TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Kenapa Vagina Bau Bawang? Ini Penyebab dan Cara Mengatasinya

Bau vagina memang khas, tetapi mestinya gak bau bawang

ilustrasi perempuan (freepik.com/cookie_studio)

Vagina yang sehat memiliki aroma unik tersendiri. Konon, aroma ini bisa berubah sepanjang bulan, lho! Namun, Healthline menyebutkan bahwa tidak seharusnya vagina memiliki bau tertentu, termasuk beraroma mirip bawang. 

Lantas, apa penyebab vagina bau bawang? Ini kemungkinan pemicu dan cara mengatasinya pada setiap situasi. 

Penyebab vagina bau bawang

Seperti apa bau normal vagina? Well, jangan berharap vagina akan beraroma wangi layaknya buket bunga mawar, no! Dr. Sherry Ross, MD., seorang obgyn bersertifikat pada Romper menjelaskan bahwa bau vagina normal akan berbeda-beda pada tiap perempuan.

Namun, meski tiap perempuan punya bau vagina yang berbeda, tetapi umumnya aromanya tidak terlalu asam dan bisa agak sepat. Bisa dibilang aromanya mirip logam karena tingkat keasaman vagina cukup tinggi.

Meski demikian, pH vagina sangat sensitif terhadap perubahan lingkungan dan faktor eksternalnya. Untuk itu, tidak mengherankan jika aroma vagina pun berbeda dan berubah-ubah. Ketika aromanya berubah, perempuan vagina biasanya akan merasa kurang nyaman. Termasuk, jika aroma vagina mendadak seperti bau bawang. 

Nah, perubahan tersebut bisa menjadi tanda pH vagina sedang tidak sesuai. Lantas, apa penyebabnya? 

1. Konsumsi makanan tertentu

ilustrasi masakan mengandung bawang (pexels.com/Los Muertos Crew)

Coba ingat-ingat apa yang sudah kamu konsumsi seharian ini atau hari kemarin? Bisa jadi, kamu mengonsumsi makanan yang memang mengandung banyak bawang merah atau bawang putih. Komposisi dalam makanan ini dapat memicu aroma bawang yang kuat pada sekresi vagina dan urine.

Selain itu, asparagus dan kari atau olahan masakan berbumbu tajam juga dapat memicu keputihan dan keringat. Ketika berkumpul maka akan menimbulkan bau vagina. 

Cara mengatasinya: jika pemicu bau vagina bau bawang adalah makanan, maka aromanya akan kembali normal dalam 48 jam ke depan. Nah, untuk mengurangi baunya, kamu bisa memperbanyak air putih. Nah, jika kamu sudah sudah mengurangi konsumsi makanan tersebut, tetapi bau vagina belum kembali normal dalam 3 hari, sebaiknya segera kunjungi dokter.   

2. Tubuh yang berkeringat

Bukan hal aneh jika manusia berkeringat, bukan? Keringat bukan sekadar cairan yang keluar dari tubuh, tetapi juga mengandung sel kulit mati dan bakteri. Meski dapat mendinginkan tubuh, keringat juga dapat menimbulkan bau. Apalagi jika bercampur dengan cairan di sekitar vagina. 

Akhirnya, bau vagina mungkin berubah. Bahkan aromanya makin parah saat tubuh mengeluarkan keringat berlebih, seperti saat olahraga atau kepanasana. 

Cara mengatasinya: kamu tentu tidak bisa mencegah keringat keluar dari tubuh. Namun, bau tidak normal ini bisa dicegah dengan rutin mengganti pakaian dalam ketika banyak berkeringat. Selain itu, gunakan pula kain yang memudahkan kulit bernapas, seperti bahan katun. 

Baca Juga: 5 Kebiasaan Ini Dapat Menghilangkan Bau Tak Sedap pada Vagina

3. Tidak menjaga kebersihan

ilustrasi vagina (pexels.com/Laker)

Vagina merupakan salah satu organ tubuh yang canggih. Organ reproduksi perempuan ini mampu membersihkan dirinya sendiri. Caranya, dengan menjaga keseimbangan bakteri sehat yang dapat mencegah infeksi dan iritasi.

Sayangnya, fungsi vagina tidak bisa berjalan optimal apabila kamu tidak membantunya juga. Contohnya, tidak rutin mencuci atau mengganti pakaian hingga kurang menjaga kebersihan labia. Kondisi tersebut dapat mendukung berkembangnya bakteri yang menyebabkan infeksi dan bau vagina.

Cara mengatasinya: cuci labia dan area vagina secara teratur. Jika menggunakan sabun, pastikan gunakan yang lembut dan tidak mempengaruhi pH vagina, ya. Selain itu, ganti pakaian jika berkeringat dan hindari mengenakan pakaian basah maupun ketat selama berjam-jam. 

4. Jarang ganti pembalut

Penggunaan pembalut saat menstruasi memang life saver. Namun, menjadi bencana jika kamu tidak rutin menggantinya. Mengenakannya selama berjam-jam dapat memicu bau bawang bahkan busuk yang menyengat. Tak hanya bau, kebiasaan tidak mengganti pembalut atau tampon ini juga memicu infeksi, lho! Jadi, jangan diulangi lagi, ya!

Cara mengatasi: lepas pembalut atau tampon, lalu bersihkan area vagina dengan air hangat dan sabun khusus. Jika kamu menggunakan tampon dan tidak dilepas lebih dari 2 hari, segera kunjungi dokter untuk melepaskannya dan memastikan tidak ada bagian yang tertinggal.

5. Akibat bakterial vaginosis

ilustrasi vagina (freepik.com/freepik)

Disebutkan sebelumnya, vagina punya fungsi keren yang bisa menyeimbangkan bakteri baik dan bakteri jahat di dalamnya. Namun, ada kalanya vagina kewalahan sehingga membuat bakteri jahat tumbuh lebih banyak. Akibatnya, pH vagina akan berubah dan menimbulkan masalah vaginosis bakterial. 

Masalah ini sebetulnya umum terjadi dan sering menyerang perempuan pada usia produktif. Walau begitu, hal ini tetapi juga bisa memengaruhi semua perempuan dari segala usia. Adapun untuk gejalanya, biasanya berupa munculnya cairan berwarna putih atau abu-abu kental dan berbau amis. 

Cara mengatasinya: kunjungi dokter untuk mengatasi vagina bau bawang akibat bakterial vaginosis. Antibionti mungkin diberikan untuk menyeimbangkan kembali bakteri dalam vagina. Selain itu, mengonsumsi yoghurt juga dapat membantu. 

6. Trikomoniasis

Trikomoniasis alias trich adalah infeksi yang disebabkan oleh Trichomonas vaginalis. Organisme mikroskopis ini ditularkan melalui hubungan seksual sehingga dianggap sebagai infeksi menular seksual (IMS).

Pada vagina, infeksi trich dapat memicu bau dan gatal. Selain itu, bisa pula menyebabkan keputihan yang tidak biasa, bahkan kadang menimbulkan sensasi seperti terbakar.

Cara mengatasinya: infeksi ini memerlukan resep dokter untuk menghilangkan parasitnya. Oleh karena itu, kunjungi dokter jika vagina bau bawang tidak kunjung hilang dan disertai gejala lain. 

Baca Juga: Vagina Berkedut Normal atau Tidak? Berikut Penjelasannya

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya