Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Apakah Seseorang Benar-benar Bisa Punya Ingatan Fotografis?

pexels.com/lucas souza
pexels.com/lucas souza

Pernah mendengar istilah tentang ingatan fotografis atau photographic memory? Itu, lho, kemampuan mengingat yang dimiliki oleh detektif fiksi Sherlock Holmes...

Ingatan fotografis (photographic memory) didefiniskan untuk menggambarkan kondisi seseorang yang mampu mengingat dengan tepat setiap detail yang dilihatnya. 

Sederhananya, konsep ingatan fotografis punya kemiripan dengan cara kerja kamera yang menangkap sebuah objek yang dipotret. Pertanyaannya, apakah seseorang benar-benar bisa memiliki kemampuan tersebut? Simak penjelasannya di bawah ini.

1. Apakah fenomena ingatan fotografis benar-benar bisa dialami di dunia nyata

unsplash.com/Patrick Hendry
unsplash.com/Patrick Hendry

Melansir Healthline, dahulu kala diperkirakan sebanyak 60 persen dari populasi merupakan pembelajar visual. Maksudnya, orang-orang tersebut mampu mempertahankan ingatan pengetahuan dan memori yang diperoleh melalui rangsangan visual.

Secara teoritis, pembelajaran visual berbeda dengan ingatan fotografis dan mungkin keduanya berhubungan secara elemen. Hal ini mengasumsikan bahwa ingatan fotografis adalah sesuatu yang nyata.

Seseorang dengan ingatan fotografis mengklaim bahwa diri mereka mampu melihat sebuah gambar dari rangsangan visual, serta dan mempertahankan ingatan akan gambar tersebut dalam jangka waktu yang lama.

Meskipun fakta ilmiah menunjukkan kapasitas otak yang besar untuk mempertahankan ingatan jangka panjang dan visual, akan tetapi kemampuan ini masih sulit dibuktikan secara pasti.

Studi lama yang dipublikasikan dalam The Journal of Psychology, Interdisciplinary and Applied pernah menjelaskan hubungan antara ingatan fotografis dan kecerdasan. Sayangnya, studi tersebut diketahui telah terbantahkan.

2. Ingatan fotografis dan ingatan eidetik

pexels.com/Anastasia Shuraeva
pexels.com/Anastasia Shuraeva

Banyak orang mengira bahwa ingatan fotografis dan ingatan eidetik adalah dua hal yang sama, tetapi tidak juga. Namun, memang ada beberapa hal yang berhubungan.

Melansir Good Therapy dan Psychology Today, kasus ingatan eidetik diperkirakan lebih sering terjadi pada anak-anak, dengan persentase 2-10 persen.

Bicara tentang konsensus ilmiah, tampaknya masih sedikit pembahasan tentang dua fenomena tersebut dikarenakan eksistensinya sulit teruji.

3. Ahli menyatakan sejatinya fenomena ingatan fotografis tidak pernah ada

unsplash.com/Omid Armin
unsplash.com/Omid Armin

Seorang profesor neurologi dari Universitas Johns Hopkins, Barry Gordon, M.D., Ph.D., menyatakan bahwa pengertian intuitif dari ingatan fotografis digambarkan seperti sebuah foto yang dapat diambil dari ingatan, dan dapat diperiksa detail atau memperbesar bagian tertentu. Namun, ingatan fotografis secara eksistensi tidak pernah terbukti ada.

Melansir ZME Science, orang yang menyatakan bahwa diri mereka memiliki kemampuan ingatan fotografis tidak dapat bertahan ketika diteliti secara ilmiah. Hal tersebut dibuktikan dengan pola janggal, di mana orang dengan ingatan fotografis dapat membaca halaman demi halaman sebuah buku tanpa kesalahan, tetapi sering kali gagal melakukannya dengan cara terbalik.

4. Bagaimana cara kerja ingatan fotografis dan ingatan eidetik?

pexels.com/Andrea Piacquadio
pexels.com/Andrea Piacquadio

Orang dengan kemampuan ingatan eidetik dikenal sebagai eidetikers. Mereka terkadang diuji melalui teknik yang dikenal dengan metode elisitasi gambar. Metode tersebut menggunakan petunjuk visual yang tidak biasa, seperti foto atau lukisan.

Sering kali, orang dengan ingatan tersebut merujuk pada visual dalam istilah langsung, yang mana mereka seolah-olah masih melihatnya.

Sementara, dalam kasus ingatan fotografis secara visual dapat dihapus dari memori dengan berkedip. Setelah hilang, ingatan cenderung tidak dapat dikembalikan secara akurat.

5. Melatih ingatan fotografis

unsplash.com/Jeffrey Keenan
unsplash.com/Jeffrey Keenan

Meskipun belum cukup bukti ilmiah yang memaparkan pelatihan fotografis, tetapi ada beberapa latihan sederhana untuk membantu otak mengingat lebih banyak.

Hal pertama yang dapat dilakukan adalah dengan melatih daya ingat dengan sistem mnemonik. Sistem mnemonik merupakan sistem yang menggunakan pola asosiasi, huruf, gambar, atau ide untuk membantu mengingat sesuatu.

Selain itu, latihan penguat memori seperti belajar bahasa baru, menambahkan setidaknya satu kosakata dalam ingatan setiap hari, tidur dengan cukup, bermain puzzle, latihan aerobik, meditasi, membaca buku, majalah, atau surat kabar dapat dilakukan untuk meningkatkan daya ingat. 

Sains belum dapat membuktikan eksistensi ingatan fotografis yang sebenarnya. Meskipun melatih otak agar memiliki ingatan fotografis adalah hal yang tidak mungkin, tetapi kamu bisa melatih daya ingatmu agar lebih tajam. Melalui sistem mnemonik dan latihan penguat memori misalnya, bisa kamu terapkan untuk membantu mengoptimalkan daya ingat.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Nuruliar F
EditorNuruliar F
Follow Us

Latest in Health

See More

5 Tips Jalan Kaki Cepat untuk Bakar Kalori Maksimal

07 Sep 2025, 23:03 WIBHealth