Apa yang Terjadi pada Otak saat Kamu Bercinta?

Seks membuat otak melepas beberapa zat kimia 

Hal terakhir yang mungkin akan kita pikirkan tentang seks adalah apa yang terjadi pada otak ketika bercinta. Namun, siapa sangka kalau ternyata kinerja otak dan bahan kimia di dalamnya sangat terlibat saat tubuh menerima rangsangan seksual.

Penelitian dan hasil MRI menunjukkan bahwa ada banyak area terpencil di otak yang aktif dalam tiga periode orgasme, yaitu sebelum, selama, dan sesudah. Meski penelitian tentang topik ini selalu berkembang, tetapi sebagian yang telah diketahui akan diungkapkan lewat artikel ini.

1. Bagian tertentu di otak memanas

Apa yang Terjadi pada Otak saat Kamu Bercinta?ilustrasi hubungan seksual (pexels.com/Yan Krukov)

Sistem limbik merupakan wilayah otak yang bertanggung jawab atas dorongan fisik dan elemen pemrosesan emosional yang diaktifkan saat berhubungan seks, mengutip penjelasan neuropsikolog Jason Krellman kepada The Healthy.

Sementara itu, bagian lain dari korteks serebral yang mengatur cara berpikir logis (penalaran) dimatikan. Hal itulah yang membuat aktivitas seksual lebih didasari oleh naluri dan emosi, daripada pemikiran rasional. 

2. Bagian lain dari otak menjadi dingin

Bila sebagian wilayah otak memanas saat berhubungan seks, menariknya, dua area tertentu di otak perempuan tampak mati saat bercinta. Salah satu wilayah tersebut berperan dalam memberikan penilaian dan kesadaran sosial. 

Karena bagian otak tersebut menjadi dingin, hal itu mungkin menjadi alasan mengapa orang mengatakan "cinta itu buta", mengutip pernyataan psikolog klinis Jennifer Sweeton.

Area yang terkait dengan kesadaran dan hambatan diri juga dinonaktifikan di otak perempuan. Bagian yang disebut neural disinhibition itu membantu perempuan untuk orgasme

3. Otak menghasilkan dopamin

Apa yang Terjadi pada Otak saat Kamu Bercinta?ilustrasi pasangan bahagia (unsplash.com/Ryan Jacobson)

Seks menyebabkan otak melepaskan beberapa zat kimia dalam tingkat yang lebih tinggi dibanding aktivitas lain. Perubahan zat kimia itu membantu mengatur dan mempercepat aktivitas seksual. 

Salah satu neurotransmiter yang dilepas adalah hormon dopamin, yang meningkatkan perasaan kepuasan, euforia, dan penghargaan. Efek yang ditimbulkan dopamin memiliki kesamaan dengan sistem penghargaan otak yang dikeluarkan ketika orang mengonsumsi makanan atau obat-obatan tertentu. 

4. Otak melepaskan oksitosin

Oksitosin adalah hormon yang berperan sebagai neurotransmiter di otak, yang kadarnya naik saat tubuh mengalami peningkatan gairah seksual dan orgasme. Sementara sebagian orang percaya bahwa oksitosin mampu mendorong ikatan antara pasangan setelah orgasme, hal itu disangkal oleh peneliti Nicole Prause. 

Menurut Prause, hanya ada beberapa penelitian spekulatif bahwa perempuan mungkin lebih terhubung secara emosional setelah orgasme, berkat oksitosin dan vasopresin.

Karena tidak ada metode untuk mengukur kadar oksitosin di otak, para peneliti tidak tahu apakah itu benar-benar mengubah otak. Namun yang pasti, pelepasan oksitosin saat berhubungan intim memiliki efek menghilangkan rasa sakit. Hal itu yang menjadi alasan di balik kenikmatan seksual dan rasa sakit sering dikaitkan. 

Baca Juga: 5 Kesulitan yang Kerap Dirasakan saat Pertama Kali Berhubungan Seksual

5. Otak mengeluarkan vasopresin

Apa yang Terjadi pada Otak saat Kamu Bercinta?ilustrasi pria tertidur setelah berhubungan intim (pexels.com/cottonbro)

Penelitian terdahulu menunjukkan bahwa perubahan vasopresin usai orgasme membuat seks lebih terasa sebagai koneksi emosional bagi perempuan. Namun, berdasarkan laporan berjudul "Sexual Arousal and Rhythmic Synchronization: A Possible Effect of Vasopressin" tahun 2016, diketahui jika perubahan vasopresin lebih berdampak signifikan pada pria. 

Dampak vasopressin bagi pria dipercayai menyebabkan rasa kantuk yang lebih berat. Hal itu mungkin mencerminkan perbedaan jenis kelamin dalam merespons kantuk, yang mana pria cenderung lebih cepat tertidur setelah berhubungan intim dibanding perempuan. Jadi, sebagian alasan mengapa cepat terlelap usai bercinta didasarkan perubahan kondisi fisik. 

6. Otak memproduksi serotonin

Hormon serotonin membantu mengatur suasana hati dan tidur. Jadi, ketika kadar serotonin cukup rendah, itu bisa membuat orang merasa tertekan.

Karena level serotonin meningkat saat berhubungan seksual, hal itu bisa menyebabkan perasaan bahagia dan damai setelah mencapai klimaks. Jadi, jika dilakukan dalam kondisi yang sehat, seks dapat meningkatkan suasana hati, mengurangi stres, dan meningkatkan daya ingat.

7. Perubahan kimia di otak bisa membuat orang sedih setelah bercinta

Apa yang Terjadi pada Otak saat Kamu Bercinta?ilustrasi pasangan di atas ranjang (freepik.com/freepik)

Setelah mengalami orgasme, otak melepaskan prolaktik neurokimia dan menjatuhkan dopamin. Perubahan kimia di otak pasca seks ini mungkin bisa menjelaskan mengapa sebagian orang mengalami kesedihan setelah berhubungan badan. 

Fenomena itu disebut dengan postcoital dysphoria. Tidak hanya kesedihan, perasaan menyesal atau bahkan kesepian juga bisa menjadi tanda mengalami postcoital dysphoria. 

8. Semua perubahan kimia otak memiliki tujuan

Perubahan kimiawi di otak tidak hanya membuat pengalaman seks lebih menyenangkan, tetapi itu juga memiliki nilai evolusi. 

"Seks sangat penting untuk kelangsungan hidup manusia sebagai spesies. Jadi, masuk akal bahwa seks akan bermanfaat, menyenangkan, dan membuat kita tidak terlalu rentan terhadap ketidaknyaman fisik yang mungkin menganggu selama melakukannya", kata neuropsikolog Jason Krellman. 

Beragam perubahan zat kimia yang terjadi di otak saat orang berhubungan seks adalah alasan mengapa otak adalah organ seksual yang paling kuat. Ada banyak macam peningkatan suasana hati yang dipicu oleh rangsangan seksual, hingga akhirnya ledakan kepuasan disalurkan lewat orgasme. Tak heran, itu membuat seseorang menikmati hubungan intim dan selalu ingin lagi dan lagi.

Baca Juga: Seks Bisa Bikin Kulit Glowing, Mitos atau Fakta?

Topik:

  • Bella Manoban
  • Nurulia

Berita Terkini Lainnya