5 Penyebab Berat Badan Tak Kunjung Turun saat Diet Keto

Kunci sukses penurunan berat badan yang sehat adalah mengonsumsi makanan bernutrisi. Mengandalkan makanan olahan (processed food) dapat mengurangi keberhasilan upaya memangkas berat badan meskipun makanan tersebut disebut-sebut ramah keto. Ini karena kalori ekstra dari makanan tersebut.

Tidak hanya itu, terlalu banyak mengonsumsi makanan ringan dan makanan cepat saji juga bisa memperlambat penurunan berat badan. Jenis makanan seperti ini termasuk minim nutrisi, yang berarti tinggi kalori tetapi rendah vitamin, mineral, dan antioksidan.

Oleh karena itu, untuk mengoptimalkan asupan nutrisi selama menjalani diet keto, tetap perbanyak makanan alami yang minim pemrosesan, seperti sayuran maupun buah. 

Ketika mencoba diet menurunkan berat badan, sangat penting untuk menerapkan defisit kalori. Hal ini dapat dicapai dengan mengurangi jumlah kalori yang dikonsumsi atau dengan mengeluarkan lebih banyak kalori melalui aktivitas fisik.

Jika sedang menjalani diet keto dan tidak memperhatikan asupan kalori, dikhawatirkan berat badan tidak akan turun. Adapun makanan ramah keto yang tinggi kalori, seperti alpukat, minyak zaitun, susu tinggi lemak, hingga kacang-kacangan penting untuk dikonsumsi secara tidak berlebihan.

Menurut penelitian berjudul "Effects of Chronic Social Stress on Obesity" dalam jurnal Current Obesity Reports tahun 2012, stres dapat meningkatkan penambahan berat badan dan penumpukan lemak melalui perubahan perilaku makan. Stres kronis diketahui mengubah pola asupan makanan dan preferensi diet.

Selain itu, perilaku begadang juga tidak disarankan saat menjalani diet keto. Studi bertajuk "Lose Sleep, Gain Weight: Another Piece of the Obesity Puzzle" dalam jurnal Environmental Health Perspectives berjudul tahun 2010 menunjukkan bahwa kurang tidur berdampak negatif pada hormon pengatur rasa lapar, seperti leptin dan grelin, yang dapat menyebabkan peningkatan nafsu makan.

Melewatkan gym atau olahraga selama diet keto juga sangat tidak direkomendasikan. Seorang ahli gizi dari Academy of Nutrition and Dietetics mengatakan kalau kamu memulai diet keto, kamu mungkin akan merasa mudah tersinggung, murung, dan lelah karena otak tidak memiliki sumber bahan bakar utama dari glukosa atau karbohidrat.

Perasaan lesu itu dapat memicu ketidakinginan untuk berolahraga. Hal ini tentunya berefek pada terhambatnya upaya penurunan berat badan selama diet. Bila sudah pernah mengalami hal seperti ini, lakukanlah keto cycling.

Keto cycling ini berarti mengikuti diet keto yang ketat pada hari-hari tidak berolahraga serta memberikan tubuh beberapa karbohidrat lagi pada hari-hari berolahraga.

Seorang pakar nutrisi dari Academy of Nutrition and Dietetics, Rahaf Al Bochi, mengatakan bahwa ada sebagian orang yang sulit memulai diet keto. Namun, jika melakukan diet keto selama beberapa hari dan kemudian berhenti selama beberapa hari, mungkin hasilnya tidak seperti yang diinginkan.

Apabila sedang kesulitan dalam diet keto, tenangkan diri dan mulailah secara perlahan. Batasi asupan karbohidrat secara bertahap hingga mencapai kisaran 20 hingga 50 gram sehari. Hal ini dapat membantu untuk bertahan dengan diet untuk jangka waktu yang lebih lama.

Selain itu, jangan terburu-buru ketika menjalani diet keto ini. Ahli nutrisi bernama Scott Keatley, dari Keatley Medical Nutrition Therapy mengatakan bahwa diet keto adalah diet yang sulit untuk dilakukan dan dipertahankan. Terburu-buru tanpa rencana bisa mengakibatkan kegagalan. Ia merekomendasikan untuk membuat rencana, benar-benar menuliskannya, dan pertimbangkan untuk konsultasi dengan profesional seperti ahli diet atau menjalankannya dengan dukungan dari orang-orang sekitar.

Demikianlah beberapa kemungkinan penyebab berat badan tak kunjung turun saat menjalani diet keto. Diet jenis apa pun butuh komitmen dan keseriusan tinggi agar hasilnya sesuai harapan. Bagi sebagian orang, awalnya diet akan terasa sulit. Namun, dengan niat dan upaya yang konsisten, hasilnya niscaya tak akan mengecewakan.