Resolusi Sehat 2017: Menjadi Generasi Sadar Gizi

Tahun 2016 akan segera berakhir, dan saatnya untuk merencanakan resolusi di tahun yang akan berganti. Nyatanya, banyak dari kita merencanakan resolusi yang secara umum "biasa" untuk dilakukan. Pernahkah terbesit dalam pikiranmu untuk beresolusi sehat di tahun 2017 nanti? Ya! Karena beresolusi untuk melakukan investasi secara materi saja tak akan ada manfaatnya, jika badan mu tak sehat. Maka dari itu, mulailah bertahap, kamu menyelipkan untuk beresolusi sehat dalam kamus kehidupanmu.
Tak usah jauh-jauh berfikiran ke arah yang sempit, mulailah dari hal sederhana yang biasa kamu temui dan lakukan yaitu tentang gizi dan makanan. Karena berosulasi sehat yang saya maksud di sini adalah mulai menjadi generasi sadar gizi, yang mengetahui efek dari makanan yang kamu makan, akan mempengaruhi kesehatan mu Mengapa kita harus menjadi generasi sadar gizi? Karena yang patut kamu sadari dan kamu camkan, adalah:
You are what you eat
Kamu adalah cerminan apa yang kamu makan sehari-hari. Coba kamu perhatikan di lingkungan sekitarmu, sudah berapa puluh rumah sakit atau puskesmas atau klinik kesehatan atau layanan kesehatan lain yang bertambah di tempat tinggalmu, atau di manapun tempat yang kamu kujungi? Pasti jauh lebih banyak dibandingkan 10 atau 20 tahun yang lalu. Mengapa? Tentu alasan banyak didirikannya tempat pelayanan kesehatan adalah karena semakin banyak orang yang sakit.
Mengapa? Karena berbagai penyakit yang banyak kita temui sekarang seperti penyakit jantung, diabetes mellitus, hipertensi, dll adalah sebagian besar penyebabnya adalah dari makanan. Tak percaya? Coba bayangkan saja secara sederhananya seperti ini. Semisal dari sejak kecil, usia 10 tahun misalnya, kita sering mengonsumsi makanan tidak sehat sejenis gorengan, makanan olahan sosis, makanan isi angin sejenis ciki, fast food, junk food, plus minuman kemasan yang rasanya manis ataupun bersoda. Terhitung dari kecil hingga usia dewasa. Maka apa yang terjadi? Asupan gizi yang tidak seimbang, asupan lemak berlebih, kurang asupan serat, vitamin dan mineral, timbunan pengawet, pemanis, pewarna, dan penyedap yang terlalu berlebih serta menumpuk bertahun-tahun akan menjadi investasi yang mengerikan di usia mendatang. Tak heran jika di usia 30 an, banyak orang dewasa yang seharusnya produktif di masanya justru sudah terkena berbagai penyakit degeneratif, yang tak bisa disembuhkan.
Maka dari itu.. sebelum terlambat, kamu harus benar-benar melek dan sadar akan pentingnya gizi dalam kehidupan sehari-harimu. Karena tubuh kita adalah amanah/ titipan, maka harus dirawat dengan baik dan dipenuhi kebutuhannya dengan asupan gizi yang baik. Tapi, seiring berkembangnya waktu, seiring semakin bebasnya akses informasi yang bisa kita dapatkan, cobalah juga untuk lebih berhati-hati menyerap informasi di dunia maya.
Misalnya saja, jika kamu ingin diet, janganlah hanya asal ikut-ikutan model ini dan itu, artis ini dan itu, cobalah berkonsultasi dengan ahlinya yaitu Ahli Gizi. Mereka akan siap membantu mu. Ataupun jika kamu ingin membaca sesuatu informasi kesehatan, cobalah koreksi kembali siapa penulis buku kesehatan yang kamu baca, barangkali sang penulis tak mempunyai background pendidikan di ilmu kesehatan, dan hanya menyadur inforamsai yang ia dapatkan di internet. So, berhati-hatilah memilah informasi. Bertanyalah jika dirasa mulai tersesat. Apalagi di jaman sekarang ini, banyak sekali Ahli Gizi yang mulai beroperasi di puskesmas ataupun pusat kesehatan lainnya, coba tanyakanlah pada mereka. Ataupun jika ada masalah kesehatan tak berkaitan dengan gizi, bertanyalah pada Dokter atau tenaga kesehatan lainnya.
Well, selain mencegah agar tidak timbul penyakit degeneratif di usia mendatang, kamu, khususnya perempuan-perempuan Indonesia pun yang mungkin sebentar lagi mempersiapkan dirinya untuk menikah, juga wajib mempersiapkan diri secara kesehatan, terutama status gizi mu. Cobalah sekali-kali berkunjung ke layanan kesehatan untuk melihat bagaimana status gizimu. Jangan sampai setelah kamu menikah dan hamil, tapi ternyata dalam kondisi “belum siap untuk hamil” artinya kondisi =mu memang belum saatnya untuk mengandung janin, karena kamu sendiri saja masih kurang status gizinya, bagaimana dengan anakmu kelak? Karena apa pengaruhnya? Pengaruhnya akan dirasakan oleh anak cucumu nantinya.
Kok bisa? Ya, karena periode emas pertumbuhan dan perkembangan seorang anak dimulai dari 1000 Hari Pertama Kehidupan, terhitung dari masa kehamilan sang ibu hingga anak berusia 2 tahun. Jika dalam periode tersebut tidak mendapatkan asupan gizi yang adekuat, maka akan sangat sulit untuk mengejar pertumbuhan dan perkembangannya di usia mendatang. Berbahaya bukan? Jika”lingkaran setan” antara ibu dan anaknya ini tidak diputus, akan berlanjut pada generasi selanjutnya hingga anak cucu dan seterusnya.
Jadi, mulailah dari sekarang memanfaatkan fasilitas kesehatan yang tersedia di lingkungan terdekatmu. Fasilitas kesehatan tidak hanya difungsikan untuk berobat, tapi kamu juga bisa mencegah agar tidak sakit dengan rutin melakukan general check up, ataupun berkonsultasi dengan Dokter, Ahli Gizi, Bidan atau tenaga kesehatan lainnya. Karena sehat itu tidaklah mahal jika kamu bisa menjalani kedidupan mu dengan baik, konsumsi makanan yang benar-benar kamu butuhkan, bukan yang kamu inginkan, rutin berolahraga, istirahat yang cukup, dan menjaga kesehatan. Karena seoarng pasien saya juga pernah menyesali sakit yang dideritanya dengan mengatakan,
Kebanyakan makanan yang enak adalah makanan yang tidak sehat, tapi enaknya hanya sementara, tapi sakitnya selama-lamanya
So, mulailah sadar akan pentingnya gizi dan kesehatan untuk dirimu, keluargamu dan anak cucumu kelak ya! Salam Resolusi Sehat.