Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

5 Tips Panjang Umur ala Dokter Saraf Usia 101 Tahun

Howard Tucker, pemegang Guinness Book of World Records sebagai "Dokter Praktik Terlama." (instagram.com/@whatsnextmovie)

Howard J. Tucker, seorang ahli saraf pediatrik berusia 101 tahun asal Amerika Serikat, memegang gelar Guinness World Records sebagai "Dokter Praktik Terlama", yaitu 75 tahun.

Pada usia 100 tahun, Howard berhenti menemui pasien. Namun, ia masih mengajar residen medis dan melakukan pekerjaan tinjauan medis dari rumahnya di Cleveland, Ohio, dilansir Psychiatrist.com.

Howard telah membuka praktik kedokteran sejak 1947. Selain itu, ia menjadi pengacara pada tahun 1989 pada usia 67 tahun.

Baru-baru ini Howard berbagi tips dengan CNBC tentang cara terbaik untuk mengasah mental dan panjang umur hingga usia tua. 

1. Menunda pensiun

"Kalau kamu beruntung punya karier yang kamu sukai dan masih bisa bekerja, pertimbangkan untuk menunda masa pensiun. Banyak orang yang pensiun dan menjadi tidak aktif dalam rutinitas sehari-hari berisiko tinggi mengalami penurunan kognitif," kata Howard kepada CNBC.

Apa yang ia katakan didukung oleh bukti ilmiah. Sebuah studi di China dalam Journal of Economic Behavior & Organization tahun 2023 menemukan bahwa orang yang pensiun dini mengalami penurunan kognitif yang lebih cepat daripada mereka yang tetap bekerja. Ini bahkan telah memperhitungkan faktor-faktor seperti pola makan, pendapatan, dan genetika.

Para peneliti menyalahkan perlambatan mental yang dipercepa pada kesepian dan keteransingan. Keterlibatan sosial dan keterhubungan mungkin hanya menjadi satu-satunya faktor paling kuat untuk kinerja kognitif di usia tua.

2. Tetap bugar

Howard Tucker, pemegang Guinness Book of World Records sebagai "Dokter Praktik Terlama." (instagram.com/whatsnextmovie)

Ada sejumlah penelitian yang menghubungkan kebugaran fisik dengan penuaan otak yang lebih baik. Misalnya, studi dalam Journal of Alzheimer's Disease tahun 2017 berspekulasi bahwa latihan kardiovaskular merangsang produksi faktor neurotropik turunan otak (BDNF) dan mengurangi sensitivitas insulin, stres, dan inflamasi.

Howard mengatakan bahwa walaupun ia tak lagi seaktif dulu, tetapi ia masih melakukan jalan cepat setidaknya 3 mil (4,8 km) dengan treadmill hampir setiap hari dalam seminggu.

3. Tidak merokok

Howard mengingat bagaimana ia dulu menghadiri pertemuan medis yang mana dokter akan, dengan sebatang rokok menggantung di mulut mereka, memberi tahu pasien untuk mulai merokok karena "itu akan mengurangi nafsu makan dan menenangkan saraf. Ayahnya membujuknya untuk tidak merokok pada tahun 1930-an.

Tentu, saran sang ayah didukung sains. Menurut Centers for Disease Control and Prevention (CDC), harapan hidup perokok setidaknya 10 tahun lebih pendek daripada non perokok. Berhenti merokok sebelum usia 40 mengurangi risiko kematian akibat penyakit yang berhubungan dengan merokok sekitar 90 persen.

4. Hidup dalam moderasi

Howard Tucker, pemegang Guinness Book of World Records sebagai "Dokter Praktik Terlama" (instagram.com/whatsnextmovie)

Kepada CNBC, Howard sesekali mengaku menikmati martini dan steak, tetapi tidak setiap hari. 

“Rahasia sebenarnya dari umur panjang adalah tidak ada rahasia,” katanya. “Tapi kita hidup setiap hari dan mati sekali, jadi kita harus memanfaatkan waktu yang kita miliki.”

Sebetulnya ada beberapa studi yang menghubungkan alkohol dan panjang umur. Misalnya, studi yang dipresentasikan dalam konferensi tahunan American Association for the Advancement of Science’s tahun 2018 menyebut bahwa minum secukupnya (moderat terkait dengan umur yang lebih panjang. Minum sekitar dua gelas anggur atau bir sehari dikaitkan dengan penurunan 18 persen risiko kematian dini—efek yang bahkan lebih kuat daripada praktik olahraga.

Ada juga studi tahun 2015 terhadap orang-orang dengan penyakit Alzheimer ringan, menemukan bahwa peminum moderat lebih kecil kemungkinannya untuk meninggal selama masa tindak lanjut penelitian daripada orang yang tidak minum alkohol.

Sebuah studi besar tahun 2017 juga menemukan bahwa peminum ringan dan sedang lebih kecil kemungkinannya untuk meninggal akibat penyakit kardiovaskular dibandingkan mereka yang tidak pernah minum. Anggur merah, khususnya, sering dipilih karena manfaat anti penuaannya, biasanya karena senyawa yang disebut resveratrol. Namun, masih dibutuhkan banyak penelitian, dilansir Time.

Banyak dari penelitian tersebut datang dengan peringatan. Kebanyakan bersifat observasional, artinya dapat mendeteksi pola dalam kumpulan data namun bukan sebab dan akibat. Artinya, sulit untuk mengatakan apakah alkohol sendiri memberikan manfaat umur panjang, atau jika efek kesehatan berasal dari faktor gaya hidup lain yang umum di kalangan peminum moderat, seperti jaringan sosial yang kuat.

Plus, sebagian besar penelitian berfokus secara khusus pada minum moderat, yang biasanya didefinisikan sebagai tidak lebih dari satu gelas sehari untuk perempuan atau dua gelas sehari untuk laki-laki. Penelitian umumnya tidak menemukan manfaat kesehatan bagi orang-orang dengan kebiasaan minum yang lebih berat. Dan, faktanya, penyalahgunaan alkohol berkontribusi terhadap penurunan harapan hidup.

Sebuah tinjauan ilmiah dalam jurnal JAMA Open Network tahun 2023 menemukan bahwa konsumsi alkohol dalam volume rendah tidak terkait dengan perlindungan terhadap kematian dini dari penyebab apa pun. Studi sebelumnya yang menunjukkan bahwa anggur dan alkohol lain mungkin mengandung kardioprotektif adalah cacat, kata penulis ulasan tersebut. Selain itu, penelitian secara konsisten menunjukkan bahwa minum alkohol dalam jumlah berapa pun tidak menguntungkan otak.

5. Berbagi pengetahuan

Tidak merasa kesepian adalah kunci penting. Studi dalam jurnal Perspectives on Psychological Science menemukan bahwa kesepian lebih dari sekadar sendirian. Para peneliti dari Universitas Duke mengajukan teori yang dikenal sebagai "Social Relationship Expectations Framework." Mereka mengusulkan agar lansia mencari dua hal dari hubungan sosial mereka, yaitu mereka ingin didengarkan dan mereka ingin memberikan kontribusi.

Howard mempersonifikasi pesan ini.

“Aku benar-benar menikmati mengajar residen dan mahasiswa kedokteranku, dan aku juga belajar banyak dari mereka,” katanya. Sangat menyenangkan berbagi cerita dari karier panjangku dengan generasi berikutnya,” cerita pria kelahiran 10 Juli 1922 ini.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Nurulia R F
EditorNurulia R F
Follow Us