TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

6 Tes Kesehatan Sebelum Hamil, Bermanfaat bagi Ibu dan Janin

Perlu dilakukan calon ibu dan calon ayah

ilustrasi konsultasi dengan dokter (pexels.com/Thirdman)

Bagi yang berencana memiliki anak, perlu mengetahui bahwa perawatan untuk buah hati perlu dilakukan jauh sebelum melahirkan. Ada banyak hal yang perlu kamu dan pasangan siapkan, termasuk melakukan tes kesehatan sebelum hamil. Langkah ini juga dikenal sebagai pemeriksaan prakonsepsi.

Lantas, mengapa prakonsepsi ini penting dan apa saja bentuknya? Gulir terus untuk menemukan informasi yang kamu butuhkan.

Tes kesehatan sebelum hamil

Pemeriksaan prakonsepsi adalah serangkaian pemeriksaan untuk mengetahui kondisi tubuh sebelum kehamilan. Tujuannya, untuk memastikan bahwa tubuh benar-benar siap menerima hadirnya jabang bayi, melansir March of Dimes.

Tes kesehatan ini dilakukan untuk mengidentifikasi kemungkinan gangguan kesehatan yang dapat memengaruhi kehamilan. Misalnya, depresi, diabetes, maupun tekanan darah tinggi. Selain itu, termasuk pula dampak dari gaya hidup kurang sehat, seperti merokok, yang dapat menyebabkan gangguan kesuburan.

Baca Juga: 6 Alasan Mengapa Tes Kesehatan Pranikah Itu Penting

Kapan tes kesehatan harus dilakukan?

ilustrasi konsultasi dokter (pexels.com/cottonbro)

Kamu bisa mengambil pemeriksaan prakonsepsi kapan saja, bahkan 1 tahun sebelum merencanakan kehamilan.

Setiap pasangan perlu melakukan tes kesehatan sebelum hamil meskipun pernah hamil sebelumnya. Pasalnya, tubuh mungkin telah mengalami perubahan sejak kehamilan terakhir.

Sebetulnya, tes kesehatan sebelum hamil memang diwajibkan, tetapi belum banyak yang melakukannya. Kendati demikian, kamu tak punya alasan lagi untuk tidak melakukannya apabila pernah mengalami beberapa hal berikut:

  • Mengalami kelahiran prematur atau kelahiran yang terjadi sebelum janin memasuki usia 37 minggu 
  • Bayi dengan cacat lahir. Cacat lahir adalah gangguan kesehatan yang ada saat lahir. Kondisi ini dapat mengubah bentuk atau fungsi dari satu atau lebih bagian tubuh sehingga menyebabkan masalah kesehatan secara keseluruhan
  • Keguguran atau kondisi saat bayi meninggal dalam kandungan sebelum usia kehamilan 20 minggu
  • Lahir mati yang berarti bayi meninggal di dalam kandungan sebelum lahir, tetapi berusia lebih dari atau sama dengan 20 minggu kehamilan.

Bentuk tes kesehatan sebelum kehamilan

Nantinya, calon ibu akan melakukan beberapa tes untuk mengevaluasi kesehatan secara menyeluruh. Dilansir Parents, berikut adalah pemeriksaan yang harus kamu lakukan sebelum hamil.

1. Pemeriksaan umum

ilustrasi tes kesehatan (pexels.com/Thirdman)

Kenneth James, MD., seorang obgyn bersertifikat di Saddleback Memorial Medical Center, Laguna Hills, California menjelaskan, penting untuk menjadwalkan kunjungan dokter khusus untuk check up sebelum kehamilan.

Pada pertemuan ini, dokter akan mengevaluasi riwayat kesehatan dan gaya hidup. Termasuk menanyakan berat badan, nutrisi, olahraga, obat, suplemen yang kamu minum, hingga riwayat kesehatan. Selain itu, dokter akan bertanya mengenai siklus menstruasi, alat kontrasepsi, kehamilan sebelumnya, dan gaya hidup.

