15 Hal yang Dialami Tubuh akibat Gula Darah Tinggi

Darah bisa kental dan lengket mirip sirop!

Glukosa, atau gula, adalah bahan bakar yang menggerakkan sel-sel di seluruh tubuh. Tingkat darah dari sumber energi ini surut dan mengalir secara alami, tergantung apa yang kamu makan, porsinya, serta waktu makan.

Akan tetapi, saat terjadi kesalahan dan sel-sel tidak menyerap glukosa, gula darah tinggi yang diakibatkannya akan merusak saraf, pembuluh darah, dan organ, sehingga menimbulkan komplikasi berbahaya.

Pembacaan gula darah normal biasanya turun antara 60 mg/dl dan 140 mg/dl. Tes darah yang disebut hemoglobin A1c (HbA1c) mengukur kadar gula darah rata-rata selama tiga bulan sebelumnya. Pembacaan normal di bawah 5,7 persen untuk orang tanpa diabetes. Kelebihan glukosa dalam aliran darah (hiperglikemia) adalah tanda diabetes.

Orang dengan diabetes tipe 1 tidak memproduksi insulin, hormon yang dibutuhkan untuk mengangkut gula dari aliran darah ke dalam sel. Diabetes tipe 2 berarti tubuh tidak menggunakan insulin dengan benar dan bisa berakhir dengan terlalu banyak atau terlalu sedikit insulin. Pada dua kondisi tersebut, tanpa perawatan yang tepat, jumlah gula yang berbahaya dapat menumpuk di aliran darah dan mengancam kesehatan dari ujung kepala hingga ujung kaki. Itulah kenapa sangat penting untuk mengontrol kadar gula darah demi mengurangi risiko komplikasi diabetes.

Karena darah bersirkulasi ke seluruh tubuh, kadar gula darah yang terlalu tinggi dapat memiliki konsekuensi negatif bagi hampir setiap sistem dan proses organ. Inilah hal-hal yang dialami tubuh akibat gula darah tinggi.

1. Sering kali tanpa gejala

Sering kali, gula darah tinggi tidak menyebabkan gejala (jelas) sama sekali, setidaknya pada tahap awal. Dilansir International Diabetes Federation, diperkirakan sebanyak 44,7 persen orang dewasa hidup dengan diabetes (240 juta orang) tidak terdiagnosis.

Mengutip Health, sebagai contoh, sekitar 29 juta orang di Amerika Serikat (AS) menderita diabetes, tetapi 1 dari 4 tidak tahu, sementara 86 juta lainnya memiliki kadar gula darah lebih tinggi dari normal, tetapi tidak cukup tinggi untuk didiagnosis dengan diabetes tipe 2. Itulah kenapa kamu disarankan untuk cek gula darah jika berisiko terkena diabetes. Ini termasuk orang yang kelebihan berat badan, tidak aktif secara fisik, memiliki tekanan darah tinggi, atau memiliki riwayat keluarga dengan diabetes.

Tes gula darah tinggi tunggal tidak cukup untuk mendiagnosis diabetes, karena gula darah dapat melonjak jika kamu sakit atau stres. Akan tetapi, jika tes berulang meningkat, itu pertanda adanya masalah. Kabar baiknya, mengetahuinya lebih awal dapat membantu mendapatkan perawatan dan menghindari komplikasi serius di kemudian hari.

2. Sering merasa lelah

15 Hal yang Dialami Tubuh akibat Gula Darah Tinggiilustrasi kelelahan (pexels.com/Andrea Piacquadio)

Jika sel-sel tidak dapat mendapatkan glukosa, mereka benar-benar kekurangan energi. Akibatnya, kamu merasa seperti selalu lelah. Saat darah lebih kental dan lengket karena peningkatan kadar gula darah, jantung harus bekerja lebih keras untuk memompanya, dan ia bergerak ke seluruh tubuh untuk mengirimkan nutrisi ke sel-sel.

Selain itu, saat tubuh membuang kelebihan gula dalam darah melalui buang air kecil, kamu benar-benar membuang energi dari tubuh sering bolak-balik ke kamar mandi. Plus, peningkatan rasa haus dan buang air kecil berarti lebih banyak kencing pada malam hari dan ini dapat mengganggu tidur.

