ilustrasi pascaoperasi histerektomi atau operasi pengangkatan rahim (unsplash.com/Alexander Grey)
Menurut National Women’s Health Information Center, kanker adalah penyebab sekitar 10 persen dari semua histerektomi. Dokter mungkin merekomendasikan histerektomi jika seseorang memiliki kanker ini:
- Kanker rahim.
- Kanker indung telur.
- Kanker serviks.
- Kanker endometrium.
Pendekatan pengobatan akan tergantung pada jenis kanker yang dimiliki, seberapa lanjut kanker tersebut, dan kondisi kesehatan secara keseluruhan. Pilihan lainnya bisa termasuk kemoterapi dan radiasi.
Terkadang, dokter menyarankan operasi jika memiliki kondisi prakanker atau jika dokter mencurigai adanya kanker. Dalam beberapa kasus, pengangkatan rahim mungkin merupakan cara yang lebih aman untuk mendiagnosis kanker daripada melalui biopsi pada rahim yang utuh.
Histerektomi juga bisa dilakukan untuk mengurangi risiko terkena kanker di masa depan jika kamu memiliki sindrom Lynch. Ini adalah kondisi bawaan yang dapat meningkatkan risiko kanker usus besar, rahim, dan kanker lainnya.
Jika kamu dites positif untuk gen BRCA, kamu tidak perlu menjalani histerektomi. Orang dengan gen ini mungkin memiliki peningkatan risiko kanker ovarium dan payudara. Jadi, dokter mungkin hanya merekomendasikan pengangkatan ovarium dan tuba falopi.