Pemeriksaan MRI: Pengertian, Fungsi, dan Prosedurnya

Pemindaian kesehatan untuk mendapat hasil yang lebih jelas

Saat berobat ke rumah sakit atau layanan kesehatan, gak jarang mendengar istilah MRI. MRI adalah prosedur kesehatan yang melibatkan pemindaian guna mengetahui bagian dalam tubuh.

Hasil dari MRI nantinya digunakan untuk mengevaluasi, memberikan diagnosis, dan memantau kondisi kesehatan tertentu. Biasanya, MRI dilakukan atas rekomendasi dokter untuk mendapatkan jawaban yang tepat dari pemeriksaan.

Apa itu MRI?

MRI adalah singkatan dari Magnetic Resonance Imaging. Ini merupakan pemindaian guna mendapatkan gambar organ dan struktur di dalam tubuh dengan sangat jelas. Pemeriksaan MRI melibatkan magnet besar, gelombang radio, dan komputer untuk menghasilkan gambar detail. 

Cara kerja MRI dengan melewatkan arus listrik melalui kabel melingkar untuk menciptakan medan magnet sementara di tubuh pasien. Pemancar atau penerima di mesin kemudian mengirim dan menerima gelombang radio. Adapun selanjutnya komputer menggunakan sinyal-sinyal tersebut untuk membuat gambar digital dari area yang dipindai di tubuh.

Jenis-jenis MRI

MRI tersedia dalam beberapa bentuk. Pertama, MRI tertutup yang alatnya berbentuk lubang dengan magnet melingkar, layaknya cincin. MRI jenis tertutup memiliki ruang kepala ke langit-langit yang sempit. Mesin ini mungkin menimbulkan kecemasan pada individu dengan claustrophobia, tetapi memberikan hasil pindaian paling baik di antara lainnya.

Kedua, MRI terbuka. Jika pasien ibarat dimasukkan ke lorong saat MRI tertutup, MRI terbuka lebih lapang. Magnet pemindai tersedia di bawah dan atas saja, sehingga kanan kiri gak tertutup alat. Meski lebih melegakan, hasil pindaiannya gak semaksimal MRI tertutup.

Ada pula MRI dengan kontras. Prosedur ini dilakukan dengan menambahkan zat kontras gadolinium. Ketika dimasukkan ke dalam tubuh melalui kateter intravena (jalur IV), cairan ini mengubah sifat magnetik molekul air. Hasilnya, gambar yang dihasilkan memiliki visibilitas lebih baik guna mendeteksi tumor, peradangan, suplai darah ke organ tertentu, hingga aliran pembuluh darah.

Baca Juga: Cegah Kanker Serviks dengan Rutin Pap Smear dan Vaksin HPV

Apa yang ditunjukkan MRI?

Pemeriksaan MRI: Pengertian, Fungsi, dan Prosedurnyailustrasi MRI (pexels.com/MART Productions)

Dilansir Cleveland Clinic, MRI memindai berbagai bagian dalam tubuh, yaitu:

  • Otak dan jaringan saraf di sekitarnya
  • Organ di dada dan perut, meliputi jantung, hati, saluran empedu, ginjal, limpa, usus, pankreas, dan kelenjar adrenal
  • Jaringan payudara
  • Tulang belakang dan sumsum tulang belakang
  • Organ panggul, termasuk kandung kemih dan organ reproduksi (rahim dan ovarium dan kelenjar prostat)
  • Pembuluh darah
  • Kelenjar getah bening

Kapan pasien membutuhkan MRI?

Gak semua kondisi kesehatan lantas membutuhkan MRI, kok, Geng! Dokter akan menyarankan pemindaian apabila memerlukan penguat dari diagnosis sementara atau ketika perlu mengecek perkembangan kesehatan.

