Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

9 Buah Ini Punya Efek Penangkal Kanker, Sering-seringlah Konsumsi

ilustrasi makan buah (freepik.com/KamranAydinov)
ilustrasi makan buah (freepik.com/KamranAydinov)
Intinya sih...
  • Buah-buahan kaya akan vitamin, mineral, dan senyawa tanaman yang melindungi sel tubuh dari kerusakan dan dapat membantu menurunkan risiko beberapa jenis kanker.
  • Buah-buahan seperti apel, bluberi, anggur, tomat, sitrus, stroberi, delima, dan ceri mengandung senyawa antioksidan dan antiinflamasi yang dapat membantu mencegah kanker.
  • Konsumsi buah-buahan secara rutin dapat membantu menurunkan risiko beberapa jenis kanker serta memberikan manfaat kesehatan lainnya bagi tubuh.
Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Manis, asam, dan menyegarkan, buah-buahan menyimpan beragam vitamin, mineral, dan senyawa tanaman yang melindungi sel-sel tubuh dari kerusakan. Kerusakan sel inilah yang, bila dibiarkan, bisa memicu berkembangnya kanker.

Memang, tidak ada satu pun makanan yang bisa sepenuhnya mencegah atau menyembuhkan kanker. Namun, penelitian menunjukkan bahwa pola makan yang kaya akan buah-buahan berwarna-warni dapat membantu menurunkan risiko beberapa jenis kanker.

Sebagai penangkal kanker, buah dapat bekerja lewat beberapa cara, contohnya:

  • Membantu melawan peradangan. Peradangan kronis diketahui sebagai faktor pemicu kanker.
  • Mengandung nutrisi, vitamin, dan fitokimia yang dapat menghentikan zat karsinogen sebelum sempat memicu pertumbuhan sel kanker.
  • Mampu menghambat pembentukan pembuluh darah baru yang dibutuhkan tumor untuk berkembang.
  • Merangsang sistem imun sekaligus bertindak sebagai antioksidan yang melindungi sel.

Para ahli merekomendasikan konsumsi 1,5–2 cangkir buah beragam setiap hari. Makin beragam buah yang kamu makan, makin besar perlindungan yang bisa didapat. Dan jangan lupa, pencegahan terbaik selalu datang dari kombinasi pola makan sehat, olahraga teratur, dan menjaga berat badan ideal.

Kaitan antara buah dan kanker

Buah-buahan adalah sumber serat. Bukti ilmiah yang kuat menunjukkan bahwa makanan tinggi serat dapat menurunkan risiko kanker usus besar. Selain itu, serat membantu mencegah kenaikan berat badan berlebih, kelebihan berat badan, dan obesitas yang dapat membantu melindungi dari setidaknya 13 jenis kanker.

Karena alasan itulah, rekomendasi pencegahan kanker termasuk menekankan pentingnya konsumsi buah (di samping sayuran, biji-bijian utuh, serta kacang-kacangan) sebagai bagian utama dari pola makan harian.

Ada pula bukti bahwa konsumsi lebih banyak buah dan sayuran non pati dapat membantu menurunkan risiko beberapa kanker saluran cerna bagian atas, termasuk mulut, faring, laring, nasofaring, dan kerongkongan.

Sebaliknya, pola makan dengan jumlah buah dan sayuran non pati yang sangat sedikit justru dikaitkan dengan peningkatan risiko kanker usus besar.

1. Apel

Apel mengandung polifenol, senyawa alami dari tumbuhan yang dikenal memiliki potensi antikanker.

Polifenol bukan hanya sekadar antioksidan. Senyawa ini juga berperan dalam mencegah peradangan atau inflamasi, melindungi jantung dari penyakit kardiovaskular, serta membantu tubuh melawan infeksi. Lebih jauh lagi, penelitian menunjukkan bahwa polifenol dapat memengaruhi proses biologis tertentu yang berhubungan dengan perkembangan kanker.

Salah satu temuan menarik datang dari sebuah studi pada tahun 2018. Penelitian ini menemukan bahwa phloretin, salah satu jenis polifenol dalam apel, mampu secara signifikan menghambat pertumbuhan sel kanker payudara tanpa merusak sel sehat. Mekanismenya adalah dengan menghambat kerja protein glucose transporter 2 (GLUT2), yang berperan penting dalam pertumbuhan sel kanker pada tahap lanjut.

