Studi: Booster COVID-19 Sinovac Mampu Tangkal Varian Omicron

Efektivitas booster teruji hingga 95 persen

Dengan kemunculan varian-varian SARS-CoV-2 baru, terutama B.1.1.529 (Omicron), antibodi dari vaksin primer (dua dosis) dikhawatirkan tak cukup. Oleh karena itu, pada Rabu (12/1/2022) kemarin, Indonesia memulai program vaksinasi lanjutan (booster) untuk melawan pandemik COVID-19 dan varian-varian SARS-CoV-2.

Salah satu vaksin booster yang digunakan adalah Coronavac dari Sinovac Biotech. Dengan platform virus yang dimatikan (inactivated), vaksin ini jadi salah satu yang paling banyak digunakan di seluruh dunia hingga 2,6 miliar dosis. Namun, tidak sedikit orang yang memandang sinis kemampuan CoronaVac terhadap varian Omicron.

Untungnya, Sinovac membawa kabar baik. Ternyata, setelah melewati uji penelitian, tiga dosis vaksin Sinovac ternyata memiliki peluang besar melawan varian Omicron. Mari simak ulasan penelitiannya!

1. Meneliti respons imun pada lebih dari 100 orang

Studi: Booster COVID-19 Sinovac Mampu Tangkal Varian OmicronCoronaVac, vaksin buatan Sinovac Biotech asal China. (rfi.fr)

Dengan mutasi terbanyak, varian Omicron dikhawatirkan menghindari sistem imun, lebih cepat menular, dan meningkatkan risiko reinfeksi. Dimuat dalam jurnal Nature pada 28 Januari 2022, sebuah studi di China ingin mengetahui respons imun booster terhadap varian Omicron.

Melibatkan para peneliti Sinovac Biotech, penelitian bertajuk "Memory B cell repertoire from triple vaccinees against diverse SARS-CoV-2 variants" ini merekrut 120 partisipan. Para partisipan terbagi menjadi dua kelompok:

  • Dua dosis (bulan 0 dan 1)
  • Tiga dosis (bulan 0, 1, dan 7)

Mereka lalu membandingkan kemampuan vaksin primer dan booster untuk melawan varian yang ditetapkan jadi variant of concern (VOC) pada 26 November 2021 silam tersebut.

Baca Juga: Asyik! Booster Vaksin Sinovac Bisa Tangkal Varian Omicron

2. Hasil: potensi booster Sinovac hingga 95 persen melawan varian Omicron

Studi: Booster COVID-19 Sinovac Mampu Tangkal Varian Omicronilustrasi Coronavac vaksin COVID-19 buatan Sinovac (flickr.com/Covid-19 vaccination)

Merilis pernyataan resmi pada Jumat (14/1/2022), Sinovac melampirkan hasil penelitian tersebut. Penggunaan booster Sinovac mendongkrak tingkat serokonversi antibodi netralisasi (neutralizing antibody) terhadap varian Omicron.

“Saat dunia terus bergulat dengan munculnya varian baru COVID19, penelitian ini memberikan kepastian bahwa tipe vaksin nonaktif, salah satu vaksin yang paling banyak digunakan secara global, tetap efektif melawan COVID-19," ujar Pearson Liu, juru bicara Sinovac Biotech.

Pada dua dosis vaksin Sinovac, tingkat serokonversi hanya berkisar di angka 3,3 persen. Setelah mendapatkan booster, angka tersebut naik hingga 95 persen, efektif untuk menangkal Omicron.

Pada partisipan yang menerima booster, para peneliti mengisolasi 323 antibodi monoklonal dari memori sel B. Setelah diujikan, setengah (160) dari antibodi monoklonal tersebut mengenali receptor binding domain (RBD) varian Omicron, dan sebagian (163) menampilkan efek netralisasi terhadap varian Omicron.

"Hasil tersebut juga mendukung tiga dosis imunisasi untuk memastikan perlindungan terhadap COVID-19, sebuah penemuan yang sejalan dengan saran dari WHO dan badan kesehatan di seluruh dunia untuk semua jenis vaksin COVID-19,” pungkas Liu.

3. Vaksin Sinovac juga memicu respons sel-T yang lebih tinggi dari vaksin mRNA

Studi: Booster COVID-19 Sinovac Mampu Tangkal Varian OmicronBotol CoronaVac, vaksin dari Sinovac asal. China (guardian.ng)

Sebelum studi tersebut, para peneliti Chinese University of Hong Kong tengah meneliti imunogenisitas antara vaksin mRNA dan vaksin inactivated. Bagaimana hasilnya?

Dimuat dalam jurnal Respirology pada 24 November silam, penelitian gabungan dengan Amerika Serikat (AS) ini membandingkan vaksin Comirnaty dari Pfizer-BioNTech dan CoronaVac dari Sinovac Biotech. Sebanyak 366 partisipan menerima vaksin Pfizer-BioNTech, dan 360 partisipan menerima vaksin Sinovac Biotech.

Dari 366 orang yang menerima dua dosis Comirnaty, para peneliti menemukan bahwa respons imunitas humoral lebih kuat dibanding CoronaVac. Namun, temuan lainnya mengungkapkan kalau vaksin Sinovac memicu respons CD4+ and CD8+ sel T yang lebih baik dari Comirnaty pada 1 bulan setelah vaksinasi dosis kedua. 

Baca Juga: Indonesia Tawarkan 5 Vaksin Booster Gratis, Apa Saja?

Topik:

  • Nurulia
  • Bayu Aditya Suryanto

Berita Terkini Lainnya