MRI dikelompokkan berdasar area tubuh yang dipindai, yaitu:

  • MRI otak dan sumsum tulang belakang digunakan untuk mengevaluasi aneurisma otak, tumor otak dan tulang belakang, cedera otak dan tulang belakang akibat trauma. Bisa pula untuk radang sumsum tulang belakang dan saraf, sklerosis multipel, hingga stroke
  • MRI jantung digunakan untuk mengetahui anatomi dan fungsi ruang jantung, katup jantung dan aliran darah, kesehatan kardiovaskular (tumor, infeksi, peradangan), efek penyakit arteri koroner,  fungsi jantung, dan kondisi bawaan
  • MRI tubuh digunakan untuk mengevaluasi tumor di area tubuh atas (dada, panggul, perut), penyakit hati, saluran empedu dan pankreas. Bisa pula untuk mengevaluasi radang usus, malformasi pembuluh darah, dan perkembangan janin
  • MRI tulang dan sendi ditujukan guna mengetahui infeksi tulang, tumor tulang, kelainan disk tulang belakang, masalah sendi akibat cedera. 

MRI terkadang juga disarankan untuk pemindaian payudara dengan mamografi guna mendeteksi kanker payudara. Terlebih pada pasien yang memiliki jaringan payudara padat atau yang berisiko tinggi terkena kanker payudara.

Apakah MRI aman?

Pemeriksaan MRI: Pengertian, Fungsi, dan Prosedurnyailustrasi MRI (pexels.com/Max Mishin)

Tahapan ini sama sekali gak melibatkan sinar X atau radiasi. Hal inilah yang membedakan MRI dengan CT scan. MRI banyak dipilih sebagai metode pemindaian untuk melihat bagian yang gak bertulang atau jaringan lunak di dalam tubuh.

MRI dianggap lebih aman karena bebas efek samping radiasi pengion pada sinar X. Hasil yang didapat oleh MRI meliputi gambar otak, sumsum tulang belakang, saraf, otot, ligamen, dan tendon yang jauh lebih jelas daripada rontgen dan CT scan biasa.

Medan magnet kuat yang dipancarkan mesin MRI gak berbahaya bagi tubuh. Namun, adanya magnet ini dapat menyebabkan perangkat medis implan (seperti ring jantung) gak berfungsi atau merusak gambar.

Adapun pada MRI kontras, penambahan zat kontras dapat menimbulkan reaksi alergi. Meski begitu, kondisi tersebut bisa dinetralkan dengan bantuan obat lain. MRI kontras dengan gadolinium umumnya gak diberikan pada ibu hamil kecuali benar-benar dibutuhkan.

Hal yang perlu diperhatikan sebelum MRI

MRI adalah serangkaian pemeriksaan yang melibatkan alat magnetik. Maka dari itu, terdapat beberapa kondisi yang gak memungkinkan pasien mendapatkan pemeriksaan ini. Terlebih pasien yang memiliki implan logam, di antaranya;

  • Protesa sendi logam
  • Beberapa implan koklea
  • Beberapa jenis klip yang digunakan untuk aneurisma otak
  • Beberapa jenis gulungan logam ditempatkan di dalam pembuluh darah
  • Beberapa defibrillator jantung dan alat pacu jantung yang lebih tua 
  • Stimulator saraf vagal.

Kecuali produsen dan dokter telah menyatakan logam yang digunakan MRI safe, individu dengan kondisi di atas bisa mendapatkan pemindaian jenis lainnya. Gak perlu khawatir, biasanya petugas medis melakukan screening riwayat kesehatan, termasuk pemasangan implan, sebelum melakukan MRI.

Transparansi sangat diperlukan guna mendapatkan hasil maksimal. Beri tahu petugas medis apabila kamu sedang hamil, gak bisa berbaring terlentang 30-60 menit, atau memiliki claustrophobia atau takut terhadap ruang sempit).

MRI adalah alternatif pemindaian organ tubuh yang less risk atau minim risiko. Agar hasilnya maksimal, informasikan pada petugas medis terkait riwayat kesehatanmu sebelum melakukan tes MRI, ya.

Baca Juga: Mengenal Tes VCT, Bisa Deteksi Dini Penularan HIV/AIDS

Topik:

  • Laili Zain
  • Lea Lyliana
  • Bayu Aditya Suryanto

Berita Terkini Lainnya