Saat anak mengalami diare, tak jarang dokter meresepkan zink. Beberapa orangtua mungkin mengira, jika diare anak sudah reda, maka penggunaan suplemen zink bisa dihentikan. Padahal, penggunaan suplemen zink harus dilanjutkan selama 10 hari meskipun diare sudah reda.
Kenapa harus begitu? Buat yang penasaran, yuk, simak penjelasan berikut sampai habis!
Laporan yang diterbitkan dalam jurnal Gastroenterology tahun 2006 menyebutkan, diare masih menjadi salah satu masalah kesehatan utama terutama pada anak-anak di negara berkembang.
Faktor penting untuk mengurangi angka mortalitas dan morbiditas akibat diare yaitu menggunakan terapi oralit untuk mencegah dehidrasi dan metabolik asidosis. Maka, Badan Kesehatan Dunia (WHO) mengenalkan standar oralit sebagai pengobatan diare akut lebih dari 30 tahun yang lalu.
Meskipun begitu, oralit hanya mencegah dehidrasi tanpa mengurangi durasi diare. Maka, dilakukan pendekatan untuk memperpendek durasi diare, yaitu dengan menggunakan zink sebagai terapi tambahan diare akut pada anak di negara-negara berkembang.
Menurut WHO, suplemen zink penting untuk diare. Ini karena zink atau seng merupakan salah satu mikronutrien esensial dalam sintesis protein, pertumbuhan sel, fungsi imunitas, serta sistem transpor air dan elektrolit di usus. Tidak hanya penting untuk diare saja, zink juga merupakan zat gizi yang dibutuhkan untuk tumbuh kembang anak.
Kebutuhan zink didapat melalui asupan makanan sehari-hari. Penelitian menunjukkan, anak-anak yang mengalami diare memiliki kadar zink yang rendah dalam tubuhnya. Suplementasi zink saat diare telah terbukti mengurangi durasi dan keparahan diare akut dan persisten.
Menurut sebuah laporan yang terbit dalam Cochrane Database of Systematic Reviews tahun 2016, zink yang diberikan pada umumnya yaitu zink sulfat, zink asetat, atau zink glukonat yang bersifat larut dalam air.
WHO dan UNICEF merekomendasikan penggunaan zink dengan dosis 10 mg sampai 20 mg pada anak-anak yang mengalami diare.
Zink bermanfaat mengurangi durasi diare, terutama pada anak-anak usia 6 tahun atau lebih yang mengalami defisiensi atau kekurangan zink. Defisiensi zink diketahui dapat meningkatkan risiko terjadinya infeksi gastrointestinal.
Zink menjadi salah satu terapi diare terutama pada anak-anak. Bahkan, pemberian zink telah direkomendasikan oleh WHO dan UNICEF sejak tahun 2004 sebagai terapi tunggal atau bersama oralit.
Ada beberapa mekanisme zink dalam membantu mengatasi diare akut, yaitu mengembalikan integritas penghalang mukosa dan meningkatkan produksi antibodi dan limfosit yang melawan patogen di usus.
Selain itu, cara zink mengatasi diare yaitu meningkatkan penyerapan air dan elektrolit, meningkatkan regenerasi sel epitel usus, meningkatkan respons imun, dan meningkatkan pembersihan patogen penyebab diare, menurut laporan studi dalam Indian Journal of Pharmacology tahun 2011.
Penelitian menunjukkan suplementasi zink pada diare dapat bersifat preventif dan berdampak jangka panjang. Dosis zink 10 mg hingga 20 mg per hari selama 10 sampai 14 hari dapat mengurangi kekambuhan diare.
Maka, WHO dan UNICEF merekomendasikan pemberian suplemen zink saat diare dengan dosis 20 mg per hari pada anak-anak dan 10 mg per hari pada bayi kurang dari 6 bulan.
Tujuan pemberian zink selama 10 hingga 14 hari berurut-turut tersebut adalah untuk mengurangi keparahan dan mencegah kekambuhan diare dalam 2 hingga 3 bulan ke depan.
Suplementasi zink saat diare telah terbukti mengurangi durasi diare. Agar efek zink optimal, pemberian zink harus selama 10 hari berturut-turut meskipun diare pada anak sudah membaik. Tujuannya adalah untuk mengurangi keparahan dan mencegah diare kambuh selama 2 hingga 3 bulan berikutnya.