Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Apakah Jus Detoks Benar-Benar Bisa Membersihkan Racun Tubuh?

apakah jus detoks bisa benar-benar membersihkan racun tubuh?
ilustrasi jus detoks (pexels.com/Polina Tankilevitch)

Beberapa tahun terakhir, jus detoks sering dipromosikan sebagai cara cepat membersihkan tubuh dari racun dan memperbaiki gaya hidup. Banyak orang mulai mencobanya karena terlihat bermanfaat yakni cukup minum campuran sayur dan buah selama beberapa hari. Tren ini tampak sehat, tetapi belum tentu semua orang tahu apa yang sebenarnya terjadi di dalam tubuh saat mengkonsumsinya.

Sebagian orang merasa tubuh lebih ringan setelah konsumsi jus detoks, sementara lainnya justru mengalami lemas dan pusing. Reaksi yang berbeda itu membuat banyak pertanyaan muncul soal apakah jus detoks benar-benar bekerja seperti klaimnya. Berikut penjelasan yang bisa memberi gambaran lebih realistis.

1. Tubuh sudah punya sistem pembersih alami

ilustrasi gambar organ tubuh (pexels.com/RF._.studio)
ilustrasi gambar organ tubuh (pexels.com/RF._.studio)

Organ seperti hati dan ginjal sudah bekerja setiap hari untuk membuang zat sisa dari proses metabolisme. Hati memecah senyawa berbahaya menjadi bentuk yang aman, lalu ginjal mengeluarkannya melalui urin. Proses ini terjadi terus-menerus tanpa perlu dorongan dari jus tertentu. Karena itu, tubuh sebenarnya sudah memiliki mekanisme pembersihan yang efektif.

Namun, banyak orang salah paham karena menganggap istilah detoks berarti tubuh butuh bantuan tambahan. Padahal, yang diperlukan bukan membersihkan lagi, melainkan mendukung sistem yang sudah ada dengan pola makan seimbang. Nutrisi dari sayur dan buah tentu membantu, tapi bukan berarti menggantikan fungsi organ utama. Inilah alasan mengapa penting untuk tidak menaruh harapan berlebihan pada minuman tertentu.

2. Jus detoks bisa jadi sumber nutrisi, tapi bukan solusi

apakah jus detoks bisa benar-benar membersihkan racun tubuh?
ilustrasi jus detoks (pexels.com/Toni Cuenca)

Sayur dan buah yang digunakan dalam jus detoks memang kaya vitamin, mineral, dan antioksidan. Ketika dikonsumsi, kandungan tersebut membantu melindungi sel dari kerusakan dan memberi energi yang ringan. Namun, masalah muncul saat jus dijadikan satu-satunya asupan harian tanpa makanan padat. Tubuh kehilangan protein, lemak sehat, dan serat yang penting untuk sistem pencernaan.

Banyak orang merasa tubuhnya lebih bersih karena berat badan menurun, padahal yang hilang bisa jadi air dan massa otot, bukan racun. Jika dilakukan terus-menerus, kebiasaan ini malah membuat metabolisme melambat dan daya tahan menurun. Jus bisa jadi pelengkap pola makan sehat, tapi menjadikannya metode utama justru tidak seimbang. Tubuh memerlukan variasi nutrisi untuk bekerja optimal, bukan sekadar cairan manis dari buah.

3. Efek “segar” setelah detoks sering bersifat sementara

apakah jus detoks bisa benar-benar membersihkan racun tubuh?
ilustrasi jus detoks (pexels.com/Rosita Eka Sukmawati)

Perasaan ringan dan segar setelah menjalani jus detoks sering kali berasal dari perubahan pola makan yang lebih teratur. Saat seseorang berhenti makan makanan tinggi gula dan lemak, tubuh otomatis merespons dengan kondisi lebih stabil. Namun, begitu kembali ke kebiasaan lama, efek itu hilang dalam waktu singkat. Inilah mengapa banyak orang merasa hasilnya tidak bertahan lama.

Kondisi ini menunjukkan bahwa manfaat utama justru datang dari pengendalian pola makan, bukan dari jusnya sendiri. Mengurangi konsumsi olahan berlebihan sudah cukup membantu tubuh berfungsi lebih baik tanpa harus detoks ekstrem. Jika ingin menjaga keseimbangan tubuh dalam jangka panjang, yang penting adalah konsistensi, bukan sekadar uji coba sementara. Tubuh tidak butuh kejutan singkat, tapi pola yang berkelanjutan.

4. Risiko yang jarang dibahas dari pola detoks ekstrem

ilustrasi lemas (pexels.com/Kindel Media)
ilustrasi lemas (pexels.com/Kindel Media)

Beberapa orang melaporkan pusing, lemas, atau gangguan pencernaan setelah menjalani jus detoks terlalu lama. Hal ini wajar karena tubuh kekurangan kalori dan elektrolit. Ketika sumber energi utama digantikan cairan, kadar gula darah bisa turun drastis dan membuat kamu tidak stabil secara fisik. Dampaknya bahkan bisa lebih serius bagi orang dengan kondisi medis tertentu.

Selain itu, detoks ekstrem bisa memengaruhi keseimbangan bakteri baik di usus. Proses pencernaan yang sehat bergantung pada keberagaman mikroba, dan pola makan cair justru mengganggunya. Jika berlangsung terus, tubuh kehilangan kemampuan alami untuk mengatur metabolisme dengan baik.

5. Gaya hidup seimbang lebih efektif daripada detoks instan

ilustrasi minum air putih (pexels.com/Photo By: Kaboompics.com)
ilustrasi minum air putih (pexels.com/Photo By: Kaboompics.com)

Tubuh lebih membutuhkan kebiasaan kecil yang berkelanjutan dibanding perubahan besar yang sesaat. Istirahat cukup, minum air putih, olahraga rutin, dan konsumsi makanan utuh jauh lebih berpengaruh terhadap kesehatan organ. Kebiasaan tersebut mendukung kinerja hati, ginjal, dan sistem imun tanpa perlu bantuan dari “program pembersihan”. Keseimbangan inilah yang sering diabaikan karena orang mencari hasil cepat.

Menjadikan jus detoks sebagai bagian dari rutinitas sehat tidak salah, asalkan tidak dijadikan satu-satunya cara. Tubuh bekerja dengan ritme alami yang perlu dijaga, bukan diatur ulang dalam waktu singkat. Dengan pola hidup yang realistis, hasilnya mungkin tidak langsung terlihat, tetapi jauh lebih aman dan bertahan lama.

Jus detoks bisa membantu menambah asupan vitamin dan memberi rasa segar sesaat, tapi tidak menggantikan fungsi organ tubuh yang sudah bekerja setiap hari. Kesehatan jangka panjang lebih bergantung pada kebiasaan baik yang kita lakukan setiap hari daripada hanya sekadar ikut-ikutan  tren. Jadi, masih yakin jus detoks benar-benar bisa bersihin racun tubuh?

Referensi

"Do Juice Cleanses Detox the Body?" University of Rochester. Diakses pada November 2025.

"Understanding the benefits and risks of juice cleanses". Medical News Today. Diakses pada November 2025.

"“Detoxes” and “Cleanses”: What You Need To Know". National Center of Complementary and Integrative Health. Diakses pada November 2025.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Izza Namira
EditorIzza Namira
Follow Us

Latest in Health

See More

Penelitian Ungkap Obat Diabetes Metformin Cemari Sungai Jakarta

14 Nov 2025, 21:17 WIBHealth