Punya Anak yang Pecicilan Banget? Kenali 7 Penyebab Hiperaktif!

Melansir Very Well Family, anak-anak sering mengalami hiperaktif ketika mereka stres dalam menghadapi setiap peristiwa hidup yang menyulitkan. Sebenarnya tidak hanya peristiwa-peristiwa negatif, peristiwa lain seperti dia memiliki adik baru atau pindah rumah saja juga bisa menimbulkan stres.

Mereka juga berpotensi stres ketika melihat kamu stres. Memang sih anak-anak tidak akan mengerti krisis keuangan atau masalah lain yang dihadapi orangtuanya, tapi mereka bisa jadi stres kalau kamu mengalami tekanan batin dan menunjukkannya. Usahakan selalu beri anak kamu support yang berarti ketika kalian sedang melewati berbagai peristiwa hidup.

Kesehatan mental atau masalah emosional sering terlihat dari perilaku anak kamu yang berbeda. Seorang anak yang mengalami gangguan kecemasan mungkin akan lebih sulit untuk duduk diam. Kalau kamu mendapati anak kamu mengalami masalah emosional yang berujung hiperaktif, segera kunjungi dokter.

Pada awalnya ada kecurigaan kalau konsumsi gula bisa menjadi penyebab hiperaktif. Tapi itu salah, demikian dilaporkan oleh WebMD. Bagaimanapun juga, berdasarkan beberapa penelitian makanan lain bisa menjadi penyebab hiperaktif pada anak.

Contohnya adalah bahan pengawet dan warna buatan. Bahkan dalam beberapa kasus, mi instan bisa menjadi penyebab hiperaktif anak sehingga perlu dihindari.

Kalau kamu masih belum yakin dengan makanan yang menjadi penyebab hiperaktif, cobalah untuk melakukan eksperimen. Jangan biarkan anak kamu memakan permen, junk food, atau soda dan lihat apakah ada perubahan pada dirinya.

Ada beberapa masalah kesehatan fisik yang bisa menyebabkan hiperaktif. Misalnya tiroid yang terlalu aktif dapat menyebabkan berbagai gejala mulai dari kecemasan hingga hiperaktif. Ada juga masalah genetis lain yang dapat menyebabkan anak kamu yang tadinya kalem tiba-tiba jadi pecicilan.

Anak-anak seharusnya aktif dan energik. Tanpa cukup olahraga, mereka hanya akan duduk diam. Sayangnya, beberapa anak yang hiperaktif dihukum dengan tidak boleh ikut istirahat keluar kelas. Membuat mereka tidak memiliki kesempatan untuk berlari dan bermain justru membuat hiperaktif menjadi lebih buruk.

Maka dari itu, dorong anak kamu untuk sering berolahraga setiap hari. Seperti bermain di taman, mengendarai sepeda, dan berlari bisa memberi anak kamu kesempatan untuk menyalurkan energinya ke dalam kegiatan yang produktif.

Perbedaan yang sangat kentara antara orang dewasa dan anak-anak adalah efek kekurangan tidur. Jika orang dewasa merasa lelah karena kurang tidur, anak kecil justru menjadi hiperaktif kalau kurang tidur.

Mungkin ada momen-momen di mana mereka melewatkan tidur siang atau tidur terlalu malam. Ketika mereka dalam kondisi mengantuk, mereka justru menjadi lebih bersemangat.

Ketika seorang anak tidak cukup istirahat, tubuhnya merespons dengan memproduksi lebih banyak kortisol dan adrenalin sehingga ia dapat tetap terjaga. Hasilnya, dia akan memiliki lebih banyak energi. Praktis, yang harus kamu lakukan adalah memastikannya cukup tidur.

Sebenarnya kunci dari kebutuhan anak kecil adalah ketenangan. Ketika mereka tidak mendapatkan itu, hiperaktif bisa muncul.

Jadi, hati-hati kalau kamu sedang merenovasi rumah atau sedang ribut dengan pasangan. Alangkah lebih baik apabila semua diselesaikan secara baik-baik agar tidak menimbulkan dampak pada anak.

Itulah beberapa penyebab hiperaktif pada anak kecil. Kalau kebetulan kamu punya anak yang pecicilan banget, kamu sudah tahu ya harus ngapain.