Apakah Olahraga Bisa Mengimbangi Pola Makan Tidak Sehat?

Olahraga gak ngaruh kalau pola makan tetap tidak sehat

Gaya hidup sehat sangat penting untuk menjaga berat badan dan kesehatan. Dua aspek utama untuk membangun pola hidup sehat adalah lewat pola makan sehat dan olahraga rutin. Sayangnya, banyak orang yang masih salah tentang hal ini.

Bagi banyak orang, pola makan "jorok" bukanlah masalah. Toh, tinggal "dibakar" lewat olahraga rutin, kan? Anggapan ini ternyata salah besar! Menurut studi terbaru, olahraga rutin tidak menutupi dampak negatif pola makan tidak sehat. Berikut ini penjelasannya.

1. Libatkan ratusan ribu partisipan

Apakah Olahraga Bisa Mengimbangi Pola Makan Tidak Sehat?ilustrasi makan-makan (unsplash.com/alexhaney)

Dimuat dalam jurnal BMJ pada 10 Juli 2022, sebuah penelitian gabungan antara Australia, Amerika Serikat (AS), Norwegia, dan Italia mengungkap hubungan aktivitas fisik dan diet dengan mortalitas. Studi ini melibatkan data dari UK Biobank.

Para peneliti kemudian merekrut 346.627 partisipan dari Inggris pada April 2007–Desember 2010. Selain itu, data tersebut juga terhubung dengan catatan kematian National Health Service di Inggris hingga 30 April 2020.

2. Pengukuran pola makan dan aktivitas fisik

Untuk tujuan penelitian, para peneliti menganalisis jumlah menit yang dihabiskan partisipan berjalan, melakukan aktivitas fisik intensitas sedang ke berat (MVPA), dan aktivitas fisik berintensitas berat (VPA). Untuk MVPA dan VPA, mereka menggunakan sistem peringkat 1–4.

Pola makan berkualitas tinggi terdiri dari 4,5 cangkir sayur atau buah-buahan per hari atau lebih, dua porsi ikan per minggu, dan kurang dari dua porsi daging olahan atau kurang dari lima porsi daging merah per minggu. Ini sesuai dengan rekomendasi American Heart Association.

"Kelompok makanan ini dipilih sebagai penanda kualitas pola makan karena komponen diet dan/atau kelompok nutrisi penting lainnya, seperti gandum utuh dan produk ternak, tidak diukur menggunakan penilaian garis dasar," tulis para peneliti.

Baca Juga: Polusi Udara Pengaruhi Manfaat Olahraga? Ini Faktanya

3. Hasil: Olahraga mengurangi risiko kematian, tetapi...

Apakah Olahraga Bisa Mengimbangi Pola Makan Tidak Sehat?ilustrasi memakan junk food (freepik.com/wayhomestudio)

Para peneliti memantau para partisipan selama lebih dari 11 tahun. Pada akhir periode tersebut, sebanyak 13.869 partisipan meninggal dunia akibat sebab lainnya, sebanyak 2.650 meninggal akibat gangguan kardiovaskular, sementara 4.522 tutup usia akibat kanker terkait adipositas (PDAR).

Dibanding mereka yang bergaya hidup sedenter dan menerapkan pola makan berkualitas rendah, partisipan yang menerapkan aktivitas fisik tinggi dan pola makan berkualitas tinggi mengalami penurunan risiko kematian hingga 17 persen, serta kematian akibat masalah kardiovaskular turun 19 persen.

Makin tinggi tingkat MVPA, makin besar juga pengurangan pada persentase risiko penyebab kematian, berkisar 13–14 persen pada kelompok aktif dibanding kelompok sedenter. Hal yang sama berlaku juga dengan VPA, terutama untuk risiko kematian akibat penyakit kardiovaskular.

"Argumen umum adalah VPA memicu adaptasi fisiologis, sensitivitas insulin, dan efek antiinflamasi dibanding aktivitas fisik intensitas rendah. Ini menjelaskan mengapa VPA amat bermanfaat untuk [mengurangi] mortalitas akibat kardiovaskular di studi ini," papar para peneliti.

4. Penjelasan hasil studi

Salah satu peneliti dari University of Sydney dalam penelitian tersebut, Dr. Melody Ding, mengatakan bahwa mereka yang termasuk dalam satu atau lebih jenis latihan memang mengurangi risiko mortalitas.

"Kelompok ini masih lebih baik dibanding kelompok dengan diet buruk dan aktivitas fisik rendah. Namun, kelompok dengan pola makan terbaik dengan aktivitas fisik sedang atau tinggi adalah yang paling diuntungkan," ujar Dr. Melody.

Diet kualitas terbaik, tanpa MVPA atau VPA, tidak memiliki manfaat signifikan terhadap mortalitas atau mortalitas akibat gangguan kardiovaskular. Akan tetapi, diet kualitas terbaik mengurangi risiko mortalitas akibat kanker PDAR hingga 14 persen.

"Diet memainkan peran serupa dalam risiko mortalitas pada mereka yang aktif secara jasmani dan mereka yang tak aktif," ujar Dr. Melody mengutip Medical News Today.

Baca Juga: Mau Tidur Pulas? Hindari Olahraga 2 Jam Sebelum Tidur, Ini Alasannya!

Topik:

  • Nurulia

Berita Terkini Lainnya