Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Asyik! Booster Vaksin Sinovac Bisa Tangkal Varian Omicron

ilustrasi Coronavac vaksin COVID-19 buatan Sinovac (flickr.com/Covid-19 vaccination)

Meski vaksinasi COVID-19 massal di berbagai negara masih terus berjalan, tetapi tampaknya kita masih belum bisa bernapas lega. Pada 26 November 2021 lalu, Badan Kesehatan Dunia (WHO) menyatakan varian B.1.1.529 (Omicron) yang ditemukan di kawasan Afrika bagian selatan sebagai variant of concern (VOC). Bukan hanya lebih menular, varian ini juga menunjukkan keganasan.

Sudah menyebar ke hampir 80 negara, varian ini juga sudah terdeteksi di Indonesia yang diumumkan oleh Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin hari ini, Kamis (16/12/2021), dalam konferensi pers virtual.

Sementara vaksinasi COVID-19 sudah tersedia, tetapi mutasi pada protein spike varian Omicron membuat vaksin seolah tidak efektif.

CoronaVac, vaksin COVID-19 dari Sinovac Biotech yang banyak dipakai di Tanah Air, mengklaim kalau dosis ketiga vaksinnya masih bisa melawan varian Omicron. Mari kita simak penelitiannya!

1. Studi membandingkan vaksin Pfizer-BioNTech dan Sinovac Biotech

default-image.png
Default Image IDN

Sebuah studi pracetak di Hong Kong pada Selasa (14/12/2021) mencari tahu dampak varian Omicron terhadap antibodi vaksin. Studi bertajuk "Neutralization of SARS-CoV-2 Omicron variant by sera from BNT162b2 or Coronavac vaccine recipients" ini dimuat dalam jurnal medRxiv.

Para peneliti dari University of Hong Kong (HKU) merekrut 50 partisipan yang sudah menyelesaikan program vaksinasi COVID-19 dua dosis. Para partisipan dibagi ke dalam dua kelompok:

  • Sebanyak 25 partisipan menerima vaksin platform messenger ribonucleic acid (mRNA) dari Pfizer-BioNTech (Comirnaty/BNT162b2).
  • Sejumlah 25 partisipan menerima vaksin CoronaVac dari Sinovac Biotech.

Para peneliti kemudian mengambil serum dari para partisipan dan membandingkan kemampuan antibodinya terhadap varian-varian COVID-19, seperti Omicron, Alpha (B.1.1.7), B.1.351 (Beta), dan B.1.617.2 (Delta).

2. Hasil: vaksin CoronaVac sama sekali tidak melindungi dari varian Omicron

CoronaVac, vaksin buatan Sinovac Biotech asal China. (rfi.fr)

Studi ini berfokus pada strain varian Omicron yang ditemukan di Afrika Selatan (HKU691) dan Nigeria (dengan mutasi protein spike R346K/HKU344-R346K). Akan tetapi, hasilnya merupakan berita buruk untuk para penerima vaksin Pfizer-BioNTech dan Sinovac Biotech.

Para peneliti menemukan bahwa hanya 5 dari 25 penerima vaksin Pfizer-BioNTech yang memiliki kemampuan antibodi penetral (neutralizing antibody) terhadap varian Omicron. Bahkan, efikasi vaksin terhadap varian tersebut berkurang menjadi 20-24 persen saja, dan titer antibodi telah berkurang 36—40 kali lipat.

Bagaimana dengan vaksin Sinovac? Para peneliti mengabarkan bahwa tidak ada serum dari penerima vaksin Sinovac yang menciptakan antibodi adekuat untuk melawan varian Omicron.

3. Booster tetap disarankan

ilustrasi vaksin (unsplash.com/Mufid Majnun)

Dalam kesimpulannya, para peneliti memperingatkan kalau varian Omicron dapat mengurangi efektivitas vaksin secara drastis, terutama vaksin CoronaVac. Oleh karena itu, risiko breakthrough infection (infeksi virus, bakteri, atau kuman lain yang terjadi setelah vaksinasi) dan/atau reinfeksi amat tinggi. Hal ini bisa menjadi pertimbangan untuk formulasi vaksin khusus varian Omicron selanjutnya.

Para peneliti Hong Kong juga mengingatkan lagi pentingnya vaksinasi dosis ketiga atau booster dalam melawan varian Omicron. Dengan begitu, respons antibodi terhadap varian Omicron dapat meningkat. Akan tetapi, dengan temuan studi tersebut, apakah dosis ketiga vaksin Sinovac mampu melawan varian Omicron?

"Apakah dosis ketiga vaksin CoronaVac saat ini bisa meningkatkan respons antibodi penetral terhadap varian Omicron masih harus diteliti," tulis para peneliti yang dilansir laman resmi HKU.

4. Sinovac: booster CoronaVac tingkatkan proteksi hingga 94 persen

CoronaVac, vaksin COVID-19 buatan Sinovac Biotech asal China. (straitstimes.com)

Tidak butuh waktu lama bagi Sinovac Biotech untuk menjawab pertanyaan tersebut. Dilansir Global Times pada Rabu (15/12/2021), perusahaan farmasi tersebut menyatakan bahwa booster vaksinnya cukup untuk melawan varian Omicron.

Untuk menguji efikasi vaksinnya terhadap varian Omicron, Sinovac Biotech merekrut 20 orang yang menerima dua dosis CoronaVac dan 48 orang dengan tiga dosis CoronaVac.

Hasilnya, tujuh orang dari kelompok dua dosis memiliki neutralizing antibody terhadap Omicron. Pada kelompok booster, sebanyak 45 dari 48 atau 94 persen memiliki kadar neutralizing antibody melawan varian Omicron!

"Data ini menunjukkan bahwa pemberian dosis booster dapat meningkatkan kemampuan penetralan vaksin terhadap varian Omicron," tulis Sinovac Biotech mengutip Global Times.

5. Pfizer: booster vaksin kami meningkatkan proteksi hingga 25 kali lipat

ilustrasi vaksin COVID-19 Comirnaty produksi Pfizer-BioNTech (reuters.com/Edgar Su)

Di sisi lain, Pfizer-BioNTech sudah merilis pernyataan mengenai pengaruh varian Omicron terhadap vaksinnya pada Rabu (8/12/2021) lalu. Pfizer-BioNTech mengakui kalau varian ini mengurangi efikasi vaksinnya hingga lebih dari 25 kali lipat.

Akan tetapi, Pfizer-BioNTech meyakinkan kalau booster vaksinnya dapat mengembalikan titer antibodi terhadap Omicorn. Bahkan, efikasi booster vaksinnya diklaim dapat membuat Omicron ibarat "SARS-CoV-2 biasa".

Karena epitop pada varian Omicron tidak berubah, Pfizer-BioNTech percaya bahwa mereka yang telah divaksinasi dua dosis tetap terlindungi dari gejala parah COVID-19 akibat Omicron. Oleh karena itu, vaksinasi dan booster-nya tetap menjadi usaha terbaik membendung penyebaran COVID-19.

Pfizer-BioNTech juga tengah mengembangkan vaksin khusus varian Omicron serta menunggu perizinan dari BPOM AS (FDA). Produsen vaksin Amerika Serikat (AS) dan Jerman ini menargetkan vaksin COVID-19 untuk varian Omicron akan dirilis pada Maret 2022.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Nurulia R F
Bayu Aditya Suryanto
3+
Nurulia R F
EditorNurulia R F
Follow Us