3. Tekstur darah menjadi mirip sirop

Darah "manis" memiliki kadar konsistensi yang kental dan lengket. Bayangkan betapa sulitnya tekstur darah yang mirip sirop tersebut untuk mencapai titik terkecil dari pembuluh darah kecil, tempat-tempat seperti mata, telinga, saraf, ginjal, dan jantung. Itulah kenapa komplikasi pada pembuluh darah terlihat.

Bahkan, pada orang yang tidak mengidap diabetes, ada hubungan langsung antara kekentalan darah dan kadar glukosa darah menurut penelitian di Italia.

4. Mengganggu kesehatan mata

15 Hal yang Dialami Tubuh akibat Gula Darah Tinggiilustrasi gangguan penglihatan (pexels.com/Andrea Piacquadio)

Gula darah tinggi dapat membahayakan kesehatan mata dari waktu ke waktu. Salah satu area di mana pembuluh darah kecil rusak adalah di retina, bagian belakang mata yang peka terhadap cahaya.

Dalam jangka pendek, lonjakan gula darah dapat menyebabkan penglihatan kabur, setidaknya untuk sementara. Setelah kadar gula mendekati normal, penglihatan membaik. Namun, pada tahap selanjutnya, pembuluh darah abnormal bisa muncul, menghalangi penglihatan sentral dan perifer. Makula, bagian tengah mata yang bertanggung jawab untuk penglihatan terperinci, juga dapat membengkak, menyebabkan kehilangan penglihatan, mengutip Health.

5. Nyeri di ekstremitas

Jari kaki mati rasa dan jari kesemutan—suatu kondisi yang disebut neuropati perifer—bisa menjadi tanda bahwa gula darah dalam tubuh terlalu tinggi dalam jangka waktu lama.

Menurut American Academy of Neurology, ujung saraf terpanjang di tubuh biasanya yang pertama terdampak. Itu sebabnya kaki, tungkai, lengan, dan tangan semuanya rentan.

Kerusakan saraf pada ekstremitas dapat menghasilkan berbagai gejala, mulai dari sensasi terbakar atau seperti ditusuk-tusuk, hingga rasa sakit yang mengejutkan. Mengontrol kadar gula darah dapat mencegah kerusakan lebih lanjut. Akan tetapi, jika sudah berlangsung untuk sementara waktu dan kadar gula telah tinggi selama bertahun-tahun, maka ini mungkin tidak akan hilang.

Baca Juga: Studi: Meski Ringan, COVID-19 Tingkatkan Risiko Diabetes

6. Infeksi kaki

15 Hal yang Dialami Tubuh akibat Gula Darah Tinggiilustrasi ulkus diabetikum (unsplash.com/Danie Franco)

Orang dengan gula darah tinggi bisa kehilangan kepekaan pada kaki, mulai dari ujung jari kaki hingga tumit. Jadi, cedera jenis apa pun, misalnya kuku tumbuh ke dalam, lecet, atau tertusuk paku, bisa menjadi masalah yang lebih besar.

Ini karena gula memberi makan luka dan itu akan membuatnya menjadi borok. Agar terhindar dari infeksi, gula darah harus terkontrol dan periksa kaki setiap hari. Perlu diingat, diabetes dapat menjadi penyebab amputasi.

7. Berdampak buruk terhadap kehidupan seksual

Hilangnya libido, kesulitan ereksi, atau sulit orgasme dapat menandakan kadar gula darah tinggi. Kelebihan gula dalam darah membuat saraf dan pembuluh darah yang memainkan peran penting dalam membuat seks menyenangkan atau bahkan memungkinkan.

Laki-laki dapat mengalami disfungsi ereksi karena kerusakan pembuluh darah, dan beberapa dapat memiliki masalah dengan ejakulasi retrograde, kondisi air mani mengalir ke kandung kemih bukannya dikeluarkan melalui ujung penis. Sementara itu, perempuan dapat mengalami kekeringan pada vagina, seks yang menyakitkan, atau berkurangnya sensasi di area genital.

