TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Bolehkah Suami Meremas Payudara Istri Saat Menyusui? 

Pastikan istri nyaman, ya~

ilustrasi menyusui (pexels.com/Bruna Gabrielle Félix)

Menyusui jadi satu fase setelah melahirkan yang penuh tantangan. Pijatan dari pasangan di area dada selama masa mengasihi dapat membantu memberikan rasa rileks. Namun, ada kalanya payudara menjadi sangat sensitif, bahkan hanya dengan disentuh.

Dilema pun muncul. Dalam kondisi demikian, bolehkah suami meremas payudara istri saat menyusui? Yuk, cari tahu jawabannya, plus manfaat dan risiko yang mungkin terjadi.

Bolehkah suami meremas payudara istri saat menyusui?

Meremas berarti memberikan tekanan ke area luar payudara. Tindakan ini juga disebut sebagai kompresi payudara. Dilansir Healthline, tindakan ini boleh dilakukan.

Bukan tanpa tujuan, kompresi payudara secara manual merangsang refleks pengeluaran ASI. Dengan begitu, ASI bisa keluar secara maksimal selama proses menyusui. Selain itu, tindakan ini membantu meningkatkan aliran air susu.

Kompresi payudara biasa diberikan ketika bayi hanya menghisap payudara tanpa benar-benar meminum ASI. Bayi pun bisa minum lebih lancar dan banyak.

Lantas, bolehkah suami meremas payudara istri saat menyusui? Selama tidak mengganggu atau menyebabkan ketidaknyamanan pada ibu, pasangan boleh membantu dengan melakukan kompresi payudara tersebut.

Baca Juga: Keluar ASI Saat Berhubungan Intim, Normalkah?

Manfaat meremas payudara selama masa menyusui

ilustrasi menyusui (pexels.com/Wendy Mei)

Selain yang disebutkan sebelumnya, kompresi payudara juga memiliki manfaat lainnya. Dilansir International Breastfeeding Centre, berikut manfaat kompresi payudara:

  • Menambah volume aliran ASI sehingga berpeluang lebih besar menambah berat badan bayi
  • Meredakan rewel pada bayi akibat ASI tidak keluar 
  • Mengurangi durasi menyusui tanpa mengubah asupan nutrisi bayi. Karena aliran ASI lebih banyak, si kecil pun lebih cepat kenyang
  • Mencegah rasa sakit pada puting karena dihisap terlalu lama atau dipaksa
  • Menghindari saluran tersumbat atau mastitis berulang.

Kompresi payudara diperlukan bila si kecil menyusu dalam durasi cukup lama, tetapi masih tetap terjaga. Gerak-gerik bayi yang seperti ini bukan menandakan ia malas menghisap, tetapi besar kemungkinan karena tidak ada cukup ASI untuk dihisap.

Bukan hanya ASI, pijatan di area payudara dapat memicu keluarnya kolostrum di hari-hari pertama menyusui. Kolostrum atau disebut 'emas cair' merupakan cairan dengan nutrisi tinggi. 

Kandungan utamanya adalah protein yang berfungsi sebagai antibodi untuk melawan infeksi. Dengan demikian, hal tersebut  berpengaruh dan dapat menjaga daya tahan tubuh anak hingga dewasa nanti.

Baca Juga: 5 Perubahan Payudara saat Menyusui, Normal kok!

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya