Posisi Tidur Saat Program Hamil, Bisa Mempercepat Pembuahan?

Berbagai upaya dilakukan ketika mendamba kehamilan. Baik dengan menerapkan gaya hidup sehat hingga mempraktikkan posisi tidur saat program hamil.
Mitosnya, beberapa tindakan sesaat setelah seks pun dapat meningkatkan potensi kehamilan. Apakah benar demikian?
Posisi tidur saat program hamil
Tidur merupakan kebiasaan yang kerap dilakukan pasangan usai momen panas di atas ranjang. Ketika sedang mendambakan kehamilan, sleep after sex bukan hanya istirahat, tetapi juga kesempatan untuk mendukung proses pembuahan.
Beberapa posisi tidur saat program hamil diyakini dapat meningkatkan keberhasilan, di antaranya:
- Berbaring selama beberapa menit alias tidak langsung bangkit setelah berhubungan seks
- Mengangkat kaki ke dinding dengan menopang tubuh di pundak agar sperma terdorong gravitasi segera bertemu sel telur
- Menggunakan ganjalan (bantal) di pinggul sehingga sperma mudah berenang ke rahim.
Tidak sedikit yang mempercayai tindakan di atas sebagai upaya mendapatkan kehamilan. Kamu boleh mencobanya jika memang berkenan.
Namun, studi dalam jurnal American Association for The Advancement of Science menunjukkan sebaliknya. Menurut studi tersebut, tidak ada kaitan antara posisi tidur dengan kemampuan sperma berenang hingga bertemu sel telur.
Studi tersebut melibatkan 479 perempuan yang menjalani inseminasi intrauterine. Prosedur tersebut merupakan langkah memaksimalkan pembuahan dengan menaruh sperma tanpa melakukan penetrasi.
Secara acak, perempuan dibagi menjadi dua kelompok. Ada yang diminta berbaring selama 15 menit setelah proses inseminasi berlangsung. Setengah lainnya, diminta langsung melanjutkan aktivitas seperti biasa, boleh berdiri atau berjalan-jalan.
Hasilnya, tidak ada pengaruh berarti dari kedua upaya di atas. Baik yang tidur (40 persen) atau yang langsung berdiri (32 persen) setelah inseminasi, tetap mengalami pembuahan.
Artinya, mitos tidur terlentang setelah seks bisa mendukung kehamilan tidak sepenuhnya benar. Begitu pula teori gravitasi yang menarik sperma hingga gagal berenang sampai ke sel telur. Nyatanya, sperma jauh lebih pintar saat berenang. Ia tanpa terpengaruh oleh gaya tarik bumi.
Kapan waktu yang tepat berhubungan intim agar cepat hamil?

Perubahan gaya hidup diperlukan saat melaksanakan program hamil. Termasuk melihat kapan waktu terbaik berhubungan seks yang berpotensi sukses menghasilkan pembuahan.
Potensi kehamilan meningkat saat kamu melakukan hubungan seks tanpa pelindung sekitar waktu ovulasi. Waktu Ini juga disebut sebagai masa subur perempuan.
Sel telur yang baru atau akan dilepaskan berpotensi besar untuk bisa dibuahi sperma. Selain itu, meningkatnya cairan vagina dapat membantu sperma berenang dengan aman hingga ke rahim.
Biasanya, terdapat perubahan fisik dan emosional saat tanda-tanda masa subur tiba. Atau, gunakan kalender khusus untuk menghitung siklus menstruasi.
Pada perempuan dengan panjang siklus haid normal, ovulasi terjadi sekitar hari ke 8 sampai 21. Namun, waktu tersebut dapat berbeda tergantung pada masing-masing individu.
Frekuensi seks saat program hamil
Sejatinya, tidak ada batasan khusus jumlah hubungan seks yang ideal. Sebab, kondisi ideal bisa berbeda-beda, tergantung kesepakatan individu dalam sebuah hubungan.
Namun, jurnal Fertility and Sterility menyebutkan bahwa sperma memiliki kualitas terbaik jika tidak dikeluarkan selama 2 sampai 3 hari. Sebaliknya, kamu tetap harus mengeluarkan sperma setidaknya 1-2 kali seminggu.
Hal ini penting dilakukan, sebab hubungan seks memengaruhi keberhasilan pembuahan. Jumlah sperma memang tidak berkurang, tetapi ada kalanya kualitas menurun sehingga gagal mencapai sel telur. Untuk itu, rutin melakukan berhubungan intim membantu sperma agar benar-benar bisa membuahi dan membentuk zigot.
Tips agar segera hamil lainnya

Mengubah kebiasaan ranjang bukan satu-satunya faktor untuk meningkatkan potensi kehamilan. Di luar posisi tidur saat program hamil, kapan waktu bercinta yang tepat, hingga posisi apa yang digunakan, masih ada hal lain yang diperhatikan.
- Orgasme selama hubungan seks. Pada laki-laki hal ini wajib, sebab sebagian besar orgasme sembari melepaskan air mani berisi sperma (ejakulasi). Pada perempuan, bisa saja tidak perlu. Namun, cairan orgasme membantu sperma berenang hingga rahim dengan lebih mudah
- Kontrol berat badan. Perubahan berat badan berpengaruh pada kestabilan hormon. Kelebihan atau justru lebih kecil dari berat badan ideal berisiko menurunkan fertilitas
- Hindari merokok karena meningkatkan potensi infertil dan keguguran pada calon ibu, serta menurunkan kualitas sperma pada calon ayah
- Kurangi kafein. Karena dalam jumlah besar, lebih dari lima cup sehari, bisa menurunkan fertilitas.
Mitos posisi tidur saat program hamil memang belum terbukti secara ilmiah. Namun, kamu tetap bisa mencoba jika memang penasaran. Siapa tahu manjur, ya, kan?