Berdasarkan tinjauan ilmiah dalam jurnal Diabetes Medicine tahun 2017, sekitar 53 persen dari 90.000 laki-laki dengan diabetes yang termasuk dalam penelitian ini juga mengalami disfungsi ereksi. Studi tersebut juga menemukan bahwa laki-laki dengan diabetes 3,5 kali lebih mungkin dibandingkan laki-laki tanpa diabetes untuk mengalami kesulitan mempertahankan ereksi. Mereka juga cenderung mengembangkan disfungsi ereksi sekitar 10 hingga 15 tahun lebih awal daripada laki-laki yang tidak menderita diabetes.

8. Masalah pencernaan

15 Hal yang Dialami Tubuh akibat Gula Darah Tinggiilustrasi masalah pencernaan (pexels.com/Sora Shimazaki)

Saraf yang mengontrol fungsi internal tubuh, seperti pencernaan, juga rentan terhadap kadar gula darah tinggi, menyebabkan sembelit parah, sering diare, atau keduanya.

Gula darah yang tidak terkontrol dapat menyebabkan gastroparesis, suatu kondisi ketika makanan di perut bergerak perlahan ke usus kecil atau berhenti bergerak sama sekali. Ini dapat menyebabkan mual, muntah, kembung, dan nyeri, dan itu memperburuk masalah pengendalian glukosa darah.

Apabila usus tidak bergerak dengan tepat, penyerapan nutrisi dari usus menjadi sangat tidak menentu dan selanjutnya glukosa darah juga menjadi sangat tidak menentu.

9. Membahayakan ginjal

Dilansir U.S. News, karena merusak darah di ginjal, kadar gula darah yang tinggi secara kronis juga dapat mengurangi fungsi ginjal dan berkontribusi pada penyakit ginjal. Makin lama seseorang menderita diabetes dan makin lama diabetes tidak terkontrol, makin besar risiko penyakit gagal ginjal. National Kidney Foundation melaporkan bahwa sekitar sepertiga penderita diabetes memiliki penyakit ginjal kronis.

Ginjal membantu menyeimbangkan kadar cairan dan membuang limbah dari tubuh, dan dengan demikian sangat penting untuk kesehatan secara keseluruhan. Pada orang dengan diabetes tipe 2 atau memiliki diabetes tipe 1 selama lebih dari lima tahun, National Institute of Diabetes and Digestive and Kidney Diseases merekomendasikan agar fungsi ginjal diperiksa setiap tahun.

10. Jantung dan otak menjadi berisiko

15 Hal yang Dialami Tubuh akibat Gula Darah Tinggiilustrasi cek gula darah untuk diabetes (pexels.com/PhotoMIX Company)

Ya, orang dengan diabetes memiliki risiko stroke dan serangan jantung yang jauh lebih tinggi. Studi menunjukkan itu benar bahkan jika mereka memiliki tingkat tekanan darah, kolesterol, dan faktor risiko lain yang sama untuk penyakit jantung dan stroke seperti orang lain tanpa diabetes.

Namun, ada sisi positifnya. Dalam uji klinis besar, kontrol glukosa yang ketat secara tajam mengurangi risiko penyakit jantung dan kematian pada penderita diabetes. Temuan ini juga menunjukkan bahwa dibutuhkan waktu bertahun-tahun bagi gula darah tinggi untuk merusak pembuluh darah besar yang melayani jantung dan otak.

Baca Juga: Diabetes Tipe 1,5: Gejala, Penyebab, Diagnosis, Pengobatan

11. Penurunan kognitif

Beberapa ahli menjuluki penyakit Alzheimer sebagai "diabetes pada otak", sementara beberapa ahli menyebutnya "diabetes tipe 3". Apa pun itu, hubungan antara gula darah tinggi dan penurunan kognitif kuat.

Sebagai contoh, penelitian dalam jurnal Diabetologia tahun 2018 yang melacak 5.189 orang selama 10 tahun menunjukkan bahwa makin tinggi kadar gula darah, makin cepat tingkat penurunan kognitif. Para ahli belum mengetahui secara pasti hubungan antara gula dan otak, tetapi aliran darah yang berkurang kemungkinan punya andil.

