Seks Saat Menopause: Fakta dan Cara agar Tetap Nyaman

Menopause bukan berarti no seks

Kekhawatiran seks saat menopause sering kali menghantui. Menurunnya libido hingga berkurangnya kemampuan tubuh memproduksi pelumas alami, menjadikan seks seolah mimpi buruk. Padahal tidak selalu demikian, lho!

Ada banyak kebebasan yang bisa kamu dapatkan ketika menopause, termasuk bercinta tanpa khawatir soal menstruasi. Meski demikian, hindari harapan bahwa seks pasca menopause akan sama dengan bercinta saat usia 20-an, ya.

Seks saat menopause

Saat menopause tiba, bukan berarti kamu tidak bisa melakukan hubungan seks sama sekali. Nope! Meski pada sebagian perempuan mengalami penurunan libido, tapi hal tersebut tak lantas menjadi alasan.  

Berkurangnya hormon estrogen dan testosteron setelah menopause yang dapat menyebabkan perubahan pada tubuh dan dorongan seksual. Perempuan menopause dan pasca menopause mungkin merasa bahwa mereka tidak dapat terangsang dan menjadi kurang sensitif terhadap sentuh. Terlebih, kadar estrogen yang menurun juga dapat menyebabkan penurunan suplai darah ke vagina. Artinya, berkurang pula kemampuan tubuh dalam memproduksi pelumas vagina. Beberapa perempuan akhirnya mengalami vagina terlalu kering sehingga mengakibatkan penetrasi yang tidak nyaman.

Lantas, apakah itu artinya tidak bisa lagi melakukan hubungan seks saat menopause atau pascamenopause? Oh, tentu saja tidak! Walau menopause, bukan berarti kamu tidak bisa mendapatkan seks sama sekali. Kamu tetap bisa melakukan, tetapi ada beberapa penyesuaian yang perlu dilakukan agar sesi bercinta tetap nyaman.

Cara membuat seks saat menopause tetap nyaman

Seks Saat Menopause: Fakta dan Cara agar Tetap Nyamanilustrasi pasangan (pexels.com/Vlada Karpovich)

Seperti dijelaskan sebelumnya, menopause dapat memengaruhi kemampuan tubuh dalam banyak hal di lingkup seksual. Untuk itu, adanya sedikit bantuan dapat membantu gairah seksual tetap menyala. 

Hal pertama yang paling penting adalah mengomunikasikan perasaan kepada pasangan. Tidak ada salahnya mengungkapkan ketakutan atau keinginan eksplorasi seks saat menopause tiba. 

Sementara itu, untuk mengatasi vagina kering, libatkan pelumas buatan sebagai cairan pelicin tambahan. Namun, pastikan memilih bahan pelumas yang tidak berbahaya bagi vagina dan aman untuk kondom (jika memang menggunakannya).

Pelumas berbahan dasar air bisa jadi opsi tepat. Di samping itu, hindari menggunakan bahan-bahan tidak larut air sebagai pelumas, misalnya Vaseline. Pasalnya, kandungan tidak larut air  dapat memicu timbulnya bakteri, melansir WebMD.

Lebih lanjut, usahakan untuk tetap menggunakan pelindung fisik atau alat kontrasepsi lain sampai dokter memastikan kamu tidak lagi berovulasi. Hal ini penting guna menghindari kehamilan tidak direncanakan yang juga berisiko tinggi.

Baca Juga: Mengenal Perimenopause, Transisi Menuju Menopause

Cara meningkatkan keintiman dengan pasangan saat menopause

Faktanya, menopause bukan hanya tentang perempuan. Peran pasangan akan sangat menentukan dan membantu menciptakan seks yang lebih menyenangkan. 

Alih-alih tidak peduli, alangkah baiknya bantu perempuan untuk menemukan titik nyaman dalam berhubungan seks setelah menopause tiba. Dilansir WebMD, beberapa opsi yang bisa dipilih seperti:

  • Eksperimen aktivitas seksual di luar rutinitas. Kamu bisa dan pasangan bisa coba posisi seks baru, melakukan masturbasi, hingga melihat buku dan video erotis
  • Alihkan perhatian dan hindari merasa tertekan selama seks berlangsung. Lakukan upaya relaksasi untuk mengurangi kecemasa, bisa dengan fantasi erotis ataupun non erotis. Sebagai contoh, gunakan lilin atau putar lagu maupun video sensual
  • Foreplay and foreplay. Hindari membatasi waktu untuk sekadar memijat, memberikan seks oral, maupun melakukan rangsangan lainnya
  • Minimalkan rasa sakit dengan memilih posisi seks yang nyaman atau mandi air hangat terlebih dahulu agar tubuh lebih rileks.

Cara meningkatkan gairah seks saat menopause

Seks Saat Menopause: Fakta dan Cara agar Tetap Nyamanilustrasi pasangan lansia (pexels.com/A Koolshooter)

Kurangnya ketertarikan terhadap aktivitas seksual seiring bertambahnya usia bukanlah kondisi yang memerlukan perawatan khusus, melansir Women’s Health. Meski demikian, jika perubahan terasa mengganggu, perawatan medis bisa membantu meringankan efek samping menopause. 

Bicarakan dengan dokter terkait kondisimu untuk mendapatkan pilihan terbaik. Dokter mungkin menyarankan penggantian hormon estrogen yang hilang. Meski tidak secara langsung meningkatkan gairah, estrogen yang cukup dapat membuat seks lebih nyaman karena menghasilkan lebih banyak pelumas alami.

Pertimbangkan pula untuk mengunjungi terapis seks apabila memang diperlukan. Ahli di bidang disfungsi seksual dapat memberikan saran dan masukan yang efektif untuk meningkatkan keharmonisan di ranjang.

Jangan ragu melibatkan mainan seks untuk mengeksplor lebih banyak aktivitas intim. Terlebih, ada beberapa alat bantu seks yang dapat memberikan tekanan pada saraf klitoris. Dengan begitu, tubuh akan mengalami peningkatan pelumasan, sensasi, dan bahkan orgasme maksimal.

Apakah seks saat menopause masih berisiko tertular penyakit menular seksual?

Yap, seks saat menopause atau pascamenopause tetap berisiko tertular penyakit menular seksual. Bertambahnya usia tidak menurunkan risiko penularan, ya.

Kamu tetap berisiko terkena PMS selama aktif melakukan hubungan seksual. Oleh sebab itu, tetap terapkan seks aman dengan perlindungan atau tidak bergonta-ganti pasangan.

Seks saat menopause tidak selalu horor, kok. Beberapa bahkan mengungkapkan bahwa pengalaman berhubungan intimnya saat menopouse justru less worry dan menyenangkan.

Baca Juga: 8 Rekomendasi Pelumas Seks yang Nyaman dan Aman, Gak Bikin Iritasi

Topik:

  • Laili Zain
  • Lea Lyliana

Berita Terkini Lainnya