2. Bluberi

Bluberi kaya akan antioksidan, terutama antosianin, yang merupakan pigmen alami yang memberi warna biru keunguan khas pada bluberi.

Antioksidan dalam bluberi bekerja melindungi sel-sel tubuh dari kerusakan yang berpotensi memicu kanker. Penelitian bahkan menunjukkan bahwa buah mungil ini dapat memperlambat pertumbuhan sel kanker dan memberi perlindungan terhadap beberapa jenis kanker, termasuk kanker payudara, usus besar, dan rongga mulut.

Selain itu, bluberi juga merupakan sumber vitamin C, serat, dan berbagai nutrisi lain yang membantu memperkuat sistem imun sekaligus mendukung kesehatan pencernaan.

3. Anggur

ilustrasi buah anggur (pexels.com/Cup of Couple)
ilustrasi buah anggur (pexels.com/Cup of Couple)

Di balik kulit tipis anggur merah dan ungu, tersimpan senyawa alami bernama resveratrol. Senyawa ini merupakan antioksidan kuat yang mampu melindungi DNA dari kerusakan sekaligus memperlambat pertumbuhan sel kanker.

Sejumlah penelitian menunjukkan, konsumsi anggur dapat membantu menurunkan risiko beberapa jenis kanker, termasuk kanker payudara, usus besar, dan prostat. Cara kerja resveratrol cukup unik, yaitu menetralkan radikal bebas yang merusak sel dan mengurangi peradangan kronis, dua faktor yang berperan besar dalam proses pembentukan kanker.

Memang, kadar resveratrol tinggi yang digunakan dalam penelitian laboratorium sulit dicapai hanya dari pola makan sehari-hari. Meski begitu, buah seperti anggur tetap memberi manfaat kesehatan yang nyata, terutama jika dikonsumsi secara teratur sebagai bagian dari pola makan seimbang.

4. Tomat

Meskipun sering dianggap sayur dalam dunia kuliner, tomat sebenarnya adalah buah, dan termasuk salah satu yang paling menyehatkan. Tomat kaya akan likopen, antioksidan kuat yang dalam berbagai studi menunjukkan potensi besar sebagai senyawa antikanker.

Menariknya, memasak tomat justru meningkatkan kadar likopen di dalamnya. Bahkan, ketika tomat dimasak bersama lemak sehat, seperti minyak zaitun, kemampuan tubuh untuk menyerap likopen meningkat lebih optimal.

Fitokimia seperti likopen bekerja sinergis jika dikombinasikan dengan fitokimia lain dari buah atau sayuran berbeda. Misalnya, tomat dan brokoli, penelitian menunjukkan bahwa ketika keduanya dikonsumsi bersamaan, pertumbuhan kanker prostat berkurang lebih signifikan dibandingkan jika dikonsumsi secara terpisah.

5. Sitrus

Buah-buahan sitrus seperti jeruk, lemon, limau, hingga jeruk mandarin sarat dengan nutrisi penting yang mendukung kesehatan secara menyeluruh dan bahkan dapat membantu menurunkan risiko kanker.

Di dalamnya terkandung vitamin C, serat, serta beragam senyawa bioaktif seperti flavonoid, karotenoid, limonoid, dan terpen. Semua komponen ini bekerja bersama-sama untuk melindungi sel dari kerusakan, mengurangi peradangan, serta menjaga sel tetap sehat.

Kebiasaan mengonsumsi buah sitrus secara rutin dikaitkan dengan penurunan risiko beberapa jenis kanker, terutama kanker lambung, kerongkongan, dan mulut.

6. Stroberi

ilustrasi makan strawberry (pexels.com/Nathan Cowley)
ilustrasi makan strawberry (pexels.com/Nathan Cowley)

Di balik rasa manis dan asamnya, stroberi menyimpan kekuatan besar untuk kesehatan. Buah ini kaya akan antioksidan seperti vitamin C, antosianin, dan asam ellagik. Semua senyawa ini bekerja sama untuk menetralisir radikal bebas berbahaya, mengurangi peradangan, dan menjaga sel-sel tubuh tetap sehat.