Kamu pun akan melakukan uji tekanan darah, tes darah, pemeriksaan panggul, tes pap smear, dan pemeriksaan lainnya. Jika ditemukan gangguan yang mungkin memengaruhi kehamilan, maka dokter akan membantu menyarankan pengobatan dan perawatan hingga tubuh siap.

2. Vaksinasi

Bukan rahasia jika vaksinasi membantu meningkatkan kekebalan tubuh. Hal ini pun tidak berlaku pada calon mama atau papa saja, lho! Namun, juga berpengaruh pada kesehatan bayi setelah lahir.

Sebelum kehamilan, ada baiknya orangtua sudah menuntaskan beberapa vaksinasi. Termasuk Tdap (tetanus, difteri, dan pertusis), Hepatitis B, MMR (campak, gondok, dan rubella), serta cacar air. Selain itu, vaksin flu bisa kamu lakukan sebelum atau selama kehamilan, sesuai saja dengan kondisi kesehatan.

Apabila hendak merencakan kehamilan, sebaiknya lakukan vaksinasi setidaknya 3-6 bulan sebelumnya. Jika dilakukan pada akhir masa kehamilan, bisa jadi kamu melahirkan di tengah kondisi kesehatan yang buruk. Padahal bayi baru lahir tidak memiliki kekebalan tubuh yang cukup sehingga amat mudah tertular. 

Baca Juga: Seks Saat Menopause: Fakta dan Cara agar Tetap Nyaman

3. Infeksi Menular Seksual (IMS)

ilustrasi pasien HIV (pexels.com/ Anna Shvets)

Meski berada di hubungan monogami, tidak ada salahnya melakukan tes kesehatan guna mengecek Infeksi Menular Seksual (IMS). Pasalnya, penyakit ini dapat menular pada bayi dan beberapa pun bersifat seumur hidup.

Selain itu, IMS yang tidak terdeteksi dan tidak mendapatkan pengobatan dapat mengganggu kesehatan selama kehamilan. Misalnya, klamidia yang telah dikaitkan dengan persalinan prematur dan berat lahir rendah. Serupa dengan itu, sifilis juga dikaitkan dengan kelahiran prematur serta beberapa masalah pada organ bayi. Catatan pentingnya, tes ini tak hanya untuk perempuan, tetapi laki-laki juga.

4. Pengujian genetik

Beberapa dokter mungkin tidak secara langsung menyarankan tes genetik. Meski demikian, langkah ini penting sebagai informasi yang mungkin memengaruhi keputusan penting lainnya. 

Pengujian genetik dilakukan dengan menggunakan sampel darah atau jaringan dari swab dalam pemeriksaan. Tes ini akan membantu menentukan apakah kamu atau pasangan membawa gen abnormal terkait penyakit tertentu yang kemudian dapat diturunkan ke bayi. Misalnya, cystic fibrosis (CF) dan atrofi otot tulang belakang (SMA), sel sabit, hingga thalassemia. Oleh karena itu, disarankan untuk melakukan skrining ini karena beberapa individu dengan latar belakang tertentu lebih berisiko daripada yang lainnya.

5. Pemeriksaan gigi

ilustrasi periksa gigi (pexels.com/Andrea Piacquadio)

Bukan tanpa alasan mengapa gigi menjadi salah satu tes kesehatan sebelum hamil yang wajib dilakukan. Pasalnya, perubahan hormonal dapat menyebabkan radang gusi berlebihan atau dikenal sebagai gingivitis kehamilan. 

Gingivitis kehamilan meningkatkan kerentanan terhadap bakteri penyebab penyakit gusi, jelas Mark K. Nguyen, DDS, seorang dokter gigi di OC Healthy Smiles di Costa Mesa, California. Penelitian telah menunjukkan bahwa penyakit gusi meningkatkan risiko kelahiran prematur dan berat lahir rendah.

Menurut American Dental Association dan American Congress of Obstetricians and Gynecologists, melakukan rontgen gigi selama kehamilan dianggap aman apabila dilakukan dengan metode yang sesuai. Bahkan, pengujian prakehamilan ini dapat mengurangi risiko radiasi pada janin.

Baca Juga: Puting Gatal Apakah Tanda Awal Kehamilan? Ini Jawabannya

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya