9 Manfaat Kesehatan Saffron, Tinggi Antioksidan untuk Cegah Kanker

Telah terbukti melalui berbagai penelitian, saffron merupakan sumber antioksidan yang kuat. Beberapa jenis antioksidan yang dikandungnya adalah crocin, crocetin, safranal, picrocrocin, dan kaempferol. Lalu apa manfaat dari zat tersebut untuk tubuh kita?

Peran utama antioksidan adalah memerangi radikal bebas yang masuk ke tubuh dan melindungi sel dari stres oksidatif. Keduanya merupakan akar dari berbagai masalah kesehatan. Apa saja contohnya? Lanjutkan ke poin-poin berikutnya, ya!

Mengutip laman Medical News Today, antioksidan yang ada di dalam saffron memiliki peran untuk mencegah penyakit saraf. Contohnya adalah Parkinson, Alzheimer, dan iskemia otak. 

Studi tahun 2015 dalam Avicenna Journal of Phytomedicine mengatakan bahwa dalam hal ini, crocin dalam saffron dapat mengurangi inflamasi dan stres oksidatif yang merusak otak. Dengan begitu, orang yang mengonsumsinya dapat terhindar dari gangguan-gangguan di atas. 

Bukan hanya mencegah, saffron juga bisa ditambahkan ke dalam pengobatan penyakit saraf. Sebab ia akan membantu menghambat kerusakan yang terjadi. 

Berikutnya, saffron juga mampu meningkatkan kesehatan jantung kita melalui beberapa cara, menurut studi tahun 2011 yang dipublikasikan dalam Journal of Tehran University Heart Center.

Pertama, ia mampu menurunkan kadar kolesterol jahat hingga 50 persen dalam eksperimen yang dilakukan. Sebaliknya, konsumsi saffron dapat meningkatkan kolesterol baik yang kita butuhkan. 

Masih dari sumber yang sama, sifat antioksidan di dalamnya mampu menjaga kesehatan dan fungsi pembuluh darah, khususnya arteri. Ini sangat penting, mengingat peran arteri sangat besar dalam menyalurkan oksigen dan darah ke seluruh tubuh. Itulah kenapa orang-orang dengan penyakit jantung disarankan untuk mengonsumsi saffron untuk mengiringi pengobatan medis, sehingga kondisinya tidak semakin buruk.  

Seperti yang dijelaskan sebelumnya, antioksidan dalam saffron mampu menetralkan radikal bebas dan stres oksidatif. Dampaknya, rempah ini bisa membantu mencegah dan melawan pertumbuhan sel kanker. 

Sejumlah penelitian menemukan bahwa zat yang terkandung dalam saffron mampu menekan pertumbuhan sel kanker tanpa membunuh sel normal. Crocin yang terdapat di dalamnya juga membuat sel kanker lebih sensitif terhadap obat-obatan kemoterapi. 

Seperti sebelumnya, saffron hanya berperan sebagai suplemen tambahan, bukan pengobatan utama. Para ahli mengatakan bahwa studi lebih lanjut perlu dilakukan untuk mengonfirmasi khasiat tersebut. 

Mengutip laman Healthline, rempah yang berasal dari Yunani ini bisa berperan sebagai afrodisiak. Dalam kata lain, saffron bisa meningkatkan gairah dan fungsi seksual, baik untuk laki-laki maupun perempuan. 

Laki-laki yang mengalami disfungsi ereksi disarankan untuk mengonsumsi suplemen saffron. Sementara pada perempuan, rempah tersebut terbukti meningkatkan lubrikasi pada vagina dan libido.

Age-related macular degeneration (AMD) atau degenerasi makula merupakan gangguan mata yang biasa dialami oleh orang lanjut usia. Pandangan menjadi buram dan tampak titik hitam yang muncul di area tengah spektrum penglihatan. 

Ternyata, saffron bisa menjadi suplemen tambahan untuk para pasien AMD. Terdapat beberapa studi yang telah membuktikan khasiatnya. Salah satu penelitian yang dilakukan pada tahun 2018 membuktikan bahwa pasien AMD yang mengonsumsi saffron selama 3 bulan mengalami kemajuan pada fungsi retinanya. 

Namun tetap saja, saffron tidak berperan sebagai satu-satunya pengobatan dalam AMD. Rempah ini hanya berperan sebagai suplemen tambahan untuk mempercepat proses pemulihan pasien. 

Saffron dikenal pula sebagai "sunshine spice". Bukan hanya karena warnanya yang mencolok, tapi juga karena rempah ini bisa membantu mengatasi gangguan mood, terutama depresi.

Menurut berbagai penelitian, konsumsi saffron efektif untuk mengurangi gejala depresi yang sifatnya ringan hingga sedang. Rempah ini bahkan memiliki efek yang kurang lebih sama dengan antidepresan seperti fluoxetine, citalopram, dan imipramine. 

Khasiat berikutnya dari saffron adalah ia berperan dalam mengurangi gejala sindrom pramenstruasi atau PMS. Mulai dari perubahan mood yang ekstrem, kram perut, sakit kepala, hingga nyeri di sekujur tubuh. 

Uniknya, kamu bahkan tak perlu mengonsumsi saffron untuk mendapatkan efek tersebut. Cukup mencium aromanya saja bisa menurunkan hormon stres kortisol yang memicu berbagai gejala PMS.

Manfaat saffron yang terakhir adalah membantu menurunkan berat badan. Ketika mengonsumsinya, perut akan terasa kenyang lebih lama, sehingga kita tidak tergoda untuk ngemil.

Melansir Verywell Fit, saffron juga mampu meningkatkan kadar hormon bahagia atau serotonin pada otak. Salah satu dampaknya adalah nafsu makan bisa lebih terkontrol, sehingga berat badan pun jauh lebih stabil. 

Walaupun harganya mahal, ternyata banyak sekali manfaat yang bisa kita dapatkan dari saffron. Apakah kamu tertarik untuk mengonsumsinya?