Apa Bahaya Mengonsumsi Makanan yang Mengandung Boraks?

- Boraks adalah senyawa kimia berbahaya yang dilarang digunakan dalam pembuatan makanan.
- Keracunan boraks dapat menyebabkan kematian dan gejala lainnya seperti gangguan pada organ tubuh dan iritasi lambung.
- Makanan yang mengandung boraks memiliki ciri khas tertentu yang perlu diwaspadai sebelum dikonsumsi.
Boraks adalah senyawa kimia turunan dari logam berat boron. Boraks merupakan antiseptik dan pembunuh kuman. Bahan ini banyak digunakan sebagai bahan anti jamur, pengawet kayu, dan antiseptik pada kosmetik.
Boraks dinyatakan sebagai bahan berbahaya dan dilarang untuk digunakan dalam pembuatan makanan. Ini dimantapkan lewat SK Menteri Kesehatan RI No.733/Menkes/Per/IX/1988.
Boraks adalah senyawa kimia berbentuk kristal putih, tidak berbau, dan stabil pada suhu dan tekanan normal. Dalam air, boraks berubah menjadi natrium hidroksida dan asam
borat.
Zat kimia ini digunakan dalam pembuatan kosmetik, detergen, pembasmi serangga, gelas, dan keramik. Karena kegunaannya adalah sebagai bahan pengawet, maka banyak oknum memanfaatkan boraks sebagai pengawet makanan.
Mengonsumsi makanan yang mengandung boraks tidak langsung berakibat buruk bagi kesehatan. Namun, boraks akan menumpuk sedikit demi sedikit karena diserap dalam tubuh secara kumulatif.
Berikut ini adalah potensi bahaya mengonsumsi makanan yang mengandung boraks.
Bahaya mengonsumsi makanan yang mengandung boraks

Hasil uji coba terhadap tikus menunjukkan bahwa boraks bersifat karsinogenik.
Boraks juga dapat menyebabkan gangguan pada bayi, proses reproduksi, iritasi pada lambung, dan gangguan pada ginjal, hati, dan testis.
Gejala awal keracunan boraks bisa berlangsung selama beberapa jam hingga seminggu setelah mengonsumsi atau kontak dalam dosis toksik.
Gejala klinis klinis keracunan boraks biasanya ditandai dengan hal-hal berikut:
- Sakit perut sebelah atas, muntah, dan mencret.
- Sakit kepala, gelisah.
- Penyakit kulit berat.
- Wajah pucat dan kadang kulit kebiruan.
- Sesak napas dan kegagalan sirkulasi darah.
- Hilangnya cairan dalam tubuh.
- Degenerasi lemak hati dan ginjal.
- Otot-otot wajah dan anggota badan bergetar diikuti dengan kejang-kejang.
- Kadang-kadang tidak kencing dan sakit kuning.
- Hilang nafsu makan, diare ringan, dan sakit kepala.
- Kematian.
Berdasarkan data dari BPOM RI pada tahun 2005, bahan makanan yang menduduki peringkat teratas mengandung boraks adalah:
- Ikan laut.
- Mi basah.
- Tahu.
- Bakso.
Beberapa penelitian, seperti di kota Medan, dari 10 sampel bakso menunjukkan bahwa 80 persen dari sampel yang diperiksa mengandung boraks dengan kadar antara 0,08–0,29.
Studi lainnya, penggunaan boraks di kota Semarang ditemukan dalam bakso yang dijual di swalayan maupun pasar lokal dengan kadar tertinggi mencapai 0,345 ppm.
Mengonsumsi makanan yang mengandung boraks tidak langsung berakibat buruk terhadap kesehatan. Akan tetapi, boraks yang jumlahnya sedikit ini akan diserap dalam tubuh secara kumulatif.
Selain melalui saluran pencernaan, boraks juga bisa diserap melalui kulit.
Boraks yang terserap dalam tubuh ini akan disimpan secara kumulatif di dalam hati, otak, dan testis (buah zakar).
Daya toksisitasnya adalah LD-50 akut 4,5–4,98 gr/kg berat badan (tikus). Dalam dosisi tinggi, boraks dalam tubuh manusia bisa menyebabkan pusing, muntah, mencret, kram perut, dan lain-lain.
Pada anak kecil dan bayi, boraks sebanyak 5 gram di dalam tubuh mereka bisa menyebabkan kematian, sedangkan kematian pada orang dewasa terjadi jika dosisnya mencapai 10–20 gram atau lebih.
Kamu harus teliti sebelum membeli produk pangan di pasaran. Memang tidak mudah jika hanya melihatnya, tetapi ada ciri khas makanan yang mengandung boraks yang bisa kamu amati, seperti:
- Memiliki tekstur sangat kenyal, tidak mudah hancur, atau sangat renyah.
- Berwarna sangat mencolok dari aslinya.
- Beraroma menyengat yang mencurigakan, bahkan binatang seperti lalat pun enggan hinggap.
- Tidak rusak atau busuk meski sudah disimpan lebih dari tiga hari pada suhu ruang.
Referensi:
Sewagati: Jurnal Pengabdian kepada Masyarakat, Desember 2017. Identifikasi Kandungan Boraks dan Formalin pada Makanan dengan Menggunakan Scientific Vs Simple Methods.
Kemenkes Ditjen Yankes. Diakses pada April 2024. Tips Mengenali Makanan Yang Mengandung Pengawet Berbahaya.
Journal of Science and Social Development, Juni 2018. Identifikasi Makanan yang Mengandung Boraks dengan Menggunakan Kunyit di Desa Bulusidokare, Kecamatan Sidoarjo, Kabupaten Sidoarjo.