Sejumlah penelitian menunjukkan bahwa konsumsi stroberi secara rutin dapat membantu menurunkan risiko beberapa jenis kanker, termasuk kanker kerongkongan dan kanker payudara. Selain itu, stroberi juga berperan dalam menjaga tekanan darah tetap sehat, menstabilkan kadar gula darah, serta menyediakan serat dan fitonutrien lain yang mendukung kesehatan secara menyeluruh.

Dengan kata lain, menambahkan stroberi ke dalam menu harian bukan hanya soal cita rasa, tetapi juga investasi sederhana untuk kesehatan jangka panjang.

7. Delima

Biji-biji delima yang merah berkilau mengandung antioksidan dan senyawa antiinflamasi yang dapat membantu memperlambat pertumbuhan sel kanker sekaligus mengurangi penyebaran tumor.

Sejumlah penelitian menunjukkan bahwa jus, ekstrak, maupun minyak biji delima berpotensi memengaruhi berbagai jenis kanker, termasuk kanker payudara, prostat, kandung kemih, kulit, paru-paru, hingga usus besar. Cara kerjanya adalah dengan mengganggu proses biologis yang memungkinkan kanker berkembang dan menyebar di dalam tubuh.

Namun, para ahli menekankan bahwa masih dibutuhkan lebih banyak studi pada manusia untuk menentukan seberapa banyak konsumsi delima yang optimal dalam pencegahan kanker. Meski begitu, menambahkan buah ini ke dalam pola makan jelas bisa menjadi langkah sederhana untuk mendukung kesehatan sekaligus memberi perlindungan tambahan.

8. Ceri

Ceri mengandung senyawa antiinflamasi yang tak cuma membantu menjaga kesehatan jantung, yang penting untuk daya tahan tubuh dan sirkulasi darah yang sehat, tetapi juga berpotensi menurunkan risiko kanker secara keseluruhan.

Buah ini bekerja dengan cara mengurangi stres oksidatif dan peradangan, dua faktor utama yang berperan dalam kerusakan sel dan pembentukan kanker. Bahkan, penelitian menunjukkan bahwa ceri dapat memengaruhi cara sel kanker tumbuh dan bertahan hidup.

Walaupun manfaatnya dapat bervariasi tergantung pada jenis ceri dan seberapa baik tubuh menyerap senyawanya, tetapi menambahkan ceri ke dalam menu harian jelas bisa mendukung kesehatan secara menyeluruh sekaligus memberi perlindungan ekstra terhadap risiko kanker.

9. Alpukat

ilustrasi makan alpukat (freepik.com/pvproductions)
ilustrasi makan alpukat (freepik.com/pvproductions)

Alpukat memberi manfaat besar bagi berbagai sistem tubuh, mulai dari kesehatan jantung, mata, tulang, hingga pencernaan. Namun, studi juga menemukan bahwa kemungkinan alpukat juga membantu melindungi tubuh dari beberapa jenis kanker serta menghambat pertumbuhan sel kanker.

Alpukat mengandung beragam nutrisi yang diduga berperan dalam pencegahan kanker, meski penelitian spesifik masih terbatas. Salah satu studi besar melibatkan 45.289 laki-laki dan 67.039 perempuan untuk menelusuri kaitan ini. Hasilnya, laki-laki yang rutin mengonsumsi alpukat setidaknya sekali seminggu memiliki risiko lebih rendah terhadap beberapa jenis kanker, termasuk kanker kolorektal, paru-paru, dan kandung kemih.

Namun, hasil berbeda terlihat pada perempuan dalam Nurses’ Health Study (NHS). Mereka yang makan alpukat justru tercatat memiliki risiko lebih tinggi terkena kanker payudara, meski tidak ditemukan kaitan jelas dengan jenis kanker lainnya.

Temuan ini menegaskan bahwa manfaat alpukat dalam pencegahan kanker masih perlu diteliti lebih jauh. Meski begitu, dengan kandungan gizinya, alpukat tetap menjadi salah satu buah untuk menunjang kesehatan tubuh secara menyeluruh.

Pola makan memiliki dampak terhadap risiko kanker. Salah satu makanan yang sangat disarankan untuk rutin dikonsumsi adalah buah-buahan karena kaya akan vitamin, mineral, serat, serta fitokimia yang mendukung perlindungan sel tubuh.

