ilustrasi kalender ovulasi (freepik.com/freepik)
Untuk memahami ovulasi, ada baiknya mengenali siklus menstruasi secara keseluruhan. Siklus menstruasi sendiri merupakan serangkaian perubahan bulanan yang dialami tubuh perempuan. Hal ini terjadi sebagai persiapan hamil, melansir Mayo Clinic.
Hari pertama siklus menstruasi ditandai dengan keluarnya aliran darah haid. Pada waktu yang sama, berlangsung juga fase folikular yakni ketika tubuh sedang mempersiapkan sel telur untuk ovulasi berikutnya.
Selama fase folikular, tubuh akan melepaskan Follicle Stimulating Hormone alias FSH. Hormon tersebut menyugesti sel telur di dalam ovarium agar segera matang dan bisa dikeluarkan.
Begitu sel telur matang, tubuh akan kembali melepaskan hormon dalam jumlah banyak. Kali ini yang berperan adalah Luteinizing Hormone (LH) yang memicu sel telur dilepaskan dari indungnya.
Pada saat itulah terjadi ovulasi. Terkait waktu, bisa beragam tiap individu. Healthline menyebutkan, fase ini terjadi sekitar hari ke-14 dalam 28-36 jam setelah kadar LH melonjak.
Setelah ovulasi terjadi, sel telur dapat bertahan setidaknya 24 jam, melansir Medlineplus. Pada saat tersebut, tubuh memasuki fase luteal. Jika kamu bercinta dan sperma berhasil membuahi telur, maka akan terjadi kehamilan.
Di samping itu, hormon tubuh pun akan menjaga lingkungan di dalam organ reproduksi agar rahim tidak meluruh. Dengan demikian, sel telur yang sudah dibuahi dapat menempel dan berkembang menjadi janin. Namun, jika tidak terjadi pembuahan, maka pendarahan akan dimulai sekitar hari ke-28 dari siklus menstruasi.