9 Vitamin dan Suplemen untuk Tingkatkan Lubrikasi Vagina

- Diperkirakan 17 persen perempuan usia 15 hingga 50 tahun mengalami masalah dalam hubungan seksual karena kekeringan pada vagina dan nyeri.
- Kekeringan vagina dapat memengaruhi perempuan usia berapa pun, tetapi sangat umum saat menopause.
- Beberapa vitamin dan suplemen yang dapat membantu meningkatkan lubrikasi alami vagina antara lain vitamin D, E, A, B, omega-3, boron, dan asam hialuronat.
Menurut studi, diperkirakan 17 persen perempuan usia 15 hingga 50 tahun mengalami masalah dalam hubungan seksual karena kekeringan pada vagina dan nyeri.
Apakah kamu memiliki masalah vagina kering? Beberapa vitamin dan suplemen ini dapat membantu meningkatkan lubrikasi alami vagina.
1. Vitamin D
Selain dapat meningkatkan kesehatan tulang, fungsi imun, dan inflamasi, vitamin D diyakini juga berperan dalam keseimbangan hormon.
Menurut penelitian, partisipan yang menggunakan supositoria yang mengandung 1.000 IU vitamin D menunjukkan perbaikan signifikan dalam masalah kekeringan vagina setelah 56 hari, dibandingkan dengan kelompok kontrol.
Studi lainnya menemukan bahwa suplemen oral vitamin D juga dapat menurunkan kekeringan vagina saat menopause.
Selain dari paparan sinar matahari, kamu bisa mendapatkan vitamin D dari makanan seperti minyak ikan kod, salmon, tuna, hati sapi, makanan yang telah difortifikasi, dan lain-lain.
2. Omega-3

Omega-3 adalah jenis asam lemak esensial yang penting untuk banyak fungsi, termasuk untuk jantung, paru-paru, sistem kekebalan, dan sistem endokrin.
Menurut sebuah penelitian, partisipan mengalami peningkatan kadar estradiol setelah mengonsumsi suplemen vitamin D3 dan 300 miligram (mg) asam lemak omega-3 selama 8 minggu.
Estradiol adalah bentuk hormon estrogen, yang turun selama menopause dan dapat menjadi faktor kekeringan vagina.
Temuan penelitian lainnya, asupan eicosapentaenoic acid (EPA) dan docosahexaenoic acid (DHA) yang lebih tinggi, dua jenis omega-3, membantu meringankan gejala menopause, yang dapat mencakup kekeringan pada vagina, gatal, dan ketidaknyamanan.
Omega-3 bisa didapat dari makanan seperti ikan laut berlemak atau kacang-kacangan.
3. Vitamin E
Vitamin E digunakan dalam banyak produk perawatan kulit karena sifat antioksidan dan inflamasinya. Efek tersebut ternyata juga dapat dirasakan vagina, yaitu berpotensi meningkatkan pelumasannya.
Dalam sebuah uji klinis berskala kecil, peserta dengan atrofi vagina (kondisi ketika lapisan vagina menjadi kering dan tipis) mengonsumsi 100 IU supositoria vitamin E selama 12 minggu. Berdasarkan laporan peserta, vitamin E sebanyak 76,9 persen efektif mengatasi kekeringan pada vagina.
Vitamin E bisa didapat dari minyak bunga matahari, minyak kedelai, almon, kacang tanah, labu, bayam, paprika merah, alpukat, mangga, dan lain-lain.
4. Vitamin A, termasuk beta-karoten

Vitamin A penting bagi perkembangan selaput lendir, yang meliputi lapisan vagina. Vitamin A dapat membantu dalam hal kelembapan dan produksi kolagen.
Vitamin A dapat dikonsumsi secara oral, tetapi hindari mengonsumsinya secara berlebihan. Apabila dikonsumsi dalam dosis tinggi, ada risiko cedera hati, walaupun sebetulnya kemungkinan overdosis vitamin A sangat kecil.
Beta-karoten adalah provitamin, yang berarti tubuh menggunakannya untuk membuat vitamin lain, dalam hal ini, vitamin A. Seperti disebutkan di atas, vitamin A membantu menangkis kekeringan vagina.
Dapatkan vitamin A dari makanan seperti sayuran berdaun hijau, ubi, tomat, mangga, hati sapi, minyak ikan, telur, dan masih banyak lagi.
Beta-karoten ditemukan dalam makanan termasuk wortel, sayuran berdaun hijau tua, ubi jalar, brokoli, melon, dan lain-lain. Meskipun tidak beracun dalam dosis tinggi, terlalu banyak dapat menyebabkan kulit mengambil rona kuning oranye di antara efek samping lainnya.
5. Vitamin B
Sekresi vagina dapat diubah oleh faktor hormonal dan makanan. Fungsi kekebalan yang tepat penting untuk kesehatan vagina, dan vitamin B kompleks (mencakup delapan jenis vitamin B) meningkatkan fungsi kekebalan tubuh.
Vitamin B bisa didapat dari pola makan sehari-hari, seperti daging unggas, ikan, kentang, dan pisang. Jika tidak yakin dapat memenuhi kebutuhan asupannya lewat pola makan, konsumsi suplemen dapat dipertimbangkan.
Hindari konsumsi vitamin B secara berlebihan karena dapat menyebabkan kurangnya kontrol otot, masalah perut, dan lesi yang menyakitkan.
6. Dehydroepiandrosterone (DHEA)

Estrogen menjaga sistem reproduksi perempuan tetap teratur, dan DHEA merupakan sumber estrogen yang penting. Sebetulnya tubuh memproduksi DHEA. Produksi meningkat saat berusia 10 tahun, mencapai puncaknya pada usia 20-an, dan kemudian menurun.
Penelitian menemukan bahwa 6,5 mg DHEA supositoria harian membantu memperbaiki kekeringan vagina pada perempuan setelah 12 minggu.
Gairah seks atau libido rendah juga bisa membuat vagina kering. Studi telah menunjukkan bahwa DHEA dapat membantu menjaga libido.
7. Asam hialuronat
Asam hialuronat mungkin merupakan bahan yang tak lagi asing untuk produk perawatan wajah. Ternyata, ini juga bisa bermanfaat bagi organ intim.
Menurut penelitian terhadap 42 perempuan pascamenopause, partisipan yang menggunakan tablet vagina garam natrium asam hialuronat selama 8 minggu mengalami peningkatan yang signifikan dalam atrofi vagina dibandingkan dengan mereka yang menggunakan tablet estradiol.
Asam hialuronat dapat menjadi pengobatan alternatif bagi mereka yang tidak dapat menggunakan perawatan hormon untuk memperbaiki kekeringan pada vagina.
Dikatakan juga bahwa perawatan dengan asam hialuronat dan estrogen memperbaiki atrofi vagina.
8. Boron

