Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Apa Penyebab Gula Darah Naik, padahal Sudah Stop Makanan Manis?

ilustrasi makan sehat (pexels.com/Nathan Cowley)
Intinya sih...
  • Makan makanan manis menyebabkan hiperglikemia dan komplikasi diabetes.
  • Kurang tidur, stres, dehidrasi, obat-obatan tertentu, dan kebiasaan merokok dapat meningkatkan kadar gula darah.
  • Kekurangan atau berlebihan olahraga juga menjadi faktor peningkatan kadar gula darah.

Makan makanan manis adalah salah satu penyebab kenaikan kadar gula darah. Dalam istilah medis, ini disebut dengan hiperglikemia. Kenaikan kadar gula darah bisa dialami oleh siapa saja. Akan tetapi, orang dengan diabetes biasanya lebih rentan dan harus diwaspadai. Pasalnya, ini bisa menyebabkan komplikasi diabetes, seperti kerusakan saraf, organ, jaringan, dan pembuluh darah.

Nah, buat kamu yang sudah berusaha mengurangi makan makanan manis, tetapi hasil tes gula darah masih tinggi, ada beberapa hal yang perlu kamu tahu, nih. Selain makanan, ada kebiasaan-kebiasaan yang bisa menyebabkan kadar gula darah naik. Apa saja? Yuk, simak ulasan berikut.

1. Kurang tidur

ilustrasi kram perut (pexels.com/Polina Zimmerman)

Tidur adalah kebutuhan biologis yang juga harus dipenuhi secara cukup. Menurut keterangan dari laman Eating Well, kurang tidur dapat menyebabkan sel-sel tubuh tidak merespons hormon insulin dengan baik. Ini adalah hormon penting yang berfungsi untuk mengendalikan kadar gula darah dengan memecah glukosa darah. Pada akhirnya, jika terjadi terus-menerus, ini bisa menyebabkan lonjakan kadar gula darah.

2. Mengalami stres atau sakit

ilustrasi stres berkepanjangan (pexels.com/Andrew Neel)

Sakit dapat memicu stres pada tubuh. Ketika ini terjadi, tubuh akan mengeluarkan hormon kortisol sebagai respons stres. Hormon kortisol adalah hormon yang dapat mendorong pemecahan glukosa menjadi gula (glikogenolisis) dan menghasilkan lebih banyak glukosa dari sumber nonkarbohidrat dalam tubuh (glukoneogenesis). Kedua proses ini memicu peningkatan kadar gula darah.

3. Dehidrasi

ilustrasi ibu hamil (pexels.com/Yan Krukau)

Jika kamu sering mengalami dehidrasi, hal ini juga bisa memicu kenaikan kadar gula darah. Dehidrasi adalah kondisi tubuh ketika kekurangan cairan atau simpanan air dalam tubuh rendah. Kondisi ini dapat membuat konsentrasi glukosa dalam darah meningkat sebagai upaya menyeimbangkan cairan tubuh. Karena itu, kadar gula darah naik.

4. Mengonsumsi obat-obatan tertentu

ilustrasi minum obat (pexels.com/Castorly Stock)

Beberapa jenis obat juga dapat menyebabkan kadar gula darah naik. Ini termasuk jenis obat steroid (seperti prednison, metilprednisolon, dan hidrokortison), penstabil suasana hati (misalnya antidepresan), dan statin serta diuretik untuk kesehatan jantung. Jika kamu mengalami kenaikan kadar gula darah ketika mengonsumsi obat-obatan tersebut, bisa jadi obat adalah penyebabnya.

Laman Eating Well menjelaskan obat diuretik dapat meningkatkan frekuensi buang air kecil. Ini bisa membuat gula darah menjadi pekat dan meningkatkan konsentrasinya. Sementara itu, steroid dapat mengganggu produksi insulin dari pankreas. Hal ini menyebabkan ketidakoptimalan pemecahan gula dan mengakibatkan kadar gula tinggi.

5. Terlalu banyak atau sedikit olahraga

ilustrasi bench press (pexels.com/Andrea Piacquadio)

Terlalu banyak atau sedikit olahraga juga bisa memicu kenaikan kadar gula darah. Terlalu sedikit bergerak, misalnya tidak aktif selama 30 menit secara terus-menerus per hari, dapat menurunkan sensitivitas kerja insulin untuk memecah glukosa. Hal ini kemudian menyebabkan glukosa menumpuk dan meningkatkan kadar gula darah.

Latihan fisik yang berat juga akan menghasilkan efek yang sama. Dilansir laman American Diabetes Association, latihan fisik berat dapat memicu tubuh menghasilkan hormon stres adrenalin. Hormon adrenalin akan merangsang hati untuk memproduksi glukosa sehingga meningkatkan kadar glukosa darah. Beberapa contoh latihan berat tersebut termasuk angkat beban, lari cepat, atau olahraga kompetitif lainnya. Biasanya, ini menyebabkan kenaikan kadar gula darah pascaolahraga.

6. Merokok

ilustrasi rokok (unsplash.com/haim charbit)

Kebiasaan merokok juga bisa menempatkan seseorang pada risiko kenaikan kadar gula darah dan diabetes sebesar 30–40 persen. Para peneliti memang belum menemukan hubungan sebab-akibatnya secara langsung. Akan tetapi, penelitian dalam jurnal Diabetology & Metabolic Syndrome pada 2019 menunjukkan bahwa merokok adalah satu-satunya penyebab setidaknya 25 juta kasus diabetes di seluruh dunia.

Selain makanan manis, kebiasaan sehari-hari juga bisa memicu kenaikan kadar gula darah. Jadi, jika kamu mengalami kenaikan kadar gula darah meski sudah menjaga atau menghentikan konsumsi makanan manis, coba perhatikan kebiasaan kamu. Selalu berkonsultasi dengan dokter dan menjaga kebiasaan sehat untuk mengendalikan kadar gula darah.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Yudha
EditorYudha
Follow Us