Makan berlebihan atau overeating adalah saat kamu tetap melanjutkan makan walaupun sudah kenyang. Seseorang juga disebut makan berlebihan saat makan meskipun tidak lapar. Jika menjadi kebiasaan, ini dapat memicu penambahan berat badan dan gangguan makan.
Kebanyakan orang pernah makan berlebihan pada suatu waktu dalam hidupnya. Namun, penting untuk segera sadar, mencari tahu penyebabnya, dan segera menghentikannya. Berikut ini akan dibahas apa saja penyebab makan berlebihan.
Banyak orang lebih cenderung makan berlebihan pada saat stres, suasana hati sedang buruk, lelah, bosan, atau sedih. Diterangkan dalam laman Cleveland Clinic, makan menyebabkan otak melepaskan endorfin, yang merupakan hormon perasaan senang.
Jadi, makan membuat suasana hati menjadi lebih baik. Jika kita makan karena rasanya enak, dan bukan karena lapar, kita cenderung makan berlebihan.
Faktanya, gejala lelah bisa disalahartikan sebagai rasa lapar. Waktu optimal untuk tidur adalah antara tujuh hingga delapan jam, jadi pastikan kamu mendapatkannya. Dilansir Realbuzz, kamu disarankan untuk mengevaluasi kapan paling merasa lelah, apakah saat sore hari atau saat baru pulang kerja.
Setelah menetapkan pola kapan kamu cenderung merasa lelah, kamu dapat mengatasinya dengan memilih makanan ringan yang lebih sehat daripada makan makanan yang hanya terasa lezat di lidah namun tidak memiliki nilai gizi.
Banyak orang yang makan berlebihan hanya karena bosan atau tidak mempunyai hal menarik untuk dilakukan. Ketika sedang bosan, biasanya orang akan duduk di depan TV sambil ngemil.
Tentunya, kamu perlu fokus pada akar masalahnya, kenapa kamu merasa bosan. Saat berada di rumah, carilah alternatif untuk dilakukan saat sedang bosan, seperti membaca buku, menelepon seseorang, atau mengakses internet. Jika rasa bosan muncul di tempat kerja, kamu mungkin perlu meminta lebih banyak tanggung jawab atau mengambil proyek tambahan.
Banyak orang makan sambil melakukan hal lain, seperti menonton TV, bekerja, atau scrolling media sosial. Namun, dilansir The Conversation, adanya distraksi selama makan dapat membuatmu membutuhkan waktu lebih lama untuk merasa kenyang.
Selain itu, ketika perhatianmu terganggu, kamu menjadi kurang sadar akan rasa kenyang. Akibatnya, kamu mengonsumsi lebih banyak makanan dari yang seharusnya.
Stres yang tinggi di masyarakat juga berkontribusi terhadap makan berlebihan dan obesitas, dikutip dari Nutrition Studies. Banyak faktor yang meningkatkan level stres. Misalnya, untuk menjual produk, iklan sering kali secara tegas menyiratkan bahwa orang tidak mampu tanpa barang yang diiklankan.
Kesulitan keuangan juga sering kali meningkatkan stres. Orang biasanya makan berlebihan untuk menekan emosi negatif ini.
Jenis makanan yang dikonsumsi juga menjadi pendorong utama terjadinya obesitas. Obesitas biasanya meningkat secara signifikan ketika seseorang meningkatkan konsumsi produk hewani.
Misalnya, dilansir Nutrition Studies, obesitas hampir tidak ada di pedesaan China. Namun, saat imigran China di negara-negara Barat menerapkan pola makan intensif produk hewani, mereka sering kali makan berlebihan dan mengalami obesitas.
Makan bersama orang lain meningkatkan jumlah makanan yang masuk ke dalam mulut. Makanan yang kamu pilih untuk dimakan juga kemungkinan besar akan terpengaruh. Menurut The Conversation, orang cenderung memilih makanan serupa dengan orang-orang di sekitar.
Hal ini utamanya merupakan dampak sosial, yang mana kita menggunakan perilaku makan orang lain sebagai panduan bagi perilaku kita sendiri. Selain itu, jika orang yang makan bersamamu menikmati makanan tertentu, ini menunjukkan kepadamu bahwa makanan tersebut terasa enak.
Setiap orang pernah makan berlebihan. Namun, yang terpenting adalah segera menyadarinya dan bersikap baik kepada diri sendiri. Kamu perlu segera memahami mengapa kamu makan berlebihan. Sadari apa yang kamu alami baru-baru ini dan bagaimana perasaanmu.