Kebiasaan yang Bisa Bikin Anak Mengalami Kaki O dan X

16 Jul 2024, 09:05 WIB

Misrohatun H

ilustrasi kaki O (vecteezy.com/Dmitrii Kiselev)

Intinya sih...

Permasalahan tulang pada anak dapat berdampak serius pada pertumbuhan dan perkembangan mereka.
Kaki X dan kaki O adalah keluhan umum, tetapi bisa normal pada usia tertentu.
Kebiasaan buruk seperti penggunaan bedong, duduk posisi "W", tengkurap, dan kegemukan dapat menyebabkan kelainan tulang.

Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Tulang merupakan penopang tubuh yang vital bagi anak-anak. Pertumbuhan dan perkembangan mereka bergantung pada kesehatan tulang yang optimal. Namun, berbagai permasalahan tulang dapat mengintai anak-anak, yang bisa berakibat serius pada masa depan mereka.

Tidak hanya karena adanya faktor risiko, tetapi sejumlah kebiasaan buruk juga bisa membuat adanya kelainan tulang pada anak. Topik ini menjadi pembahasan dalam Health Talk by IDN Times bersama dr. Patar Parmonangan Oppusunggu, SpOT (K), spesialis ortopedi pediatrik Eka Hospital BSD, dengan tema "Kenali, Cegah, dan Atasi Permasalahan Tulang pada Anak".

Waspadai kaki O dan X

Permasalahan tulang yang kerap terjadi pada anak, kata dr. Patar, adalah keluhan dengan kondisi kaki X dan kaki O, tetapi sebenarnya bisa disebut normal apabila terjadi pada usia tertentu.

"Kaki anak berubah seiring dengan bertambahnya umur, terutama pada 8 tahun pertama," jelasnya.

Bicara tentang kaki O dan kaki X, yang menjadi intinya adalah pada bagian lutut. Saat anak belajar berjalan, jika lututnya membentuk O, masih dikatakan normal. Saat usianya sekitar 2,5 tahun, maka akan lurus dengan sendirinya.

Kemudian, maksimal usia 3,5 hingga 4 tahun, bentuknya akan menjadi X dan berkurang secara perlahan sampai kemudian menjadi lurus kisaran usia 7 sampai 8 tahun.

"Kalau bicara anak itu range (antara), bukan angka (usia) untuk bisa melihatnya normal atau tidak. Jadi orang tua harus tahu mana yang masih dalam batasan normal," ujar dr. Patar.

Kebiasaan yang harus dihindari

ilustrasi anak duduk dengan posisi W (vecteezy.com/MD. RAHEL HOSSEN)

Ada beberapa kebiasaan yang bisa menyebabkan kaki O dan X, di antaranya:

Penggunaan bedong: Bayi tidak direkomendasikan dibedong layaknya "lontong", ketat dan kaki yang harus lurus. Sebaliknya, kaki harus masih bisa dengan leluasa mengangkang atau sedikit lebar. Bedong masih dianjurkan untuk menjaga anak tetap hangat.
Duduk posisi "W": Posisi ini dikaitkan berpotensi memicu rotasi tulang pinggul ke arah dalam, sehingga dapat meningkatkan risiko anak mengalami kerusakan pada ligamen ACL (ligamen penghubung antara tulang paha dan tulang kering yang terdapat sendi lutut).
Tengkurap: Sebenarnya tidur dalam posisi tengkurap tidak menjadi masalah, tetapi akan menjadi berisiko jika kakinya terlipat, sehingga posisi ini tidak dianjurkan.
Kegemukan: Kegemukan pada anak-anak berhubungan dengan kaki O dan X yang tidak normal.

Pastikan anak mendapatkan asupan nutrisi yang memadai

Nutrisi menjadi faktor utama dalam pertumbuhan tulang, sehingga anjuran "4 sehat 5 sempurna" masih masuk akal untuk dijalankan.

"Jangan diet karbohidrat, lemak jangan dibatasi, apalagi kan itu masih dalam masa pertumbuhan. Kalsium juga dibutuhkan tulang. Banyak anak sekarang juga kekurangan vitamin D, bisa dibantu dengan suplemen," kata dr. Patar.

Lebih lanjut, dia menyebut bahwa jangan menganggap vitamin D seperti obat yang bisa mengganggu fungsi ginjal. Pasalnya, vitamin yang satu ini sangat bermanfaat untuk anak yang kekurangan atau bahkan tidak terkena sinar matahari.

Penting untuk menekankan deteksi dini dan intervensi yang tepat untuk membantu anak-anak dengan permasalahan tulang agar tidak menjadi penghalang masa depan mereka.