Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You
Age VerificationThis content is intended for users aged 18 and above. Please verify your age to proceed.

4 Faktor Penyebab Nyeri pada Vagina Setelah Berhubungan Seks

ilustrasi sakit di area vagina (pexels.com/Sora Shimazaki)

Merasa tidak nyaman atau mengalami rasa sakit pada vagina setelah berhubungan seks adalah masalah yang sering dialami oleh banyak perempuan. Rasa sakit ini bisa disebabkan oleh berbagai faktor, mulai dari hal yang sederhana hingga kondisi medis yang serius.

Berikut adalah empat hal yang bisa menyebabkan vagina terasa sakit setelah berhubungan seks. Simak artikelnya di bawah ini. 

1. Kurangnya pelumasan

ilustrasi kurang pelumasan pada vagina (pexels.com/Deon Black)

Salah satu faktor penyebab rasa sakit setelah berhubungan seks adalah kurangnya pelumasan pada vagina. Saat vagina tidak cukup terlumasi, gesekan selama berhubungan seks dapat menyebabkan iritasi sehingga menimbulkan rasa sakit dan membut aktivitas seksual menjadi tidak nyaman dan bahkan menyakitkan.

Untuk mengatasi hal ini, sebaiknya lakukan foreplay yang cukup sebelum berhubungan seks, karena foreplay yang memadai dapat membantu meningkatkan pelumasan alami pada vagina. Selain itu, penggunaan pelumas berbasis air juga dapat sangat membantu dalam mengurangi gesekan dan membuat hubungan seksual lebih nyaman dan menyenangkan.

2. Reaksi alergi pada kulit vagina

ilustrasi sakit pada area vagina (freepik.com/freepik)

Reaksi alergi atau iritasi dari produk seperti sabun wangi, losion atau bahan tertentu dapat menyebabkan peradangan pada kulit vagina sehingga meningkatkan risiko terjadinya rasa sakit setelah berhubungan seks. Selain itu, eksim juga dapat menyebabkan iritasi dan rasa sakit pada vagina setelah berhubungan seks.

Eksim pada area genital dapat membuat kulit menjadi kering, meradang, dan lebih sensitif terhadap gesekan selama aktivitas seksual, yang berpotensi mengakibatkan ketidaknyamanan atau rasa sakit. Oleh karena itu, penting untuk mengidentifikasi penyebab potensial dari kondisi kulit ini dan menghindari paparan terhadap bahan-bahan yang memicu reaksi alergi serta berkonsultasi dengan dokter untuk perawatan yang tepat guna mengurangi ketidaknyamanan dan mengembalikan kesehatan kulit vagina.

3. Cedera atau luka pada vagina

ilustrasi memeriksa serviks dengan jari (pexels.com/Deon Black)

Aktivitas seksual yang terlalu intens dapat menyebabkan lecet atau luka kecil pada vagina yang bisa menyebabkan rasa sakit. Gesekan yang berlebihan tanpa pelumasan yang memadai dapat membuat jaringan vagina menjadi iritasi dan rentan terhadap cedera. Sehingga luka kecil atau lecet ini dapat menyebabkan rasa tidak nyaman dan nyeri yang berkelanjutan, terutama saat berhubungan seks atau buang air kecil.

Jika cedera ini tidak ditangani dengan baik, bisa berkembang menjadi infeksi, memperburuk rasa sakit dan menyebabkan komplikasi lebih lanjut. Oleh karena itu, jika luka atau cedera ini semakin parah, sangat penting untuk segera menghubungi dokter untuk mendapatkan perawatan medis yang tepat untuk membantu mengidentifikasi penyebab pasti dari masalah tersebut dan memberikan penanganan yang diperlukan untuk mempercepat pemulihan serta mencegah komplikasi di masa mendatang.

4. Infeksi jamur

ilustrasi sakit di area vagina (pexels.com/Sora Shimazaki)

Infeksi jamur pada vagina dapat menimbulkan berbagai gejala yang mengganggu, termasuk rasa gatal, perih, dan rasa sakit yang bisa terasa selama atau setelah berhubungan seks. Kondisi ini sering disertai dengan keputihan yang tebal, berwarna putih, dan memiliki bau yang tidak sedap.

Hal ini tentu saja menyebabkan ketidaknyamanan yang lebih parah atau komplikasi lainnya. Oleh karena itu, jika kamu mencurigai adanya infeksi jamur, sebaiknya konsultasikan dengan dokter atau profesional kesehatan untuk mendapatkan diagnosis yang tepat dan pengobatan yang sesuai. Agar infeksi jamur pada vagina bisa diatasi dan gejalanya bisa segera mereda.

Rasa sakit pada vagina setelah berhubungan seks bisa disebabkan oleh berbagai faktor, baik yang sederhana maupun yang memerlukan perhatian medis. Jika kamu sering mengalami rasa sakit ini tiap kali berhubungan seks, sebaiknya berkonsultasi dengan dokter untuk mendapatkan diagnosis dan perawatan yang tepat. Jangan ragu juga untuk membicarakan masalah ini dengan pasangan dan mencari solusi bersama agar hubungan seksual tetap menyenangkan dan nyaman.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Meyendah Lestari
EditorMeyendah Lestari