Namun, perlu dicatat bahwa banyak temuan ini masih berasal dari penelitian laboratorium, hewan percobaan, atau studi observasional, sehingga belum sepenuhnya bisa disamakan dengan efek langsung pada manusia. Karena itu, para ahli menekankan bahwa masih dibutuhkan lebih banyak penelitian klinis untuk benar-benar memahami bagaimana buah dan komponen aktif di dalamnya bekerja dalam pencegahan kanker.

Walaupun demikian, yang sudah pasti adalah pola makan kaya akan buah segar, ditambah gaya hidup sehat seperti olahraga teratur, tidur cukup, dan menjaga berat badan ideal, adalah langkah aman sekaligus efektif untuk meningkatkan kesehatan secara menyeluruh. Dan, jika buah bisa sekaligus memberi perlindungan tambahan terhadap kanker, maka setiap potong yang kamu konsumsi adalah investasi kecil untuk masa depan kesehatan.

Referensi

"Fruit, vegetables and cancer." World Cancer Research Fund. Diakses September 2025.

"Fruits That May Help Lower Cancer Risk." Verywell Health. Diakses September 2025.

Srimanta Patra et al., “Dietary Polyphenols in Chemoprevention and Synergistic Effect in Cancer: Clinical Evidences and Molecular Mechanisms of Action,” Phytomedicine 90 (August 6, 2021): 153554, https://doi.org/10.1016/j.phymed.2021.153554.

Kuan-Hsun Wu et al., “The Apple Polyphenol Phloretin Inhibits Breast Cancer Cell Migration and Proliferation via Inhibition of Signals by Type 2 Glucose Transporter,” Journal of Food and Drug Analysis 26, no. 1 (April 18, 2017): 221–31, https://doi.org/10.1016/j.jfda.2017.03.009.

"Cancer-fighting foods to reduce cancer risk." Medical News Today. Diakses September 2025.

Jiaqi Liu et al., “Anthocyanins: Promising Natural Products With Diverse Pharmacological Activities,” Molecules 26, no. 13 (June 22, 2021): 3807, https://doi.org/10.3390/molecules26133807.

Maryam S. Farvid et al., “Postdiagnostic Fruit and Vegetable Consumption and Breast Cancer Survival: Prospective Analyses in the Nurses’ Health Studies,” Cancer Research 80, no. 22 (November 13, 2020): 5134–43, https://doi.org/10.1158/0008-5472.can-18-3515.

Sadia Afrin et al., “Chemopreventive and Therapeutic Effects of Edible Berries: A Focus on Colon Cancer Prevention and Treatment,” Molecules 21, no. 2 (January 30, 2016): 169, https://doi.org/10.3390/molecules21020169.

César Esquivel-Chirino et al., “The Protective Role of Cranberries and Blueberries in Oral Cancer,” Plants 12, no. 12 (June 15, 2023): 2330, https://doi.org/10.3390/plants12122330.

Mohd Farhan and Asim Rizvi, “The Pharmacological Properties of Red Grape Polyphenol Resveratrol: Clinical Trials and Obstacles in Drug Development,” Nutrients 15, no. 20 (October 23, 2023): 4486, https://doi.org/10.3390/nu15204486.

"Eat These Fruits for a Sweet Way to Reduce Your Cancer Risk." The Ohio State University. Diakses September 2025.

Ibrahim, Muhammad Suhail et al. “A Comprehensive Review on the Health-Orientated Aspects of Strawberries: Strawberry Health Benefits”. 2023. Food Science & Applied Microbiology Reports 2 (1): 1-7. https://doi.org/10.61363/fsamr.v2i1.57.

Abdur Rauf et al., “The Role of Pomegranate (Punica Granatum) in Cancer Prevention and Treatment: Modulating Signaling Pathways From Inflammation to Metastasis,” Food Science & Nutrition 13, no. 2 (January 31, 2025), https://doi.org/10.1002/fsn3.4674.

"The Strength of Avocados to Fight Cancer." National Foundation for Cancer Research. Diakses September 2025.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Nuruliar F
EditorNuruliar F
Follow Us

Latest in Health

See More

4 Alasan Mengapa Cacingan Masih Menjadi Masalah Kesehatan di Indonesia

08 Sep 2025, 21:08 WIBHealth