlebihan pada anak yaitu memengaruhi perkembangan bicara dan bahasa atau alalia. Sebab, terlalu banyak penggunaan gadget berarti anak berbicara atau berkomunikasi lebih sedikit, sehingga mengurangi kosakata mereka karena mereka mendengar lebih sedikit. Studi telah menunjukkan bahwa peningkatan waktu layar atau screen time selama 30 menit bisa menyebabkan peningkatan risiko sebesar 49 persen untuk keterlambatan bicara ekspresif pada anak-anak.
- Tidak ada penyebab yang bisa ditemukan.
Segera periksakan anak ke dokter spesialis anak jika memiliki tanda-tanda berikut pada usia yang ditunjukkan. Perhatikan juga kehilangan keterampilan yang telah dipelajari.
Pada usia 3 hingga 4 bulan, segera hubungi dokter jika anak:
- Tidak merespons suara keras.
- Tidak mengoceh.
- Mulai mengoceh namun tidak mencoba meniru suara (usia 4 bulan).
Menjelang 7 bulan, segera hubungi dokter jika anak:
Pada usia 1 tahun, segera hubungi dokter jika anak tidak:
- Menggunakan satu kata saja, seperti "mama".
- Memahami kata-kata, seperti "selamat tinggal" atau "tidak".
- Menunjukkan isyarat, seperti menunjuk atau melambaikan tangan.
Pada usia 18 bulan, segera hubungi dokter jika anak:
- Lebih memilih isyarat daripada vokalisasi untuk berkomunikasi.
- Kesulitan menirukan suara.
- Kesulitan memahami permintaan verbal sederhana.
Pada usia 2 tahun, segera hubungi dokter jika anak:
- Tidak bisa berbicara minimal 15 kata.
- Tidak menggunakan frasa 2 kata tanpa pengulangan (hanya bisa meniru ucapan) dan tidak menghasilkan kata atau frasa secara spontan.
- Hanya mengucapkan beberapa bunyi atau kata berulang kali dan tidak bisa menggunakan bahasa lisan untuk berkomunikasi, lebih dari kebutuhan mendesaknya.
- Tidak bisa mengikuti petunjuk sederhana.
- Mempunyai nada suara yang tidak biasa (seperti suara serak atau sengau).
Pada usia 3 tahun, segera hubungi dokter jika anak:
- Tidak menggunakan setidaknya 200 kata.
- Tidak meminta sesuatu dengan nama.
- Sulit dimengerti bahkan meskipun tinggal bersama.
Hubungi dokter jika ucapan anak lebih susah dipahami dibandingkan yang diharapkan untuk usianya. Jika dokter mencurigai adanya keterlambatan bicara pada anak, maka dokter akan memberikan rujukan untuk evaluasi oleh ahli patologi bahasa bicara. Mereka paling memenuhi syarat untuk memberikan evaluasi dan diagnosis pada anak yang mengalami keterlambatan bahasa atau bicara, atau keduanya. Spesialis ini bisa menguji pendengaran, menilai bahasa reseptif dan ekspresif, dan merencanakan sesi terapi wicara dengan anak.
Jika keterlambatan masih tergolong ringan, maka spesialis atau dokter anak kemungkinan merekomendasikan untuk:
- Orang tua atau pengasuh berkomunikasi lebih banyak dengan anak, seperti berbicara, bernyanyi, dan mendorong pengulangan. Selain itu, jelaskan apa yang sedang dilakukan ketika memasak atau membersihkan kamar, dan tunjukkan benda-benda di sekitar rumah. Pertahankan hal-hal sederhana namun hindari bicara menggunakan bahasa bayi.
- Bacakan buku, seperti buku dongeng atau buku bergambar, yang sesuai dengan usia anak, yang akan mendorong anak-anak untuk melihatnya ketika menamai gambarnya.
- Memperkuat ucapan dan bahasa sepanjang hari.
- Mendapatkan pengobatan untuk infeksi telinga tengah jika ada.
- Jika anak mempunyai kondisi kesehatan yang mendasarinya, maka dokter kemungkinan merekomendasikan perawatan lainnya. Misalnya, merekomendasikan evaluasi oleh ahli saraf.