Apakah Berat Badan Turun saat Buang Air Besar?

- Berat tinja dan penurunan berat badan tergantung pada frekuensi buang air besar dan faktor lain seperti pola makan, asupan serat, ukuran tubuh, dan asupan air.
- Tubuh terus-menerus membakar kalori untuk melakukan fungsi penting sehari-hari, termasuk saat buang air besar.
- Jumlah berat badan yang hilang setelah buang air besar berbeda-beda untuk setiap orang. Namun, biasanya tidak signifikan dan sifatnya sementara.
Tinja atau feses adalah sisa makanan dan minuman setelah tubuh menyerap nutrisi. Biasanya kalau kamu menimbang berat badan setelah buang air besar, umumnya kamu akan melihat angka timbangan berkurang.
Kamu mungkin bertanya-tanya apakah buang air besar setelah makan akan menyebabkan penurunan berat badan jangka panjang. Sayangnya, tubuh kita tidak bekerja seperti itu. Kalau ingin menurunkan berat badan, kita harus membakar lebih banyak kalori daripada yang kamu konsumsi.
Berapa banyak berat badan yang bisa diturunkan dari buang air besar dan berapa banyak kalori yang bisa dibakar dengan buang air besar? Temukan jawabannya di sini.
1. Berapa berat tinja?
Berat tinja dan berapa banyak berat yang bisa diturunkan tergantung pada frekuensi buang air besar (BAB).
Studi menunjukkan bahwa rata-rata orang sehat BAB 1,2 kali dalam 24 jam. Namun, tidak ada definisi jumlah BAB yang "normal". Beberapa ahli menyebut bahwa frekuensi BAB yang sehat adalah antara tiga kali per hari dan tiga kali per minggu.
Faktor lain yang berperan dalam frekuensi dan berat tinja meliputi:
- Pola makan.
- Asupan serat.
- Ukuran tubuh.
- Asupan air.
Jenis makanan dan frekuensi makan juga dapat memengaruhi berat tinja. Sebagai contoh, pola makan tinggi serat dapat memberikan lebih banyak massa pada tinja, yang menyebabkan tinja lebih berat.
Menurut studi, orang dengan obesitas atau kelebihan berat badan juga lebih berisiko mengalami pola BAB yang tidak normal dan diare, yang dapat memengaruhi berat tinja.
Kebanyakan orang dewasa menghasilkan rata-rata 128 gram tinja setiap hari. Namun, tinja bisa berkisar antara 15 gram hingga 1.505 gram per hari.
2. Apakah tubuh membakar kalori saat buang air besar?

Secara teknis, jawabannya adalah ya.
Tubuh terus-menerus membakar kalori untuk melakukan fungsi penting sehari-hari. Ini termasuk bernapas, makan, mengatur suhu tubuh, dan melakukan aktivitas pasif seperti membaca. Saat BAB, tubuh terus membakar kalori saat kita duduk di toilet.
Para ahli menduga kita membakar rata-rata 40–55 kalori per jam saat tidur dan sedikit lebih banyak saat menonton TV atau duduk. Namun, jumlah pasti kalori yang dibakar tergantung ukuran tubuh. Misalnya, orang dengan berat 77 kilogram (kg) bisa membakar sekitar 139 kalori sambil duduk selama satu jam.
Kalau mengejan saat BAB, ada kemungkinan kamu akan membakar sejumlah kecil kalori ekstra. Namun, sebaiknya ini dihindari karena merupakan kebiasaan tidak sehat dan bisa menandakan sembelit.
3. Buang air besar dan penurunan berat badan

Jumlah berat badan yang hilang setelah BAB berbeda-beda untuk setiap orang. Namun, biasanya tidak signifikan dan sifatnya sementara.
Pencernaan dimulai di mulut dan berakhir di usus kecil, tempat nutrisi dan kalori diserap. Produk limbah pencernaan melewati usus besar dan keluar dari tubuh melalui tinja. Saat BAB, kalori dan nutrisi telah diserap oleh tubuh.
Menurut studi, diperkirakan 75 persen dari volume tinja adalah air. Walapun angka timbangan berkurang setelah BAB yang jumlahnya banyak, ini terutama disebabkan oleh kehilangan air.
Tubuh terus memproses makanan dan menghilangkan limbah, yang menyebabkan fluktuasi berat badan yang sifatnya sementara.
Kalau angka timbangan berkurang setelah BAB, kemungkinan besar itu cuma jangka pendek. Walaupun penting untuk BAB secara teratur untuk menjaga kesehatan secara keseluruhan, tetapi ini bukanlah cara untuk menurunkan berat badan.
Mengonsumsi makanan berserat tinggi, kaya akan nutrisi, dan rutin berolahraga dapat meningkatkan penurunan berat badan dan pergerakan usus yang sehat.
Referensi
C. Rose et al., “The Characterization of Feces and Urine: A Review of the Literature to Inform Advanced Treatment Technology,” Critical Reviews in Environmental Science and Technology 45, no. 17 (February 25, 2015): 1827–79, https://doi.org/10.1080/10643389.2014.1000761.
Shuji Mitsuhashi et al., “Characterizing Normal Bowel Frequency and Consistency in a Representative Sample of Adults in the United States (NHANES),” The American Journal of Gastroenterology 113, no. 1 (August 1, 2017): 115–23, https://doi.org/10.1038/ajg.2017.213.
"High fiber diet." Rush University Medical Center. Diakses Mei 2025.
Sarah Ballou et al., “Obesity Is Associated With Significantly Increased Risk for Diarrhoea After Controlling for Demographic, Dietary and Medical Factors: A Cross‐sectional Analysis of the 2009‐2010 National Health and Nutrition Examination Survey,” Alimentary Pharmacology & Therapeutics 50, no. 9 (September 18, 2019): 1019–24, https://doi.org/10.1111/apt.15500.
"Burning calories without exercise." Harvard Health Publishing. Diakses Mei 2025.
"The digestive system and how it works." National Institute of Diabetes and Digestive and Kidney Diseases. Diakses Mei 2025.
"Does Pooping Help You Lose Weight?" Verywell Health. Diakses Mei 2025.
"Do You Lose Weight When You Poop?" Diakses Mei 2025.