12. Memengaruhi kesehatan gigi dan mulut

15 Hal yang Dialami Tubuh akibat Gula Darah Tinggiilustrasi kesehatan gigi dan mulut (fhcb.org)

Gula dalam air liur memberi makan bakteri di mulut, meninggalkan plak lengket di gigi. Beberapa jenis plak menyebabkan kerusakan gigi, sementara yang lain membuat napas bau. Seiring waktu, gula darah yang terlampau tinggi dapat menyebabkan gusi berdarah dan nyeri, mengakibatkan sulit mengunyah serta mengikis tulang dan jaringan yang menahan gigi di tempatnya.

Selain itu, gula darah tinggi dapat menyebabkan mulut kering dan bibir pecah-pecah, dan ini merupakan salah satu penyebab utama kandidiasis oral, sejenis infeksi jamur yang dapat menyebabkan bercak putih atau merah pada gusi, lidah, pipi atau langit-langit atau mulut.

Penyakit gusi adalah komplikasi diabetes. Ini juga dapat membuat diabetes lebih sulit dikendalikan, karena respons tubuh terhadap infeksi adalah melepaskan lebih banyak glukosa ke dalam aliran darah, menurut American Diabetes Association.

13. Dapat menyebabkan masalah kandung kemih

Orang dengan diabetes memiliki risiko lebih besar terkena infeksi saluran kemih (ISK). Bukan hanya itu, ketika mereka mengalami ISK, masalah akan menjadi lebih parah.

Diabetes juga dapat merusak saraf yang mengontrol fungsi kandung kemih. Kerusakan yang dihasilkan dapat menyebabkan kandung kemih terlalu aktif, kesulitan mengendalikan otot sfingter yang membantu menahan dan melepaskan urine, atau kesulitan mengosongkan kandung kemih. Ini tentu dapat menurunkan kualitas hidup seseorang.

14. Mengalami lepuh, kekeringan, atau perubahan kulit lainnya

15 Hal yang Dialami Tubuh akibat Gula Darah Tinggiilustrasi akantosis nigrikans (kingedwardst.nhs.uk)

Seperti dijelaskan dalam laman Everyday Health, potongan kecil kulit ekstra (skin tag) dapat terbentuk di lipatan kulit, terutama pada orang dengan diabetes dan tengah berupaya untuk mengelola berat badan. 

Area gelap dan tebal dari kulit lembut (akantosis nigrikans) dapat terbentuk di bagian belakang leher atau tangan, ketiak, wajah, atau area lainnya. Ini bisa menjadi tanda resistansi insulin.

Lepuh, infeksi, kekeringan, gatal, perubahan warna, dan kelainan pada kulit semuanya bisa menjadi tanda peringatan gula darah tinggi. Temui dokter jika perubahan kulit ini berkembang.

15. Depresi

Dulunya para ahli menganggap bahwa hari-hari dalam mengelola diabeteslah yang meningkatkan risiko depresi pada orang-orang dengan diabetes tipe 1 dan tipe 2. Namun, studi menunjukkan bahwa kadar gula darah mungkin menjadi depresan yang jauh lebih besar daripada melihat pembacaan tes gula darah dan injeksi insulin.

Studi yang diterbitkan dalam Journal of Neuroscience tahun 2015 menunjukkan bahwa pada orang dengan diabetes tipe 1, kadar gula darah yang tinggi meningkatkan kadar neurotransmiter otak yang terkait dengan depresi. Kadar gula yang tinggi mengubah hubungan antara daerah otak yang mengontrol emosi, yang berpotensi berkontribusi pada masalah kesehatan mental.

Studi lainnya dalam American Journal of Psychiatry tahun 2021 dari Stanford University juga menemukan bahwa resistansi insulin, yang dikaitkan dengan kadar gula darah tinggi kronis dan merupakan prekursor diabetes, menggandakan risiko gangguan depresi mayor.

Itulah ulasan mengenai hal-hal yang dialami tubuh akibat kadar gula darah tinggi. Apabila kamu mengalami salah satu atau beberapa di antaranya, segera temui dokter dan lakukan tes gula darah. Makin cepat diabetes ditangani dan terkendali, maka risiko untuk mengalami komplikasi serius pun dapat diminimalkan.

Baca Juga: Mengenal Resistensi Insulin yang Tingkatkan Risiko Diabetes Tipe 2

Topik:

  • Nurulia

Berita Terkini Lainnya