Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow
WhatsApp Channel &
Google News
Hipertensi terjadi ketika nilai tekanan darah melebihi nilai normal secara terus-menerus. Tekanan darah yang tinggi dapat memengaruhi banyak organ tubuh.
Kondisi tekanan darah yang tidak dikendalikan meningkatkan risiko komplikasi, termasuk gagal ginjal. Oleh sebab itu, penting untuk mengetahui tekanan darah dan tidak mengabaikan apabila sudah didiagnosis hipertensi. Berikut penjelasan terkait hipertensi sebagai faktor risiko gagal ginjal kronis.
1. Hipertensi salah satu faktor risiko gagal ginjal kronis
ilustrasi mengukur tekanan darah (pexels.com/Ahmad Taufik) Berdasarkan Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2018, prevalensi hipertensi di Indonesia sebesar 34,1 persen. Jumlah tersebut mengalami peningkatan dibandingkan tahun 2013, yaitu sebesar 25,8 persen.
Hipertensi menjadi masalah kesehatan utama di dunia, termasuk Indonesia. Kondisi ini merupakan masalah kesehatan utama karena merupakan salah satu faktor risiko penyakit jantung, stroke, hingga gagal ginjal.
Ketua Perhimpunan Dokter Hipertensi Indonesia, dr. Erwinanto, SpJP(K), FIHA menjelaskan bahwa hipertensi tidak terkontrol menjadi kontributor utama berbagai penyakit, seperti penyakit jantung, stroke, hingga gagal ginjal, mengutip laman Kemenkes.
Baca Juga: Hipertensi Renovaskular: Penyebab, Gejala, Pengobatan
2. Mengenal penyakit ginjal kronis
ilustrasi ginjal (IDN Times/Aditya Pratama) Direktorat Jenderal Pelayanan Kesehatan Kementerian Kesehatan menjelaskan bahwa terdapat dua kategori gagal ginjal, yaitu gagal ginjal akut dan gagal ginjal kronis. Disebut kronis ketika terjadi kerusakan ginjal baik struktur atau fungsinya yang berlangsung selama tiga bulan atau lebih.
Menurut Kemenkes, penyakit ginjal kronis menjadi masalah kesehatan dunia karena prevalensinya meningkat. Selain itu, penyakit ginjal kronis juga merupakan penyakit dengan beban biaya kesehatan yang tinggi.
Penyebab terbanyak gagal ginjal kronis di Indonesia yaitu diabetes melitus dan hipertensi yang tidak terkontrol. Oleh sebab itu, penting untuk mengendalikan kadar gula darah dan tekanan darah.
3. Gagal ginjal kronis sering kali terdiagnosis ketika sudah dalam keadaan lanjut
Lanjutkan membaca artikel di bawah
Editor’s picks
ilustrasi organ (unsplash.com/Robina Weermeijer) Kerusakan organ akibat komplikasi hipertensi tergantung dari besarnya peningkatan tekanan darah yang dialami, serta lamanya tekanan darah yang tidak terdiagnosis dan tidak diobati.
Organ tubuh yang menjadi target kerusakan di antaranya otak, mata, jantung, pembuluh darah, hingga ginjal. Hipertensi yang tidak mendapatkan penanganan dengan baik menyebabkan berbagai komplikasi, termasuk gagal ginjal.
Pada kondisi awal, penyakit ginjal kronis cenderung tidak menunjukkan gejala khas. Inilah alasan kenapa penyakit tersebut sering terlambat diketahui. Gagal ginjal kronis sering kali terdiagnosis ketika sudah dalam keadaan lanjut dan memerlukan tindakan terapi pengganti ginjal atau cuci darah.
4. Mengendalikan tekanan darah dapat menurunkan risiko komplikasi gagal ginjal
ilustrasi berkonsultasi dengan dokter (pexels.com/cottonbro studio) Langkah pencegahan penyakit ginjal yaitu dengan mengenali penyebabnya. Penyebab penyakit ginjal yang paling sering salah satunya adalah hipertensi.
Hipertensi merupakan penyakit kronis sehingga tidak dapat disembuhkan. Apabila tekanan darahnya sudah mencapai target, hal tersebut bukan dikatakan sembuh, melainkan terkontrol. Apabila tekanan darah terkendali, maka risiko penyakit jantung, stroke, dan gagal ginjal dapat menurun.
Baca Juga: Hati-hati! Hipertensi Bisa Menyebabkan Demensia dan Stroke