60+ Nama Gula Tambahan pada Produk Pangan Kemasan, Waspadai!

Akhir-akhir ini, penggunaan gula tambahan dalam produk makanan dan minuman kemasan memang telah menyita banyak perhatian. Pasalnya, hampir semua produk pangan olahan manis mengandung gula tambahan, bahkan untuk bahan utamanya. Sementara itu, ini dianggap tidak relevan dengan diet modern saat ini yang mendorong orang untuk membatasi asupan gula.
Dilansir laman Sugar Science, sekitar 74 persen makanan kemasan yang dijual di supermarket, telah diberi gula tambahan dalam produksinya. Meski produsen telah mencantumkan semua informasi bahan makanan dalam label kemasan, beberapa istilah mungkin tidak banyak diketahui oleh masyarakat secara umum. Terlebih untuk penyebutan nama gula yang hadir dalam beragam bentuk.
Ketidaktahuan informasi ini bisa membuat seseorang luput dari pembatasan asupan gula harian yang bisa berdampak pada kesehatan. Nah, biar makin waspada tentang kandungan gula pada makanan atau minuman kemasan, simak artikel berikut sampai tuntas. Ada sekitar 60 lebih daftar nama gula tambahan yang umum dijumpai pada pangan kemasan.
1. Gula alami vs gula tambahan
Secara umum, terdapat dua jenis gula, yaitu gula alami dan gula tambahan. Gula alami merupakan gula yang secara alami berasal dari makanan, seperti buah dan susu. Pada buah, gula ini disebut dengan fruktosa, sedangkan pada susu, disebut dengan laktosa. Gula alami biasanya disebut dengan “gula sehat” karena mengandung serat dan nutrisi lainnya.
Sementara itu, gula tambahan merupakan gula yang dihasilkan dari proses yang dilakukan oleh manusia, misalnya gula meja, gula jagung, gula merah, dan lain sebagainya. Gula ini mengandung tambahan kalori yang tidak disertai dengan manfaat gizi lain, seperti halnya gula alami. Jenis gula inilah yang banyak ditambahkan pada produk pangan olahan.
2. Bahaya konsumsi makanan tinggi gula
Konsumsi gula tambahan berlebihan telah lama dikaitkan dengan berbagai masalah kesehatan. Gula tambahan juga menjadi ancaman kualitas gizi makanan karena bahan ini bisa menggantikan zat gizi penting dan meningkatkan kepadatan energi dalam makanan secara keseluruhan. Beberapa masalah kesehatan yang bisa ditimbulkan dari konsumsi gula berlebih, termasuk:
- Penyakit jantung
- Stroke
- Obesitas
- Diabetes
- Kadar kolesterol darah tinggi
- Karies gigi
- Kanker
Oleh sebab itu, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) merekomendasikan untuk mengurangi asupan gula tambahan hingga di bawah 10 persen dari total asupan energi. Jika ingin meningkatkan manfaat kesehatan, konsumsinya harus dibatasi hingga di bawah 5 persen. American Heart Association (AHA) merekomendasikan takaran konsumsi gula harian, sebagai berikut:
- Untuk laki-laki dewasa: maksimal 9 sendok teh (38 gram) gula tambahan per hari.
- Untuk perempuan dewasa: maksimal 6 sendok teh (25 gram) gula tambahan per hari
- Anak-anak: tergantung pada usia dan kebutuhan kalorinya. Namun, ini berkisar antara 3–6 sendok teh (12–25 gram) per hari.
3. Nama-nama gula tambahan pada label kemasan
Ada banyak sumber gula yang membuat produk ini memiliki banyak nama. Misalnya, gula sederhana terdiri dari tiga jenis, yaitu glukosa, fruktosa, dan galaktosa. Masing-masing dari gula sederhana ini bisa diproses menghasilkan jenis gula baru. Contohnya, pencampuran glukosa dan fruktosa, akan menghasilkan gula yang disebut dengan sukrosa (gula meja) dan seterusnya. Oleh sebab itu, gula dalam label makanan memiliki banyak sekali nama berdasarkan sumbernya.
Dihimpun dari berbagai sumber, setidaknya ada sekitar 60 lebih nama gula tambahan yang umum dijumpai dalam produk kemasan. Berikut daftarnya:
- Glukosa
- Sukrosa
- Fruktosa
- Galaktosa
- Laktosa
- Maltosa
- Sakarosa
- Molase
- Mannose
- Dekstrosa
- Dekstrin
- Nektar agave
- Nektar (selain agave)
- Sirup jagung fruktosa tinggi (high-fructose corn syrup)
- Sirup jagung (corn syrup)
- Sirup carob (carob syrup)
- Sirup malt (malt syrup)
- Sirup maple (maple syrup)
- Sirup emas (golden syrup)
- Sirup mentega (buttered syrup)
- Sirup penyuling (refiner’s syrup)
- Sirup sorgum (sorghum syrup)
- Sirup malt jelai (barley malt syrup)
- Sirup beras (rice syrup)
- Sirup (lainnya)
- Kristal florida (florida crystal)
- Kristal tebu (cane crystal)
- Jus tebu yang diuapkan (evaporated cane juice)
- Jus tebu kering (dehydrated cane juice)
- Konsentrat jus buah (fruit juice concentrate)
- Pemanis jagung (corn sweetener)
- Sorgum manis (sweet sorghum)
- Madu
- Maltodekstrin
- Maltol
- Tetes tebu hitam (blackstrap molasses)
- Karamel
- Padatan glukosa (glucose solid)
- Padatan sirup jagung (corn syrup solid)
- Panocha
- Rapadura
- Sucanat
- Malt jelai (barkey malt)
- Gula super halus (superfine sugar)
- Gula jawa (palm sugar)
- Gula tebu (cane sugar)
- Gula merah (brown sugar)
- Gula kastor (castor sugar)
- Gula kelapa (coconut sugar)
- Gula kurma (date sugar)
- Gula emas (golden sugar)
- Gula anggur (grape sugar)
- Gula kuning (yellow sugar)
- Gula bubuk (powdered sugar)
- Gula bit (beet sugar)
- Gula muskovado (muscovado sugar)
- Gula barbados (barbados sugar)
- Gula mentah (raw sugar)
- Gula demerara (demerara sugar)
- Gula panela (panela sugar)
- Gula tetes (treacle sugar)
- Gula turbinado (turbinado sugar)
- Gula bubuk (icing sugar)
- Gula invert (invert sugar)
Produk gula dalam industri dihasilkan dari beragam sumber yang menghasilkan banyak jenis gula. Nama-nama gula di atas mungkin familier, tapi tidak disadari bahwa bahan tersebut termasuk gula tambahan. Nah, setelah mengetahui nama-nama gula yang kerap terdapat dalam label makanan di atas, semoga kamu menjadi lebih berhati-hati lagi memilih produk untuk dikonsumsi, ya!
Referensi
Healthline. "The 56 Most Common Names for Sugar (Some Are Tricky)". Diakses pada Agustus 2024.
WedMD. "What to Know About Different Types of and Names for Sugar". Diakses pada Agustus 2024.
University of California San Fransisco. "Hidden in Plain Sight: Added sugar is hiding in 74% of packaged foods". Diakses pada Agustus 2024.