Boron memang mineral nonesensial, tetapi mineral ini banyak terdapat dalam makanan seperti sayuran hijau, plum, kismis, almon, dan kopi.
Walaupun manfaat boron bagi kesehatan masih dicari tahu, tetapi beberapa penelitian telah mengaitkannya dengan hormon seks.
Studi lampau berskala kecil menemukan bahwa kadar estradiol serum meningkat secara signifikan pada perempuan yang menerima suplemen boron, terutama pada mereka yang juga mengikuti pola makan rendah magnesium.
Kadar estradiol lebih rendah pada perempuan menopause, dan kadar estradiol yang rendah dapat membuat vagina kering, iritasi, dan gatal. Akan tetapi, penelitian lebih lanjut diperlukan untuk mengetahui dampak mineral ini terhadap vagina.
9. Minyak sea buckthorn
Suplemen alami ini berasal dari daun, biji, dan buah semak yang disebut tanaman buckthorn laut. Berkat kandungan asam lemaknya, minyak ini dapat membantu mencegah kulit kehilangan air sekaligus memperkuat penghalang (barrier) kulit.
Karena kekeringan vagina dapat berasal dari penipisan lendir vagina, sebuah penelitian kecil menyelidiki apakah minyak buckthorn laut oral dapat membantu "integritas mukosa."
Peserta yang mengonsumsi 3 gram minyak buckthorn laut setiap hari selama tiga bulan memiliki "kecenderungan peningkatan" kualitas lendir dibandingkan dengan kelompok plasebo.
Akan tetapi, mengingat ini adalah penelitian berskala kecil, penelitian lebih lanjut diperlukan.
Ada beberapa vitamin dan suplemen untuk membantu meningkatkan lubrikasi vagina. Kekeringan vagina dapat memengaruhi perempuan usia berapa pun, tetapi sangat umum saat menopause.
Bicarakan dengan dokter sebelum mulai menggunakan suplemen apa pun, terutama jika memiliki kondisi medis yang mendasarinya atau sedang menjalani pengobatan.
Referensi
Goncharenko, Vadym, Rostyslav Bubnov, dkk. “Vaginal dryness: individualised patient profiles, risks and mitigating measures.” EPMA Journal 10, no. 1 (March 1, 2019): 73–79.
Rad, Parastou, Mitra Tadayon, dkk. “The effect of vitamin D on vaginal atrophy in postmenopausal women.” PubMed Central (PMC), April 1, 2015.
Riazi, Hedyeh, Masumeh Ghazanfarpour, dkk. “Effect of Vitamin D on the Vaginal Health of Menopausal Women: A Systematic Review.” Journal of Menopausal Medicine 25, no. 3 (January 1, 2019): 109.
Emamverdikhan, Aazam Parnan, Nahid Golmakani, dkk. “A survey of the therapeutic effects of Vitamin E suppositories on vaginal atrophy in postmenopausal women.” Iranian Journal of Nursing and Midwifery Research. 21, no. 5 (January 1, 2016): 475.
Al-Shaer, Amani H, Mahmoud S Abu-Samak, dkk. “Assessing the effect of omega-3 fatty acid combined with vitamin D3 versus vitamin D3 alone on estradiol levels: a randomized, placebo-controlled trial in females with vitamin D deficiency” Clinical Pharmacology Volume 11 (February 1, 2019): 25–37.
Abshirini, M., F. Siassi, F. Koohdani, dkk. “Higher intake of dietary n-3 PUFA and lower MUFA are associated with fewer menopausal symptoms.” Climacteric 22, no. 2 (January 10, 2019): 195–201.
Business Insider. Diakses pada Juni 2024. 9 natural methods to combat vaginal dryness and increase lubrication, according to an OB-GYN.
Greatist. Diakses pada Juni 2024. Dealing with a Dry Spell? Try These 7 Vitamins and Supplements for Lubrication.
Labrie, Fernand, David F Archer, dkk. “Efficacy of intravaginal dehydroepiandrosterone (DHEA) on moderate to severe dyspareunia and vaginal dryness, symptoms of vulvovaginal atrophy, and of the genitourinary syndrome of menopause.” Menopause 23, no. 3 (March 1, 2016): 243–56.
Vegunta, Suneela, Juliana M. Kling, and Ekta Kapoor. “Androgen Therapy in Women.” Journal of Women’s Health 29, no. 1 (January 1, 2020): 57–64.
Ekin, Murat, Levent Yaşar, dkk. “The comparison of hyaluronic acid vaginal tablets with estradiol vaginal tablets in the treatment of atrophic vaginitis: a randomized controlled trial.” Archives of Gynecology and Obstetrics 283, no. 3 (February 5, 2010): 539–43.
Santos, Carlos Campagnaro M. Dos, Maria Laura R. Uggioni, dkk. “Hyaluronic Acid in Postmenopause Vaginal Atrophy: A Systematic Review.” Journal of Sexual Medicine 18, no. 1 (January 1, 2021): 156–66.
F H Nielsen, C D Hunt, dkk. “Effect of dietary boron on mineral, estrogen, and testosterone metabolism in postmenopausal women,” November 1, 1987.
Larmo, Petra S, Baoru Yang, dkk. “Effects of sea buckthorn oil intake on vaginal atrophy in postmenopausal women: A randomized, double-blind, placebo-controlled study.” Maturitas 79, no. 3 (November 1, 2014): 316–21.
MedicineNet. Diakses pada Juni 2024. 9 Vitamins That May Help With Vaginal Dryness.