Studi: Vitamin D dan Omega-3 Kurangi Risiko Penyakit Autoimun

Teruji pada kelompok lansia

Penyakit autoimun adalah kondisi saat sistem imun yang harusnya melindungi tubuh justru menyerang sel sehat pada inangnya sehingga menyebabkan penyakit. Beberapa kondisi autoimun yang terkenal adalah lupus, artritis reumatoid (RA), hingga multiple sclerosis.

Beberapa riset menghubungkan konsumsi vitamin D dan asam lemak omega-3 untuk mengurangi risiko autoimun. Sebuah penelitian terbaru di Amerika Serikat (AS) membuktikan lebih jauh manfaat vitamin D dan omega-3 untuk para pasien dengan kondisi autoimun. Simak ulasan penelitian selengkapnya di bawah ini!

1. Riset libatkan lebih dari 25.000 partisipan

Studi: Vitamin D dan Omega-3 Kurangi Risiko Penyakit Autoimunilustrasi nyeri pada pasien artritis reumatoid (freepik.com/karlyukav)

Dipresentasikan dalam perhelatan American College of Rheumatology (ACR) Convergence 2021, para peneliti AS ingin mencari tahu apakah vitamin D dan omega-3 bermanfaat bagi pasien autoimun. Oleh karena itu, riset ini bertajuk "VITamin D and OmegA-3 TriaL" (VITAL).

Riset ini berlangsung dari November 2011 sampai Maret 2014 dan perawatan dilanjutkan hingga Desember 2017. Para peneliti merekrut 25.871 partisipan lansia dengan rata-rata usia 67 tahun. Selama 5,3 tahun, para partisipan dibagi menjadi empat grup dan diresepkan:

  • Plasebo omega-3 dan vitamin D3
  • 1 miligram suplemen omega-3 dan 2.000 International Unit (IU) vitamin D3
  • Plasebo omega-3 dan 2.000 IU vitamin D3
  • 1 miligram suplemen omega-3 dan plasebo vitamin D3

2. Hasil: vitamin D dan omega-3 kurangi risiko penyakit autoimun

Studi: Vitamin D dan Omega-3 Kurangi Risiko Penyakit Autoimunilustrasi penyakit autoimun (managedhealthcareexecutive.com)

Riset tersebut menyebutkan bahwa jika gejala autoimun terdeteksi, maka para partisipan wajib melapor. Para peneliti kemudian menakar manfaat vitamin D dan omega-3 pada para partisipan dan pasien autoimun lansia. 

Akhirnya, para peneliti menemukan bahwa kejadian penyakit autoimun berkurang 25-30 persen untuk para partisipan yang meminum suplemen vitamin D, omega-3, atau keduanya. Hasil ini lebih baik dibandingkan mereka yang minum plasebo.

"Khasiat vitamin D3 terlihat lebih kuat setelah 2 tahun pemberian," tulis para peneliti.

Baca Juga: 7 Jenis Penyakit Autoimun Paling Umum, Mayoritas Perempuan

3. Vitamin D dan omega-3 memiliki efek pengontrol imun dan antiinflamasi

Studi: Vitamin D dan Omega-3 Kurangi Risiko Penyakit Autoimunilustrasi autoimun (alimillerrd.com)

Apa yang menyebabkan khasiat ini? Salah satu peneliti, Prof. JoAnn Manson, mengatakan bahwa baik vitamin D dan asam lemak omega-3 sama-sama memiliki khasiat imunomodulator dan antiinflamasi.

Ia mengatakan kalau vitamin D, omega-3, atau kombinasi keduanya dapat mengurangi risiko terserang kondisi autoimun. Karena dapat dibuktikan secara biologis, temuan ini dapat menjadi dasar untuk studi terapi preventif autoimun di masa depan.

"Temuan ini amat menarik karena tak ada terapi preventif lain yang tersedia untuk mengurangi risiko perkembangan kondisi kesehatan serius ini," kata JoAnn.

4. Bisa menjadi fokus studi terkait autoimun selanjutnya

Studi: Vitamin D dan Omega-3 Kurangi Risiko Penyakit Autoimunilustrasi konsumsi suplemen vitamin D (parade.com)

Peneliti senior sekaligus direktur Lupus Program Brigham and Women's Hospital, Boston, Dr. Karen Costenbader, mempresentasikan hasil penelitian tersebut di ACR Convergence 2021.

"Berkurangnya insiden RA dan reumatik polimialgia sangat penting untuk reumatologi. Efek terapi vitamin D yang lebih terlihat setelah 2-3 tahun adalah bukti biologis yang mendukung pemakaian jangka panjang," ujar Karen.

Saat terpapar sinar matahari, tubuh memproduksi vitamin D yang meningkatkan kesehatan gigi dan tulang. Kurangnya sinar matahari dapat mengurangi produksi vitamin D. Karen mengatakan bahwa kekurangan vitamin D dapat menyebabkan berbagai kondisi kronis, dari diabetes tipe 2 hingga multiple sclerosis.

"Tingkat plasma 25-OH vitamin D dan paparan sinar ultraviolet (UV) yang tinggi menekan risiko RA," kata Karen.

Studi: Vitamin D dan Omega-3 Kurangi Risiko Penyakit Autoimunilustrasi ikan dan omega-3 (evidentlycochrane.net)

Selain vitamin D, Karen juga memuji manfaat asam lemak omega-3 untuk para pasien autoimun.

"Dalam studi observasi lampau, risiko RA yang lebih rendah terlihat pada mereka yang meningkatkan konsumsi ikan berlemak," imbuh Karen. 

Dalam studi lainnya, Karen menyoroti proporsi omega-3 dan total lipid dalam membran sel darah merah yang lebih tinggi berkaitan dengan prevalensi anti-CCP dan faktor antibodi reumatoid yang lebih rendah. Dengan kata lain, risiko perkembangan artritis dan inflamasi lebih rendah.

Itulah fakta mengenai studi vitamin D dan omega-3 untuk mencegah perkembangan kondisi autoimun, terutama pada lansia. Jika ternyata vitamin D dan omega-3 benar-benar terbukti mencegah penyakit autoimun, temuan ini adalah kabar baik untuk kelompok yang berisiko. Semoga saja terbukti!

Baca Juga: Terlalu Banyak Suplemen Imun Berisiko Autoimun, Bijak Cegah COVID-19

Topik:

  • Nurulia
  • Bayu Aditya Suryanto

Berita Terkini Lainnya